Wednesday, December 21, 2011

Surah » Al-Hijr » Jumlah Ayat: 99 dari1-99

15. Al Hijr
 Muqaddimah 

Surat ini terdiri atas 99 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Al Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang didiami zaman dahulu oleh kaum Tsamud terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria).
Nama surat ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah s.w.t., karena mendustakan Nabi Shaleh a.s. dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah kaum yang lain yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth a.s. dan kaum Syu'aib a.s. Dari ke semua kisah-kisah itu dapat diambil pelajaran bahwa orang-orang yang menentang ajaran rasul-rasul akan mengalami kehancuran.

Pokok-pokok isinya :

1. Keimanan:
Kepastian nasib suatu bangsa hanya di tangan Allah; Allah menjamin kemurnian Al Quran sepanjang masa; syaitan tidak dapat menaiki alam malakut, karena ada yang menjaganya, alam malakut (langit) senantiasa dijaga dari syaitan; kadar rezki yang diberikan kepada manusia sesuai dengan hikmah kebijaksanaan Allah; Allah memelihara hambaNya yang telah mendapat taufiq dari godaan syaitan; Allah di samping bersifat pengampun dan penyayang juga mengazab orang-orang yang ingkar; manusia dihimpun pada hari kiamat.

2. Hukum-hukum:
Larangan melakukan homosexuel; kewajiban melakukan ibadah selama hidup; larangan menginginkan harta orang kafir; perintah kepada Nabi Muhammad s.a.w. agar melakukan da'wah agama secara terang-terangan; larangan berputus asa terhadap rahmat Allah.

3. Kisah-kisah:
Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kaum Syu'aib dan kaum Shaleh a.s. (Tsamud).

4. Dan lain-lain:
Kejadian-kejadian dalam alam ini menunjukkan kebesaran Allah; kejadian alam dan isinya mengandung hikmah; angin mengawinkan tepung sari bunga-bungaan; asal kejadian Adam a.s.

alif-laam-raa tilka aayaatu alkitaabi waqur-aanin mubiinin


1. Alif, laam, raa. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang sempurna), yaitu (ayat-ayat) Al-Qur'an yang memberi penjelasan.
rubamaa yawaddu alladziina kafaruu law kaanuu muslimiina


2. Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
dzarhum ya/kuluu wayatamatta'uu wayulhihimu al-amalu fasawfa ya'lamuuna


3. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).
wamaa ahlaknaa min qaryatin illaa walahaa kitaabun ma'luumun


4. Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.
maa tasbiqu min ummatin ajalahaa wamaa yasta/khiruuna


5. Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan (nya).
waqaaluu yaa ayyuhaa alladzii nuzzila 'alayhi aldzdzikru innaka lamajnuunun


6. Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al-Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila [792].

[792]. Kata-kata ini diucapkan oleh orang-orang kafir Mekah kepada Nabi SAW sebagai ejekan.
law maa ta/tiinaa bialmalaa-ikati in kunta mina alshshaadiqiina


7. Mengapa kamu tidak mendatangkan malaikat kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar?"
maa nunazzilu almalaa-ikata illaa bialhaqqi wamaa kaanuu idzan munzhariina


8. Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh.
innaa nahnu nazzalnaa aldzdzikra wa-innaa lahu lahaafizhuuna


9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya [793].

[793]. Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur'an selama-lamanya.
walaqad arsalnaa min qablika fii syiya'i al-awwaliina


10. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum kamu kepada umat-umat yang terdahulu.


wamaa ya/tiihim min rasuulin illaa kaanuu bihi yastahzi-uuna 

11. Dan tidak datang seorang rasulpun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

kadzaalika naslukuhu fii quluubi almujrimiina 

12. Demikianlah, Kami mamasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) kedalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir),

laa yu/minuuna bihi waqad khalat sunnatu al-awwaliina 

13. mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur'an) dan sesungguhnya telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang dahulu [794].

[794]. Maksud "sunnatullah" di sini ialah membinasakan orang-orang yang mendustakan rasul.

walaw fatahnaa 'alayhim baaban mina alssamaa-i fazhalluu fiihi ya'rujuuna

14. Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya,

laqaaluu innamaa sukkirat abshaarunaa bal nahnu qawmun mashuuruuna

15. tentulah mereka berkata: "Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir".

walaqad ja'alnaa fii alssamaa-i buruujan wazayyannaahaa lilnnaatsiriina

16. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya),

wahafizhnaahaa min kulli syaythaanin rajiimin 

17. dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk,

illaa mani istaraqa alssam'a fa-atba'ahu syihaabun mubiinun 

18. kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.

waal-ardha madadnaahaa wa-alqaynaa fiihaa rawaasiya wa-anbatnaa fiihaa min kulli syay-in mawzuunin 

19. Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.

waja'alnaa lakum fiihaa ma'aayisya waman lastum lahu biraaziqiina 

20. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya


wa-in min syay-in illaa 'indanaa khazaa-inuhu wamaa nunazziluhu illaa biqadarin ma'luumin

21. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya [795]; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.

[795]. Maksudnya segala sesuatu itu sumbernya dari Allah s.w.t.

wa-arsalnaa alrriyaaha lawaaqiha fa-anzalnaa mina alssamaa-i maa-an fa-asqaynaakumuuhu wamaa antum lahu bikhaaziniina 

22. Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.

wa-innaa lanahnu nuhyii wanumiitu wanahnu alwaaritsuuna 

23. Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi.

walaqad 'alimnaa almustaqdimiina minkum walaqad 'alimnaa almusta/khiriina

24. Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada-mu dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripadamu).

wa-inna rabbaka huwa yahsyuruhum innahu hakiimun 'aliimun 

25. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

walaqad khalaqnaa al-insaana min shalshaalin min hama-in masnuunin

26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

waaljaanna khalaqnaahu min qablu min naari alssamuumi 

27. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.

wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii khaaliqun basyaran min shalshaalin min hama-in masnuunin 

28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,

fa-idzaa sawwaytuhu wanafakhtu fiihi min ruuhii faqa'uu lahu saajidiina

29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud [796].

[796]. Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.

fasajada almalaa-ikatu kulluhum ajma'uuna 

30. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama


illaa ibliisa abaa an yakuuna ma'a alssaajidiina 

31. kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu.

qaala yaa ibliisu maa laka allaa takuuna ma'a alssaajidiina 

32. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"

qaala lam akun li-asjuda libasyarin khalaqtahu min shalshaalin min hama-in masnuunin

33. Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"

qaala faukhruj minhaa fa-innaka rajiimun 

34. Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,

wa-inna 'alayka alla'nata ilaa yawmi alddiini 

35. dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".

qaala rabbi fa-anzhirnii ilaa yawmi yub'atsuuna 

36. Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan [797],

[797]. Maksudnya Iblis memohon agar dia tidak diazab dari sekarang melainkan diberikan kebebasan hidup sampai hari berbangkit.

qaala fa-innaka mina almunzhariina 

37. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,

ilaa yawmi alwaqti alma'luumi 

38. sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan [798],

[798]. Ya'ni waktu tiupan pertama tanda permulaan hari kiamat.

qaala rabbi bimaa aghwaytanii lauzayyinanna lahum fii al-ardhi walaughwiyannahum ajma'iina

39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,

illaa 'ibaadaka minhumu almukhlashiina 

40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis [799] di antara mereka".

[799]. Yang dimaksud dengan "mukhlis" ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.


qaala haadzaa shiraathun 'alayya mustaqiimun 

41. Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya) [800].

[800]. Maksudnya pemberian taufiq dari Allah s.w.t. untuk mentaati-Nya, sehingga seseorang terlepas dari tipu daya syaitan mengikuti jalan yang lurus yang dijaga Allah s.w.t. Jadi sesat atau tidaknya seseorang adalah Allah yang menentukan.

inna 'ibaadii laysa laka 'alayhim sulthaanun illaa mani ittaba'aka mina alghaawiina

42. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.

wa-inna jahannama lamaw'iduhum ajma'iina 

43. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Tsa'labi mengetengahkan sebuah hadis melalui Salman Al-Farisi, disebutkan bahwa tatkala Salman mendengar firman Allah swt. diturunkan, yaitu, "Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka semuanya." (Q.S. Al-Hijr 43). Maka Salman melarikan diri selama tiga hari tiga malam, karena ketakutan dan ia lakukan itu dalam keadaan tidak sadar, karena saking takutnya. Kemudian ia dihadapkan kepada Nabi saw. Nabi saw. menanyakan kepadanya tentang apa yang telah diperbuatnya itu, lalu Salman menjawab, "Wahai Rasulullah! Ketika ayat ini diturunkan, 'Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka semuanya.' (Q.S. Al-Hijr 43) Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan membawa perkara yang hak, sungguh ayat tersebut membuat hatiku terputus." Maka Allah menurunkan firman-Nya yang lain, yaitu, "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir)." (Q.S. Al-Hijr 45).

lahaa sab'atu abwaabin likulli baabin minhum juz-un maqsuumun 

44. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.

inna almuttaqiina fii jannaatin wa'uyuunin 

45. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ali bin Husain yang menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar dan Umar, yaitu firman-Nya, "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka." (Q.S. Al-Hijr 47). Lalu ada yang bertanya, "Dendam apakah itu?" Ali bin Husain menjawab, "Dendam jahiliah. Sesungguhnya Bani Tamim dan Bani Addi serta Bani Hasyim, di antara mereka terdapat permusuhan sewaktu zaman jahiliah. Ketika mereka masuk Islam mereka menjadi orang-orang yang saling mencintai. Pada suatu hari Abu Bakar sakit rematik, kemudian Ali segera menghangatkan tangannya, lalu ia usapkan ke pinggang Abu Bakar. Pada saat itu turunlah firman-Nya, yaitu ayat di atas tadi."

udkhuluuhaa bisalaamin aaminiina 

46. (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman [801]"

[801]. Sejahtera dari bencana dan aman dari malapetaka.

wanaza'naa maa fii shuduurihim min ghillin ikhwaanan 'alaa sururin mutaqaabiliina

47. Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani mengetengahkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Zubair yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. bertemu dengan segolongan para sahabatnya, mereka sedang ketawa-ketawa. Lalu Nabi saw. bersabda menegur mereka, "Apakah kalian masih juga dapat tertawa sedangkan surga dan neraka disebutkan di hadapan kalian?" Setelah itu turunlah firman-Nya, "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih." (Q.S. Al-Hijr 49-50). Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang sama dengan melalui sanad yang lain, yaitu melalui seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi saw. Sahabat itu menceritakan, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. menengok kami (para sahabat) dari pintu yang biasa dimasuki oleh orang-orang Bani Syaibah. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Aku lihat kalian tertawa-tawa mengapa?" Setelah itu Nabi pergi tetapi mundur kembali, lalu bersabda, "Sesungguhnya sewaktu aku pergi, dan sampai di Hijr, tiba-tiba datanglah malaikat Jibril, lalu ia berkata, 'Hai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah berfirman kepadamu, mengapa engkau berputus asa terhadap hamba-hamba-Ku? Maka kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.'"

laa yamassuhum fiihaa nashabun wamaa hum minhaa bimukhrajiina 

48. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.

nabbi/ 'ibaadii annii anaa alghafuuru alrrahiimu 

49. Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani mengetengahkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Zubair yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. bertemu dengan segolongan para sahabatnya, mereka sedang ketawa-ketawa. Lalu Nabi saw. bersabda menegur mereka, "Apakah kalian masih juga dapat tertawa sedangkan surga dan neraka disebutkan di hadapan kalian?" Setelah itu turunlah firman-Nya, "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih." (Q.S. Al-Hijr 49-50). Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang sama dengan melalui sanad yang lain, yaitu melalui seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi saw. Sahabat itu menceritakan, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. menengok kami (para sahabat) dari pintu yang biasa dimasuki oleh orang-orang Bani Syaibah. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Aku lihat kalian tertawa-tawa mengapa?" Setelah itu Nabi pergi tetapi mundur kembali, lalu bersabda, "Sesungguhnya sewaktu aku pergi, dan sampai di Hijr, tiba-tiba datanglah malaikat Jibril, lalu ia berkata, 'Hai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah berfirman kepadamu, mengapa engkau berputus asa terhadap hamba-hamba-Ku? Maka kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.'"

wa-anna 'adzaabii huwa al'adzaabu al-aliimu 

50. dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Bazzar dan Imam Thabrani mengetengahkan sebuah hadis melalui Anas bin Malik r.a. yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Nabi saw. lewat bertemu dengan segolongan orang-orang Mekah. Lalu mereka menunjuk-nunjukkan jari telunjuk mereka diarahkan lurus ke tengkuk Nabi saw. (dari belakangnya) seraya berkata, "Inilah orangnya yang mengaku-aku menjadi seorang nabi dan ditemani malaikat Jibril." Maka malaikat Jibril pun menunjukkan pula dengan jari telunjuknya ke arah mereka, maka pada saat itu juga badan mereka penuh dengan bisul, kemudian bisul itu mengeluarkan nanah yang berbau sangat busuk, sehingga tidak ada seorang pun yang berani mendekat kepada mereka. Maka pada saat itu juga turunlah firman-Nya, "Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokkan kamu..." (Q.S. Al-Hijr 95)


wanabbi/hum 'an dhayfi ibraahiima 

51. Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim [802].

[802]. Tamu Nabi Ibrahim a.s. di sini ialah malaikat.

idz dakhaluu 'alayhi faqaaluu salaaman qaala innaa minkum wajiluuna

52. Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: "Salaam". Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu".

qaaluu laa tawjal innaa nubasysyiruka bighulaamin 'aliimin 

53. Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim [803] ".

[803]. Yang dimaksud dengan seorang anak laki-laki yang alim ialah Ishak a.s.

qaala abasysyartumuunii 'alaa an massaniya alkibaru fabima tubasysyiruuni

54. Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?"

qaaluu basysyarnaaka bialhaqqi falaa takun mina alqaanithiina 

55. Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa".

qaala waman yaqnathu min rahmati rabbihi illaa aldhdhaalluuna 

56. Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".

qaala famaa khathbukum ayyuhaa almursaluuna 

57. Berkata (pula) Ibrahim: "Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para utusan?"

qaaluu innaa ursilnaa ilaa qawmin mujrimiina 

58. Mereka menjawab: "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa,

illaa aala luuthin innaa lamunajjuuhum ajma'iina 

59. kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanya,

illaa imra-atahu qaddarnaa innahaa lamina alghaabiriina 

60. kecuali istrinya. Kami telah menentukan, bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya)"


falammaa jaa-a aala luuthin almursaluuna 

61. Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya,

qaala innakum qawmun munkaruuna 

62. ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal".

qaaluu bal ji/naaka bimaa kaanuu fiihi yamtaruuna 

63. Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan.

wa-ataynaaka bialhaqqi wa-innaa lashaadiquuna 

64. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar.

fa-asri bi-ahlika biqith'in mina allayli waittabi' adbaarahum walaa yaltafit minkum ahadun waimdhuu haytsu tu/maruuna 

65. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang [804] dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu".

[804]. Perhatikanlah kembali ayat 81 surat (11) Hud.

waqadhaynaa ilayhi dzaalika al-amra anna daabira haaulaa-i maqthuu'un mushbihiina

66. Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.

wajaa-a ahlu almadiinati yastabsyiruuna 

67. Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu [805].

[805]. Riwayat Luth dalam surat Hijr ini, tidak diceritakan menurut urutan kejadian seperti pada surat (11) Hud.

qaala inna haaulaa-i dhayfii falaa tafdhahuuni 

68. Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku),

waittaquu allaaha walaa tukhzuuni 

69. dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina".

qaaluu awa lam nanhaka 'ani al'aalamiina 

70. Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia [806]?"

[806]. Mereka ingin berbuat homosexuel dengan tamu-tamu itu dan mereka memang telah pernah mengancam Luth, agar tidak menghalangi mereka daripada berbuat demikian


qaala haaulaa-i banaatii in kuntum faa'iliina 

71. Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)".

la'amruka innahum lafii sakratihim ya'mahuuna 

72. (Allah berfirman): "Demi umurmu [807] (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)".

[807]. Orang Arab biasa bersumpah dengan umur seseorang. Disini Allah bersumpah dengan umur atau kehidupan Nabi Muhammad SAW untuk memuliakan beliau.

fa-akhadzat-humu alshshayhatu musyriqiina 

73. Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.

faja'alnaa 'aaliyahaa saafilahaa wa-amtharnaa 'alayhim hijaaratan min sijjiilin

74. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.

inna fii dzaalika laaayaatin lilmutawassimiina 

75. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.

wa-innahaa labisabiilin muqiimin 

76. Dan sesungguhnya kota [808] itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).

[808]. Yang dimaksud "kota" di sini ialah kota Sadom yang terletak dekat pantai Laut Tengah.

inna fii dzaalika laaayatan lilmu/miniina 

77. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

wa-in kaana ash-haabu al-aykati lazhaalimiina 

78. Dan sesungguhnya adalah penduduk Aikah [809] itu benar-benar kaum yang zalim,

[809]. Penduduk Aikah ini ialah kaum Syu'aib. Aikah ialah tempat yang berhutan di daerah Mad-yan.

faintaqamnaa minhum wa-innahumaa labi-imaamin mubiinin 

79. maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota [810] itu benar-benar terletak di jalan umum yang terang.

[810]. Ya'ni kota kaum Luth (Sadom) dan Aikah.

walaqad kadzdzaba ash-haabu alhijri almursaliina 

80. Dan sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr [811] telah mendustakan rasul-rasul [812],

[811]. Penduduk kota Al-Hijr ini ialah kaum Tsamud. Al-Hijr tempat yang terletak di Wadi Qura antara Madinah dan Syria.

[812]. Yang dimaksud rasul-rasul di sini ialah Shaleh. Mestinya di sini disebut "rasul", tetapi disebut rasul-rasul (Jama') karena mendustakan seorang rasul sama dengan mendustakan semua Rasul-rasul



waaataynaahum aayaatinaa fakaanuu 'anhaa mu'ridhiina 

81. dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling daripadanya,

wakaanuu yanhituuna mina aljibaali buyuutan aaminiina 

82. dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman.

fa-akhadzat-humu alshshayhatu mushbihiina 

83. Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi [813],

[813]. Peristiwa itu terjadi pada hari yang keempat, sesudah datangnya peringatan kepada mereka.

famaa aghnaa 'anhum maa kaanuu yaksibuuna 

84. maka tak dapat menolong mereka, apa yang telah mereka usahakan.

wamaa khalaqnaa alssamaawaati waal-ardha wamaa baynahumaa illaa bialhaqqi wa-inna alssaa'ata laaatiyatun faishfahi alshshafha aljamiila 

85. Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.

inna rabbaka huwa alkhallaaqu al'aliimu 

86. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

walaqad aataynaaka sab'an mina almatsaanii waalqur-aana al'azhiima

87. Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang [814] dan Al-Qur'an yang agung.

[814]. Yang dimaksud tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang ialah surat Al-Faatihah yang terdiri dari tujuh ayat. Sebagian Ahli tafsir mengatakan tujuh surat-surat yang panjang yaitu Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maaidah, An-Nissa', Al 'Araaf, Al An'aam dan Al-Anfaal atau At-Taubah.

laa tamuddanna 'aynayka ilaa maa matta'naa bihi azwaajan minhum walaa tahzan 'alayhim waikhfidh janaahaka lilmu/miniina 

88. Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada keni'matan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

waqul innii anaa alnnadziiru almubiinu 

89. Dan katakanlah: "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan".

kamaa anzalnaa 'alaa almuqtasimiina 

90. Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah) [815],

[815]. Yang dimaksud dengan orang-orang yang membagi-bagi Kitab Allah ialah orang-orang yang menerima sebagian isi Kitab dan menolak sebahagian yang lain



alladziina ja'aluu alqur-aana 'idhiina 

91. (yaitu) orang-orang [816] yang telah menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi [817].

[816]. Yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani Yang membagi-bagi Al-Qur'an, ada bagian yang mereka percayai dan ada pula bagian yang mereka ingkari.

[817]. Maksud ayat 89, 90, 91, ialah Allah s.w.t. menyuruh Nabi Muhammad SAW memperingatkan kepada orang Yahudi dan Nasrani bahwa Allah akan menurunkan azab kepada mereka sebagaimana Allah telah membinasakan kaum Tsamud.

fawarabbika lanas-alannahum ajma'iina 

92. Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,

'ammaa kaanuu ya'maluuna 

93. tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.

faishda' bimaa tu/maru wa-a'ridh 'ani almusyrikiina 

94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

innaa kafaynaaka almustahzi-iina 

95. Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),

alladziina yaj'aluuna ma'a allaahi ilaahan aakhara fasawfa ya'lamuuna

96. (Yaitu) orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya).

walaqad na'lamu annaka yadhiiqu shadruka bimaa yaquuluuna 

97. Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan,

fasabbih bihamdi rabbika wakun mina alssaajidiina 

98. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat),

wau'bud rabbaka hattaa ya/tiyaka alyaqiinu 

99. dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)

 Penutup 

Dalam surat Al Hijr ini banyak terdapat ayat-ayat yang menunjukkan bukti-bukti adanya Allah serta kekuasaan-Nya, baik bukti-bukti yang ada di langit dan di bumi, maupun yang ada pada kejadian manusia serta kehidupan mereka. Disebutkan pula di dalamnya kisah-kisah beberapa nabi dan macam-macam azab yang ditimpakan kepada kaum yang mendustakan para rasul Allah itu. Tercantum juga tentang anugerah Allah yang besar yang diberikan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yakni As Sab'ul Matsaani atau surat Al Faatihah dan Al Quranul Karim.

HUBUNGAN SURAT AL HIJR DENGAN SURAT AN NAHL

1. Sebagaimana umumnya surat-surat yang turun di Mekah sebelum hijrah berisi soal-soal ketauhidan, kerasulan dan hari kiamat, begitu pulalah kedua surat ini.

2. Pada bagian akhir surat Al Hijr (ayat 92, 93), Allah menyatakan bahwa manusia akan diminta pertanggungan jawabnya pada hari kiamat terhadap apa yang telah dikerjakannya di dunia ini, maka pada awal surat An Nahl, Allah menegaskan kepastian datangnya hari kiamat itu, dan pada ayat 93 An Nahl ditegaskan lagi pertanggungan jawab manusia itu.

3. Pada bagian pertama surat Al Hijr, Allah menerangkan tentang kebenaran Al Quran serta jaminan-Nya untuk memeliharanya, sedang dalam surat An Nahl terdapat ancaman-ancaman terhadap mereka yang mendustakan kebenaran Al Quran itu.

No comments:

Post a Comment