Anak ayam makanmengkudu
Menetas di pohonn lada
Menangis hamba sendu sendu
Teringat akan kekasih lama
Ikan tete menyela
todak
Naik sampan turun
perahu
Berhaluan kami
tidak
Angin
berkisar kami tak tau
Sungguh dalam lautan teduh
Kapal berlayar di tengah malam
Luka di tangan boleh sembuh
Luka di hati menaroh dendam
Pucuk pauh selera pauh
Di bawah dari tanah jawa
Adik jauh kakanda jauh
Bila masanya kita bersua
Matahari berdiri tegak
Panas dan terik tidak dirasa
Bukan maksud hamba tak hendak
Harta jualah yang berkuaasa
Di simpai simpai
sarung padang
Di simpai di patut
patut
Kupikir piker
duduk seorang
Rasa’kan keras
kutarik surut
Sapu tangan sudutnya empat
Sepasang dengan selendangnya
Hati ragu takut tak dapat
Melarat badan apa gunanya
Semasa hidup ibu
dan bapa
Terasa senang
lahir dan batin
Sudah terang kita
bersaudara
Keanpa seperti
orang lain
Di tungku air mendidih
Penyeduh kopi tengah malam
Hati kami tsangat sedih
Terasa hiba remuk di dalam
Pisang emas masak di kebun
Ambil pisau di elah tiga
Panas melantak ke ubun ubun
Bawalah tumpang badan hamba
Patipun di landa banjir
Tampak nan dari pariaman
Berpeluh badan dalam air
Sangant menanggung perasaan
Selidik bertali
kuning
Tali pengikat
burung balam
Menangis nasi
dalam piring
Mendengar ratap
tengah malam
Merah merah bunga selasih
Di tanam anak orang jawa
Rela tuan mengasih
Kami menumpang hidup saja
Kalau nak tau di
tanjung sani
Lihatlah pandan
yang berduri
Kalau nak tak tau
di uantung kami
Dapat petang habis
pagi
Kalau nak tau di rumah raja
Lihatlah pandan yang berduri
Kalau nak tau di untung saya
Lihatlah ombak menghempas diri
Kalau nak tau di rumah raja
Lihatlah pandan yang berduri
Kalau nak tau di untung saya
Ibarat
awan petang hari
Kalau nak tau di rumah raja
Lihatlah pandan yang berduri
Kalau nak tau di untung saya
Ibaarat jantung tertusuk duri
Pagi hari pergi
kesaawah
Siang mandi
ketepian
Lihatlah taun
banang basah
Begitu kusutnya
perhatian
Orang memancing ikan si nangis
Di bawa orang pulang petang
Tuan kandung jangan menangis
Nantikan saya selesai berdendang
Raja berdaulat di
pulau sumba
Ulu balangnya
pergi berperang
Gerak alalah di
badan hamba
Beban berat pikul
seorang
Orang singgalang bertegak rumah
Hari nan sedang tengah hari
Ulah asung dan fitnah
Bercerai kasih di buatnya
Orang kurai
bertegak rumah
Rumah tuan malin
deman
Ulah asung dengan
fitnah
Berpisah orang
bertunangan
Beringin di tengah padang
Tumbuh dekat pohon kuini
Oleh hasut fitnah orang
Bercerai orang laki bini
Di batu karang
ombak menghempas
Tentang yang
dangkal menyebrang
Kalau di dunia
balas membalas
Alamat yangburuk
‘kan terbuang
Ke sebrang berdayung rakit
Rakit di dayung kepulau panjang
Jika hidup uanglah sulit
Jika mati amalan kurang
Anak orang sungai puar
Pintar menempa besi berani
Kalau ada sayapku lebar
Tidak kuhuni dunia ini
Anak orang padang si busuk
Kerimba memikat balam
Hati marah boleh di bujuk
Hati iba remukdi dalam
Engkau haji berju jubah
Kerimba berpikat
balam
Pada adik kasihlah
sudah
Bagi kami tambah
mendalam
Ramai pekannya paya kumbuh
Ramai nan sedang tengah hari
Patut benar hati kan rusuh
Begini benar untung diri
Melenguh sapi
belang putung
Tiap kesawah di
bajakan
Menangis si buruk
untung
Tiap bertenggang
‘rang tidakkan
Menanati pukat ‘rang kerinci
Dapat belanak dua dua
Sakit lalu sampai mati
‘lah lapuk niat di atas dunia
Lereng merapi
diatas anadalas
Nampak dari
parakjua
Kalau ingat dulu
pemalas
Sampai tua
menyesal jua
Orang cina berbaju satin
Sudah satin bersulam pula
Awak hina diripun miskin
Sudah miskin melarat pula
Orang cina berbaju
satin
Di jahit benang
suji
Awak hina diripun
miskin
Sudah begitu
banyak yang benci
Dari sampan tebarkan jarring
Jangan menjaring di dalam tebat
Kalau datang ngilu dan pening
Siapa orang akan mengobat
Air bangis di
lingkung sasak
Sasak di lingkung
kota alam
Kami meratap
mencari jejak
Jejak di hapus
hujan malam
Dari sampan tebarkan jarring
Jarring di lempar dengan timahnya
Hamba sedang ngilu dan pening
Tidak ada yang mengobatnya
Pergi menuai berdua dua
Panas memanggang
tengah hari
Hati alangkah
hibanya
‘lah bergenggam
genggam tak jadi
Kalau nak tau di tialatang kamang
Di pecan kamis duduk lurah
Kalak nak tau nasib orang dagang
Sehari senang sehari sususah
Panjang jembatan
muara mahat
Tiang nan dua
masuk laut
Sakit orang ada
berobat
Sakit kami semakin
larut
Orag Bombay menjual susu
Bombay berasal dari medan
Ibu relkan air susu
Jika untung relakan badan
Mati terbunuh ular
tedung
Mati terhampar dirumpun padi
Kaat ramalan
tukang tenung
Untung nan tidak
elok lagi
Anak muda empat sekawan
Berdagang kambing dengan sapi
Karena menenggang hati kawan
Racun di sangka air kopi
Nahkoda bernama
tun armat
Matinya tertimpa
durian
sakit tidak larut
amat
tapi lebih di
ketiduran
semenanjung malaka
pautan kuda nan berantai
bunda kandung bangun segera
dengar imbauan dagai sansei
hilang di mata
tanjing cina
hilang menjelang
tengah hari
sejak kecil badan
sengsara
hidup menangis
tiap hari
tinggi mahkota raja batak
padi tergerai di halaman
pegang petuah banyak banyak
meski bercerai usah lupakan
ramai orang di
simawang
ramai orang pergi
ke pecan
di mana badan tak
tergamang
sedang erat tuan
tinggalkan
Pitalah dan bunga tanjung
Ketiga dengan gunung raja
Tidak salah bunda mengandung
Anak seorang berjalan pula
Pitalah
bunga tanjung
Ketiga
kampong selayar
Bukan
salah bunda mengandung
Anak
seorang pergi berlayar
Hari hujan memakai tudung
Banyak orang duduk di lepau
Tidak salah bunda mengandun
Anak seorang pergi merantau
Terentang
putih riak danau
Meski
tenang beriak jua
Meski
senang tuan rantau
Surat
sepucuk kirimkan jua
Berlayar kapal ke betawi
Hendak menjelang pulau seberang
Jika lama seperti ini
Hidup memanis bersela tenggang
Beradu
salung sama salung
Mainkan
jari semuanya
Beradu ajung
sama ajung
Tersisih saja
badan kita
Masak padi lading rimba
Petik setangkai untuk obat
Dimana hati tidak kan iba
‘lah banyak hutang di perbuat
Mandi ke lubuk
mandalian
Udang di sangka
tali tali
Mabuk untung dan
perasaan
Petang di sangka pagi hari
Kayu besar di atas bukit
Entah berurat entah tidak
Anak dagang terdengar sakit
Entah berobat entah tidak
Ruput
sarut panjang sekali
Pandan
di rimba melandunkan
Sakit
hidup senang lah lagi
Badanlah
penat menanggungkan
Telah masak padi ‘rang kurai
Di sabit ‘ rang kota tua
Banyak masksud ‘rang tidak sampai
Ulah karena miskin jua
Pedati tua di
tarik kerbau
Delman di tarik
oleh kuda
Kalau ralat anak
di rantau
Pesan bunda di
ingat jua
Terentang kawaat di tiangan
Kawat menju ketengah kota
Tidak di harapdengan pkiran
Harapkan badan ingin bersua
Telah
penak kami berbangsi
Hari ‘kan pagi
baru pulang
Telah risau kami
menanti
Orang rantau
cepet pulang
Kalau jadi kawan ke pecan
Tidak mungkin berbalik lagi
Kalau jadi tuan berjalan
Tidak mungkin bersua lagi
Berbelok belok
sungai di garut
Airnya jernih
ikannya jinak
Berangkat tuan
saya menurut
Biarlah tinggal
nasi kumasak
Elok ranahnya batang arau
Tampak nan dari parak tua
Jika senang tuan di rantau
Kami di kampong ingatlah jua
Jika biduk tidak
berkayuh
Alamat karam di
lautan
Jika terinjak
negeri jauh
Orang rantau
punya tanggungan
Jika berbiduk usah berdayung
Jika berdayung badai’kan tiba
Orang di rantau jangan bermenung
Jika bermenung hati kan tiba
Jika dapat
kerambi berteduh
Sya tanam di
bawahbjenjang
Jika tuan
bersungguh sungguh
Gunggunglah
hamba bawa terbang
Berkebaya kerkain panjang
Sudah berkain berbaju pula
Kalau ada umur sama panjang
Bulan puasa bertemu pula
Kerambil setadan
lebat
Berminyak
terngah kuali
Berpesan saya
dalam surat
Orang rantau
pulanglah kini
Orang lintau ke batang sepat
Singgah sebentar kesepian
Orang rantau pulangklah cepat
‘lah rindu kampong menantikan
Ikan emas di
batu karang
Anak biawak di
dalm goa
Hujan emas di
negeri orang
Kampong awak di
kenang jua
Berburu rusa ditengah rimba
Hari senja mandi di kali
Tuan kandung pulang sebentar
Kami di kampong rindu menanti
Anak orang
sungai tenang
Pergi ke pecan
pergi kemiri
Tuan di rantau
terdengar tenang
Bawalah tumpang
badan kami
Sungguhpun benang kami pilin
Untuk menjahit kain sari
Sungguh pun surat kami kirim
Akan ganti nyawa badan diri
Tinggi tinggi
gunung padang
Tinggi menjulang
keudara
Salam manis
‘rang tanah minang
Maaf di minta
sama saudara
Orang padang berbaju satin
Memakai baju lengan panjang
Usah di hitung kaya dan miskin
Badan bertemu makanya senang
Menembak sultan
di haluan
Kena sebelah
kaki babi
Sayangnya kita
berjauhan
Kurang iman
pastilah diri
Ayam terpaut di halaman
Hari nan sedang pukul dua
Segala du’a di jadikan tuhan
Rantau dan kampong sma saja
Pohon keladi
pohon tembakau
Bunga bergerai
kembang petang
Kalau mati tua
di rantau
Nan melarat
terdengar pulang
Kota padang terdengar lenggang
Bagai dikalahkan burung garuda
Orang rantau cepatlah pulang
Di kampong kita kan hari raya
Keraatau di
tengah semak
Urut di makan ikan puyuh
Di rantau
berdansanak
Sakit bersandar
benih kayu
Ramai pekannya subgayang
Ramai nan sedang tehngah hari
Bila jauh dapat di jelang
Nan susah hilang tak bercari
Paduka pilinkan
kawat
Sutra pilinkan
pula
Jika suka
kirimkan surat
Jika tidak
apalah daya
Kalau jadi pandan bergerai
Musih pabila kan berbuku
Kalau jadi badan bercerai
Musin pa bila kan bertemu
Pulau pangan
lautannya dangkal
Tempat bermain
peteng pagi
Jawablah salam
adik nan tinggal
Kanda menrantau
sekarang kini
Pucuk pauh selara pauh
Jatuh berderaiselaranya
Adik jauh kakanda jauh
Jika rindu tangguhkan saja
Anak orang di
batu hampau
Kepekan kesungai
bulluh
Kanda tak usah
ragu ragu
Sungguhpun kita
sangat jauh
Pucuk pauh selera pauh
Ketiga daun giring giring
Kanda jauh adikpun jauh
Dalam surat kita berunding
Pilin berpilin
buah peteni
Berpilin ke
batang jambu
Kirim berkirin kalau
tak sampai
Musim pa bila
kan bertemu
Singkarak kotanya tinggi
Tempat bermain ikan raya
Tuan di rantau pulang kini
Kami berurai air mata
Lebat buahnya
sike duduk
Tumbuh sebatang
di halaman
Bermenung kami
sedang duduk
Ingat badan
berjauhan
Rimbun tumbuh batang pelupuh
Tidak sama si rumpun lalang
Dalam air badan berpeluh
Menanti tuan tak kunjung pulang
Di panjta pinang
berlumut
Di kunyah lembut
berderai
Di lihat gunung
berkabut
Kiranya kasih
kan bercerai
Beringin tanjung ampalu
Akarnya sela menyela
Dibatin saja kita bertemu
Dilahir banyak sengsaranya
Upik bernama
siti syamsiar
Orang ranah
indra pura
Dalam tidur adik
tergambar
Orang rantau
teringat jua
Jika terang cahaya bulan
Lilin padam nyalakan api
Andaikan lama tuan berjalan
Mungkin tertidur kami menanti
Meski tinggi di
panjat jua
Begitu suka akan
durian
Hati harap harap
jua
Rasa kan tiba
perkiriman
Ramailah orang pekan sabtu
Anak muda membeli cempedak
Hangus hati menaggung rindu
Entah bersua entah tidak
Hendak pergi ke
kota padang
Singgah sebentar
beli ketan
Tuan di rantau
baiklah pulang
Di rantau susah
mencari makan
Anak orang dari lintau
Membawa air dari tabung
Besarlah hati orang
Mendengar kabar dari kampung
Tanam cikarau
dalam lading
Ambil selara
junjunganya
Orang rantau
lekaslah pulang
Ranah
tepianmenghimbau jua
Anak orang di deli serdang
Pergi ke pasar berdua dua
Meski elok negri orang
Lihat lihat jua kampong bunda
Anak seberang di
pulau paku
Anak biawak
dalam perigi
Tidak ada orang
seperti aku
Awak datang
kekasih pergi
Pucuk pau selera pauh
Sembilu ledung ledung kan
Adik jauh kakanda jauh
Kalau rindu sama renungkan
Besar airnya
batng kuantan
Hanyut cicin
pakai permata
Terkenang tuan
sedang makan
Jatuh berurai
air mata
Tegenang air di kuantan
Banjirlah suara kiyai maja
Tergamang adik tinggalkan
Di mana lagi tempat bermanja
Penat memancing
ikan si nangis
Ikan tak dapat
seekor jua
Surat ku tulis
sambil menangis
Tinta bercampur
air mata
Mudik perahu kekuantan
Orang membawa nak harimau
Adik teringat di sedang makan
Perut lapar makan tak mau PERKENALAN
PERCERAIAN
NASIB
No comments:
Post a Comment