Alat kontra persi dalam sejarah perkembangannya
Pencetus dan penemu berbagai persi di buatnya
Dari penemu penemu dan pengakuaannya
Banyak claim penemu dan Negara mengakuinya
Sebagai penemu pertama dengan keangkuhan
Tak mengakui sejarah dan penemu awal yang menemukan
Pembiasan cahaya melewati permukaan tanpa warna
Seperti halnya air kaca dan udara ahinya jadi kaca mata
Inilah kaca mata yang mempunyai sejarah panjang
Yang akurasinya tak jelas seakan terbuang
Ah…. pusing mikirinnya juga…
Mending nulis sendiri tentang kaca mata
Sekitar kemarin lusa aku pergi bertamasya
Pergi dari Haram nabawi ke masjid Quba
Membawa harapan untuk kemusytasfa
Mengajukan permohonan sebuah kacamata
Ya.. memang sebuah kacamata
Bukan sebuah istilah dalam wacana
Bukan juga penentuan ahir bercerita
Seperti ketentuan dengan kacamata
Baik buruk itu tergantung kacamata
Maka pakailah kacamata kuda
Agar bisa memandang jalan keinginan
Memandang lurus kedepan
Ketika ketidak adilan di rasakan
Dan mengatakan itu suatu kedoliman
Yang tentu akan selalu merugikan
Dengan memakai kacamata kuda
Ahh….. itu juga hanya istilah…
Agar bisa arip dan tidak pilah pilah
Nah ….ini dia baru nyata…….
Bukan istilah kala bercerita
Tetapi benar sebuah kaca mata
Dengan harga pantastis kalau di Indonesia
Itu juga untuk aku yang belum jadi kaya
Taukah? Berapa harga kacamata!!
Hampir dua jutaan kalau di Indonesia
Mahal harga kacamata bukan!!
Ya… memang mahal namun ini di berikan
Dana Cuma cuma dari syarikah di sediakan
Sebagai dana kesehatan untuk karyawan
Dengan kaca mata memperoleh kenyamanan
Mata jadi tidak silau kala di terik mata hari
Mungkin juga bisa bergaya mengisi hari hari
Yang penting tidak seperti Asep irama bernyanyi
Membawa tongkat di tangan setia menemani
Dan bernyanyi”tunjukan kemana langkah ku ini”
Dengan kacamata hitam bertenger di muka
Kaca mata hitam namun tidak sama
Milikku mungil serasi dengan muka
Sedap di pandang mata yang melihatnya
Pencetus dan penemu berbagai persi di buatnya
Dari penemu penemu dan pengakuaannya
Banyak claim penemu dan Negara mengakuinya
Sebagai penemu pertama dengan keangkuhan
Tak mengakui sejarah dan penemu awal yang menemukan
Pembiasan cahaya melewati permukaan tanpa warna
Seperti halnya air kaca dan udara ahinya jadi kaca mata
Inilah kaca mata yang mempunyai sejarah panjang
Yang akurasinya tak jelas seakan terbuang
Ah…. pusing mikirinnya juga…
Mending nulis sendiri tentang kaca mata
Sekitar kemarin lusa aku pergi bertamasya
Pergi dari Haram nabawi ke masjid Quba
Membawa harapan untuk kemusytasfa
Mengajukan permohonan sebuah kacamata
Ya.. memang sebuah kacamata
Bukan sebuah istilah dalam wacana
Bukan juga penentuan ahir bercerita
Seperti ketentuan dengan kacamata
Baik buruk itu tergantung kacamata
Maka pakailah kacamata kuda
Agar bisa memandang jalan keinginan
Memandang lurus kedepan
Ketika ketidak adilan di rasakan
Dan mengatakan itu suatu kedoliman
Yang tentu akan selalu merugikan
Dengan memakai kacamata kuda
Ahh….. itu juga hanya istilah…
Agar bisa arip dan tidak pilah pilah
Nah ….ini dia baru nyata…….
Bukan istilah kala bercerita
Tetapi benar sebuah kaca mata
Dengan harga pantastis kalau di Indonesia
Itu juga untuk aku yang belum jadi kaya
Taukah? Berapa harga kacamata!!
Hampir dua jutaan kalau di Indonesia
Mahal harga kacamata bukan!!
Ya… memang mahal namun ini di berikan
Dana Cuma cuma dari syarikah di sediakan
Sebagai dana kesehatan untuk karyawan
Dengan kaca mata memperoleh kenyamanan
Mata jadi tidak silau kala di terik mata hari
Mungkin juga bisa bergaya mengisi hari hari
Yang penting tidak seperti Asep irama bernyanyi
Membawa tongkat di tangan setia menemani
Dan bernyanyi”tunjukan kemana langkah ku ini”
Dengan kacamata hitam bertenger di muka
Kaca mata hitam namun tidak sama
Milikku mungil serasi dengan muka
Sedap di pandang mata yang melihatnya