wa-ilaa tsamuuda akhaahum shaalihan qaala yaa qawmi u'buduu allaaha maa lakum min ilaahin ghayruhu huwa ansya-akum mina al-ardhi waista'marakum fiihaa faistaghfiruuhu tsumma tuubuu ilayhi inna rabbii qariibun mujiibun
61. Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya [726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do'a hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
qaaluu yaa shaalihu qad kunta fiinaa marjuwwan qabla haadzaa atanhaanaa an na'buda maa ya'budu aabaaunaa wa-innanaa lafii syakkin mimmaa tad'uunaa ilayhi muriibun
62. Kaum Tsamud berkata: "Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami ? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."
qaala yaa qawmi ara-aytum in kuntu 'alaa bayyinatin min rabbii waaataanii minhu rahmatan faman yanshurunii mina allaahi in 'ashaytuhu famaa taziiduunanii ghayra takhsiirin
63. Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian.
wayaa qawmi haadzihi naaqatu allaahi lakum aayatan fadzaruuhaa ta/kul fii ardhi allaahi walaa tamassuuhaa bisuu-in faya/khudzakum 'adzaabun qariibun
64. Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mu'jizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat."
fa'aqaruuhaa faqaala tamatta'uu fii daarikum tsalaatsata ayyaamin dzaalika wa'dun ghayru makdzuubin
65. Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari [727], itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."
[727] Perbuatan mereka menusuk unta itu adalah suatu pelanggaran terhadap larangan Nabi Shaleh a.s. Oleh sebab itu Allah menjatuhkan kepada mereka hukuman yaitu membatasi hidup mereka hanya dalam tempo tiga hari, maka sebagai ejekan mereka disuruh bersuka ria selama tiga hari itu.
falammaa jaa-a amrunaa najjaynaa shaalihan waalladziina aamanuu ma'ahu birahmatin minnaa wamin khizyi yawmi-idzin inna rabbaka huwa alqawiyyu al'aziizu
66. Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
wa-akhadza alladziina zhalamuu alshshayhatu fa-ashbahuu fii diyaarihim jaatsimiina
67. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya,
ka-an lam yaghnaw fiihaa alaa inna tsamuuda kafaruu rabbahum alaa bu'dan litsamuuda
68. seolah-olah mereka belum pernah berdiam [728] di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.
[728] Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka hancur lebur oleh guntur itu, tanpa bekas, seakan-akan mereka tidak pernah ada.
walaqad jaa-at rusulunaa ibraahiima bialbusyraa qaaluu salaaman qaala salaamun famaa labitsa an jaa-a bi'ijlin haniidzin
69. Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.
falammaa raaa aydiyahum laa tashilu ilayhi nakirahum wa-awjasa minhum khiifatan qaaluu laa takhaf innaa ursilnaa ilaa qawmi luuthin
70. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth."
waimra-atuhu qaa-imatun fadhahikat fabasysyarnaahaa bi-ishaaqa wamin waraa-i ishaaqa ya'quuba
71. Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.
qaalat yaa waylataa a-alidu wa-anaa 'ajuuzun wahaadzaa ba'lii syaykhan inna haadzaa lasyay-un 'ajiibun
72. Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh."
qaaluu ata'jabiina min amri allaahi rahmatu allaahi wabarakaatuhu 'alaykum ahla albayti innahu hamiidun majiidun
73. Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."
falammaa dzahaba 'an ibraahiima alrraw'u wajaa-at-hu albusyraa yujaadilunaa fii qawmi luuthin
74. Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth.
inna ibraahiima lahaliimun awwaahun muniibun
75. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.
yaa ibraahiimu a'ridh 'an haadzaa innahu qad jaa-a amru rabbika wa-innahum aatiihim 'adzaabun ghayru marduudin
76. Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak.
walammaa jaa-at rusulunaa luuthan sii-a bihim wadaaqa bihim dzar'an waqaala haadzaa yawmun 'ashiibun
77. Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: "Ini adalah hari yang amat sulit [729]."
[729] Nabi Luth a.s. merasa susah akan kedatangan utusan-utuaan Allah itu karena mereka berupa pemuda yang rupawan sedangkan kaum Luth amat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk melakukan homo sexual. Dan dia merasa tidak sanggup melindungi mereka bilamana ada gangguan dari kaumnya.
wajaa-ahu qawmuhu yuhra'uuna ilayhi wamin qablu kaanuu ya'maluuna alssayyi-aati qaala yaa qawmi haaulaa-i banaatii hunna athharu lakum faittaquu allaaha walaa tukhzuuni fii dhayfii alaysa minkum rajulun rasyiidun
78. Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji [730]. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal ?"
[730] Maksudnya perbuatan keji di sini ialah: mengerjakan liwath (homosexuil).
qaaluu laqad 'alimta maa lanaa fii banaatika min haqqin wa-innaka lata'lamu maa nuriidu
79. Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan [731] terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki."
[731] Maksudnya: mereka tidak punya syahwat terhadap wanita.
qaala law anna lii bikum quwwatan aw aawii ilaa ruknin syadiidin
80. Luth berkata: "Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)."
qaaluu yaa luuthu innaa rusulu rabbika lan yashiluu ilayka fa-asri bi-ahlika biqith'in mina allayli walaa yaltafit minkum ahadun illaa imra-ataka innahu mushiibuhaa maa ashaabahum inna maw'idahumu alshshubhu alaysa alshshubhu biqariibin
81. Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal [732], kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?".
[732] Kata "tertinggal" di sini terjemahan dari kalimah "yaltafit." Ada pula mufassir menterjemahkannya dengan "menoleh ke belakang"
falammaa jaa-a amrunaa ja'alnaa 'aaliyahaa saafilahaa wa-amtharnaa 'alayhaa hijaaratan min sijjiilin mandhuudin
82. Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
musawwamatan 'inda rabbika wamaa hiya mina alzhzhaalimiina biba'iidin
83. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang za]im [733].
[733] Yakni orang-orang zalim itu karena kezalimannya, mereka pasti mendapat siksa yang demikian. Adapula sebagian mufassir mengartikan bahwa negeri kaum Luth yang dibinasakan itu tidak jauh dari negeri Mekah.
wa-ilaa madyana akhaahum syu'ayban qaala yaa qawmi u'buduu allaaha maa lakum min ilaahin ghayruhu walaa tanqushuu almikyaala waalmiizaana innii araakum bikhayrin wa-innii akhaafu 'alaykum 'adzaaba yawmin muhiithin
84. Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."
wayaa qawmi awfuu almikyaala waalmiizaana bialqisthi walaa tabkhasuu alnnaasa asyyaa-ahum walaa ta'tsaw fii al-ardhi mufsidiina
85. Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
baqiyyatu allaahi khayrun lakum in kuntum mu/miniina wamaa anaa 'alaykum bihafiizhin
86. Sisa (keuntungan) dari Allah [734] adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu"
[734] Yang dimaksud dengan "sisa keuntungan dari Allah" ialah keuntungan yang halal dalam perdagangan sesudah mencukupkan takaran dan timbangan.
qaaluu yaa syu'aybu ashalaatuka ta/muruka an natruka maa ya'budu aabaaunaa aw an naf'ala fii amwaalinaa maa nasyaau innaka la-anta alhaliimu alrrasyiidu
87. Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal [735]."
[735] Perkataan ini mereka ucapkan untuk mengejek Nabi Syu'aib a.s.
qaala yaa qawmi ara-aytum in kuntu 'alaa bayyinatin min rabbii warazaqanii minhu rizqan hasanan wamaa uriidu an ukhaalifakum ilaa maa anhaakum 'anhu in uriidu illaa al-ishlaaha maa istatha'tu wamaa tawfiiqii illaa biallaahi 'alayhi tawakkaltu wa-ilayhi uniibu
88. Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.
wayaa qawmi laa yajrimannakum syiqaaqii an yushiibakum mitslu maa ashaaba qawma nuuhin aw qawma huudin aw qawma shaalihin wamaa qawmu luuthin minkum biba'iidin
89. Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.
waistaghfiruu rabbakum tsumma tuubuu ilayhi inna rabbii rahiimun waduudun
90. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih
qaaluu yaa syu'aybu maa nafqahu katsiiran mimmaa taquulu wa-innaa lanaraaka fiinaa dha'iifan walawlaa rahthuka larajamnaaka wamaa anta 'alaynaa bi'aziizin
91. Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami."
qaala yaa qawmi arahthii a'azzu 'alaykum mina allaahi waittakhadztumuuhu waraa-akum zhihriyyan inna rabbii bimaa ta'maluuna muhiithun
92. Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan."
wayaa qawmi i'maluu 'alaa makaanatikum innii 'aamilun sawfa ta'lamuuna man ya/tiihi 'adzaabun yukhziihi waman huwa kaadzibun wairtaqibuu inne ma'akum raqiibun
93. Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu."
walammaa jaa-a amrunaa najjaynaa syu'ayban waalladziina aamanuu ma'ahu birahmatin minnaa wa-akhadzati alladziina zhalamuu alshshayhatu fa-ashbahuu fii diyaarihim jaatsimiina
94. Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
ka-an lam yaghnaw fiihaa alaa bu'dan limadyana kamaa ba'idat tsamuudu
95. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.
walaqad arsalnaa muusaa bi-aayaatinaa wasulthaanin mubiinin
96. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mu'jizat yang nyata,
ilaa fir'awna wamala-ihi faittaba'uu amra fir'awna wamaa amru fir'awna birasyiidin
97. kepada Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar.
yaqdumu qawmahu yawma alqiyaamati fa-awradahumu alnnaara wabi/sa alwirdu almawruudu
98. Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.
wautbi'uu fii haadzihi la'natan wayawma alqiyaamati bi/sa alrrifdu almarfuudu
99. Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. La'nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.
dzaalika min anbaa-i alquraa naqushshuhu 'alayka minhaa qaa-imun wahashiidun
100. Itu adalah sebahagian dan berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.
wamaa zhalamnaahum walaakin zhalamuu anfusahum famaa aghnat 'anhum aalihatuhumu allatii yad'uuna min duuni allaahi min syay-in lammaa jaa-a amru rabbika wamaa zaaduuhum ghayra tatbiibin
101. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.
wakadzaalika akhdzu rabbika idzaa akhadza alquraa wahiya zhaalimatun inna akhdzahu aliimun syadiidun
102. Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.
inna fii dzaalika laaayatan liman khaafa 'adzaaba al-aakhirati dzaalika yawmun majmuu'un lahu alnnaasu wadzaalika yawmun masyhuudun
103. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).
wamaa nu-akhkhiruhu illaa li-ajalin ma'duudin
104. Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu.
yawma ya/ti laa takallamu nafsun illaa bi-idznihi faminhum syaqiyyun wasa'iidin
105. Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.
fa-ammaa alladziina syaquu fafii alnnaari lahum fiihaa zafiirun wasyahiiqun
106. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),
khaalidiina fiihaa maa daamati alssamaawaatu waal-ardhu illaa maa syaa-a rabbuka inna rabbaka fa''aalun limaa yuriidu
107. mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi [736], kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
[736] Alam akhirat juga mempunyai langit dan bumi tersendiri.
wa-ammaa alladziina su'iduu fafii aljannati khaalidiina fiihaa maa daamati alssamaawaatu waal-ardhu illaa maa syaa-a rabbuka 'athaa-an ghayra majdzuudzin
108. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.
falaa taku fii miryatin mimmaa ya'budu haaulaa-i maa ya'buduuna illaa kamaa ya'budu aabaauhum min qablu wa-innaa lamuwaffuuhum nashiibahum ghayra manquushin
109. Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka [737]. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikitpun.
[737] Maksudnya: jangan ragu-ragu bahwa menyembah berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan buruk akibatnya.
walaqad aataynaa muusaa alkitaaba faikhtulifa fiihi walawlaa kalimatun sabaqat min rabbika laqudhiya baynahum wa-innahum lafii syakkin minhu muriibun
110. Dan sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa, lalu diperselisihkan tentang Kitab itu [738]. Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka [739]. Dan sesungguhnya mereka (orang-orang kafir Mekah) dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap Al-Qur'an.
[738] Ayat ini suatu penghibur kepada Nabi Muhammad SAW sewaktu beliau menghadapi tantangan terhadap Al-Qur'an oleh orang kafir Mekah. Allah menceritakan bahwa Taurat yang dibawa Nabi Musa a.s. dahulupun juga dapat tantangan oleh orang-orang Yahudi.
[739] Maksudnya: andaikata tidak ada ketetapan penundaan azab terhadap mereka sampai hari kiamat, tentulah mereka dibinasakan dalam waktu itu juga.
wa-inna kullan lammaa layuwaffiyannahum rabbuka a'maalahum innahu bimaa ya'maluuna khabiirun
111. Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup, (balasan) pekerjaan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
faistaqim kamaa umirta waman taaba ma'aka walaa tathghaw innahu bimaa ta'maluuna bashiirun
112. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
walaa tarkanuu ilaa alladziina zhalamuu fatamassakumu alnnaaru wamaa lakum min duuni allaahi min awliyaa-a tsumma laa tunsharuuna
113. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim [740] yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.
[740] Cenderung kepada orang yang zalim maksudnya menggauli mereka serta meridhai perbuatannya. Akan tetapi jika bergaul dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud agar mereka kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, maka dibolehkan.
wa-aqimi alshshalaata tharafayi alnnahaari wazulafan mina allayli inna alhasanaati yudzhibna alssayyi-aati dzaalika dzikraa lildzdzaakiriina
114. Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa para sahabat berkata kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah! Sudikah engkau menceritakan tentang kisah-kisah kepada kami." Lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik..." (Q.S. Yusuf 3). Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang serupa, dengan mengambil jalur periwayatan yang bersumber dari Abdullah bin Masud r.a.
waishbir fa-inna allaaha laa yudhii'u ajra almuhsiniina
115. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.
falawlaa kaana mina alquruuni min qablikum uluu baqiyyatin yanhawna 'ani alfasaadi fii al-ardhi illaa qaliilan mimman anjaynaa minhum waittaba'a alladziina zhalamuu maa utrifuu fiihi wakaanuu mujrimiina
116. Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.
wamaa kaana rabbuka liyuhlika alquraa bizhulmin wa-ahluhaa mushlihuuna
117. Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
walaw syaa-a rabbuka laja'ala alnnaasa ummatan waahidatan walaa yazaaluuna mukhtalifiina
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,
illaa man rahima rabbuka walidzaalika khalaqahum watammat kalimatu rabbika la-amla-anna jahannama mina aljinnati waalnnaasi ajma'iina
119. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
wakullan naqushshu 'alayka min anbaa-i alrrusuli maa nutsabbitu bihi fu-aadaka wajaa-aka fii haadzihi alhaqqu wamaw'izhatun wadzikraa lilmu/miniina
120. Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman
waqul lilladziina laa yu/minuuna i'maluu 'alaa makaanatikum innaa 'aamiluuna
121. Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: "Berbuatlah menurut kemampuanmu; sesungguhnya Kami-pun berbuat (pula)."
waintazhiruu innaa muntazhiruuna
122. Dan tunggulah (akibat perbuatanmu); sesungguhnya kamipun menunggu (pula)."
walillaahi ghaybu alssamaawaati waal-ardhi wa-ilayhi yurja'u al-amru kulluhu fau'budhu watawakkal 'alayhi wamaa rabbuka bighaafilin 'ammaa ta'maluuna
123. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
Penutup |
---|
Surat Hud mengandung hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama, seperti: Ketauhidan, kerasulan, hari berbangkit, kemudian dihubungkan dengan da'wah yang telah dilakukan oleh para Nabi kepada kaumnya. HUBUNGAN SURAT HUUD DENGAN SURAT YUSUF 1. Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan aliif laam raa dan kemudian diiringi dengan penjelasan tentang Al Quran. 2. Surat Yusuf menyempurnakan penjelasan kisah para rasul yang disebut dalam surat Hud dan surat Yusuf, kemudian kisah itu dijadikan dalil untuk menyatakan bahwa Al Quran itu adalah wahyu Ilahi; tidak ada lagi sesudah Nabi Muhammad s.a.w. nabi-nabi atau rasul-rasul yang diutus Allah. 3. Perbedaan kedua surat ini dalam menjelaskan kisah-kisah para Nabi ialah bahwa dalam surat Hud diutarakan kisah beberapa orang rasul dengan kaumnya dalam menyampaikan risalahnya, akibat-akibat bagi orang yang mengikuti mereka dan akibat bagi orang yang mendustakan, kemudian dijadikan perbandingan dan khabar yang mengancam kaum musyrikin Arab beserta pengikut-pengikutnya. Dalam surat Yusuf diterangkan tentang kehidupan Nabi Yusuf yang mula-mula dianiaya oleh saudara-saudaranya yang kemudian menjadi orang yang berkuasa yang dapat menolong saudara-saudaranya dan ibu bapanya. Pribadi Nabi Yusuf a.s. ini harus dijadikan teladan oleh semua yang beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w. |
No comments:
Post a Comment