Sunday, December 18, 2011

Surah » Ali Imran » Jumlah Ayat: 200 DARI 1-50

3. Ali 'Imraan
 Muqaddimah 

Surat Ali 'Imraan yang terdiri dari 200 ayat ini adalah surat Madaniyyah. Dinamakan Ali 'Imraan karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a. s., kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Surat Al Baqarah dan Ali 'Imraan ini dinamakan Az Zahrawaani (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa a.s., kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. dan sebagainya.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:
Dalil-dalil dan alasan-alasan yang membantah orang Nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa a.s.; ketauhidan adalah dasar yang dibawa oleh seluruh Nabi.

2. Hukum-hukum:
Musyawarah; bermubahalah; larangan melakukan riba.

3. Kisah-kisah:
Kisah keluarga 'Imran; perang Badar dan Uhud dan pelajaran yang dapat diambil dari padanya.

4. Dan lain-lain:
Golongan-golongan manusia dalam memahami ayat-ayat mutasyaabihaat; sifat-sifat Allah; sifat orang-orang yang bertakwa; Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah; kemudharatan mengambil orang-orang kafir sebagai teman kepercayaan; pengambilan perjanjian para Nabi oleh Allah; perumpamaan-perumpamaan; peringatan-peringatan terhadap Ahli Kitab; Ka'bah adalah rumah peribadatan yang tertua dan bukti-buktinya; faedah mengingati Allah dan merenungkan ciptaanNya.

alif-laam-miim

1. Alif laam miim.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Rabi' bahwa orang-orang Nasrani datang kepada Nabi saw. lalu membantahnya tentang Nabi Isa, maka Allah swt. menurunkan, "Alif laam miim, allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum," sampai delapan puluh ayat lebih. Ibnu Ishak mengatakan bahwa Muhammad bin Sahal bin Abu Umamah menceritakan, "Ketika datang warga Najran kepada Rasulullah saw., mereka menanyakan kepada beliau tentang Isa bin Maryam, maka diturunkan mengenai mereka awal surah Ali Imran hingga ayat kedelapan puluh." Hadis ini diketengahkan oleh Imam Baihaqi di dalam kitab Ad-Dalailnya.
allaahu laa ilaaha illaa huwa alhayyu alqayyuumu

2. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya [181].

[181] Maksudnya: Allah mengatur langit dan bumi serta seisinya.
nazzala 'alayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi wa-anzala alttawraata waal-injiila


3. Dia menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,
min qablu hudan lilnnaasi wa-anzala alfurqaana inna alladziina kafaruu bi-aayaati allaahi lahum 'adzaabun syadiidun waallaahu 'aziizun dzuu intiqaamin


4. sebelum (Al-Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan [182]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).

[182] Al Furqaan ialah kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.
inna allaaha laa yakhfaa 'alayhi syay-un fii al-ardhi walaa fii alssamaa/-i


5. Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.
huwa alladzii yushawwirukum fii al-arhaami kayfa yasyaau laa ilaaha illaa huwa al'aziizu alhakiimu


6. Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
huwa alladzii anzala 'alayka alkitaaba minhu aayaatun muhkamaatun hunna ummu alkitaabi waukharu mutasyaabihaatun fa-ammaa alladziina fii quluubihim zayghun fayattabi'uuna maa tasyaabaha minhu ibtighaa-a alfitnati waibtighaa-a ta/wiilihi wamaa ya'lamu ta/wiilahu illaa allaahu waalrraasikhuuna fii al'ilmi yaquuluuna aamannaa bihi kullun min 'indi rabbinaa wamaa yadzdzakkaru illaa uluu al-albaabi


7. Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat [183], itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat [184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

[183] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.

[184] Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka anta alwahhaabu


8. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)".
rabbanaa innaka jaami'u alnnaasi liyawmin laa rayba fiihi inna allaaha laa yukhlifu almii'aada

9. "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.
inna alladziina kafaruu lan tughniya 'anhum amwaaluhum walaa awlaaduhum mina allaahi syay-an waulaa-ika hum waquudu alnnaari


10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,


kada/bi aali fir'awna waalladziina min qablihim kadzdzabuu bi-aayaatinaa fa-akhadzahumu allaahu bidzunuubihim waallaahu syadiidu al'iqaabi 

11. (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.

qul lilladziina kafaruu satughlabuuna watuhsyaruuna ilaa jahannama wabi/sa almihaadu

12. Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya".
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud di dalam kitab Sunan dan Imam Baihaqi di dalam kitab Dalail mengetengahkan hadis berikut melalui jalur Ibnu Ishak dari Muhammad bin Abu Muhammad dari Said atau Ikrimah dan dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah saw. memperoleh kemenangan dalam perang Badar, lalu beliau kembali ke Madinah, kemudian beliau mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa. Selanjutnya beliau bersabda kepada mereka, "Hai orang-orang Yahudi! Masuk Islamlah kalian sebelum kalian mendapat kekalahan seperti apa yang telah ditimpakan Allah atas kaum Quraisy (dalam perang Badar)." Orang-orang Yahudi menjawab, "Hai Muhammad! Janganlah engkau memperdaya dirimu sendiri hanya karena engkau telah memerangi segolongan orang-orang Quraisy, mereka adalah orang-orang kampungan yang tidak pandai perang! Demi Allah, jika berhadapan dengan kami, baru kamu ketahui bahwa kami ini orang-orang perang." Maka Allah pun menurunkan, "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir bahwa kamu pasti akan dikalahkan...," sampai dengan firman-Nya, "...bagi orang-orang yang mempunyai pandangan batin." (Q.S. Ali Imran 12-13)

qad kaana lakum aayatun fii fi-atayni iltaqataa fi-atun tuqaatilu fii sabiili allaahi waukhraa kaafiratun yarawnahum mitslayhim ra/ya al'ayni waallaahu yu-ayyidu binashrihi man yasyaau inna fii dzaalika la'ibratan li-ulii al-abshaari 

13. Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur) [185]. Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.

[185] Pertemuan dua golongan itu antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin terjadi dalam perang Badar. Badar nama suatu tempat yang terletak antara Mekah dengan Madinah dimana terdapat mata air.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud di dalam kitab Sunan dan Imam Baihaqi di dalam kitab Dalail mengetengahkan hadis berikut melalui jalur Ibnu Ishak dari Muhammad bin Abu Muhammad dari Said atau Ikrimah dan dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah saw. memperoleh kemenangan dalam perang Badar, lalu beliau kembali ke Madinah, kemudian beliau mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa. Selanjutnya beliau bersabda kepada mereka, "Hai orang-orang Yahudi! Masuk Islamlah kalian sebelum kalian mendapat kekalahan seperti apa yang telah ditimpakan Allah atas kaum Quraisy (dalam perang Badar)." Orang-orang Yahudi menjawab, "Hai Muhammad! Janganlah engkau memperdaya dirimu sendiri hanya karena engkau telah memerangi segolongan orang-orang Quraisy, mereka adalah orang-orang kampungan yang tidak pandai perang! Demi Allah, jika berhadapan dengan kami, baru kamu ketahui bahwa kami ini orang-orang perang." Maka Allah pun menurunkan, "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir bahwa kamu pasti akan dikalahkan...," sampai dengan firman-Nya, "...bagi orang-orang yang mempunyai pandangan batin." (Q.S. Ali Imran 12-13) Ibnu Munzir mengetengahkan dari Ikrimah bahwa seorang Yahudi bernama Fanhash mengatakan sehabis perang Badar, "Janganlah si Muhammad itu membanggakan dirinya mentang-mentang ia dapat membunuh dan mengalahkan orang-orang Quraisy! Orang-orang Quraisy itu tidak pandai berperang!" Maka turunlah ayat ini.

zuyyina lilnnaasi hubbu alsysyahawaati mina alnnisaa-i waalbaniina waalqanaathiiri almuqantharati mina aldzdzahabi waalfidhdhati waalkhayli almusawwamati waal-an'aami waalhartsi dzaalika mataa'u alhayaati alddunyaa waallaahu 'indahu husnu almaaabi 

14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak [l86] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

[186] Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

qul a-unabbi-ukum bikhayrin min dzaalikum lilladziina ittaqaw 'inda rabbihim jannaatun tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa wa-azwaajun muthahharatun waridhwaanun mina allaahi waallaahu bashiirun bial'ibaadi 

15. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

alladziina yaquuluuna rabbanaa innanaa aamannaa faighfir lanaa dzunuubanaa waqinaa 'adzaaba alnnaari 

16. (Yaitu) orang-orang yang berdo'a: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"

alshshaabiriina waalshshaadiqiina waalqaanitiina waalmunfiqiina waalmustaghfiriina bial-ashaari

17. (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur [187].

[187] Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh.

syahida allaahu annahu laa ilaaha illaa huwa waalmalaa-ikatu wauluu al'ilmi qaa-iman bialqisthi laa ilaaha illaa huwa al'aziizu alhakiimu 

18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu [188] (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

[188] Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.

inna alddiina 'inda allaahi al-islaamu wamaa ikhtalafa alladziina uutuu alkitaaba illaa min ba'di maa jaa-ahumu al'ilmu baghyan baynahum waman yakfur bi-aayaati allaahi fa-inna allaaha sarii'u alhisaabi 

19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab [189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

[189] Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur'an.

fa-in haajjuuka faqul aslamtu wajhiya lillaahi wamani ittaba'ani waqul lilladziina uutuu alkitaaba waal-ummiyyiina a-aslamtum fa-in aslamuu faqadi ihtadaw wa-in tawallaw fa-innamaa 'alayka albalaaghu waallaahu bashiirun bial'ibaadi 

20. Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi [19O]: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

[190] Ummi artinya ialah orang yang tidak tahu tulis baca. Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan ummi ialah orang musyrik Arab yang tidak tahu tulis baca. Menurut sebagian yang lain ialah orang-orang yang tidak diberi Al Kitab.



inna alladziina yakfuruuna bi-aayaati allaahi wayaqtuluuna alnnabiyyiina bighayri haqqin wayaqtuluuna alladziina ya/muruuna bialqisthi mina alnnaasi fabasysyirhum bi'adzaabin aliimin

21. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih.

ulaa-ika alladziina habithat a'maaluhum fii alddunyaa waal-aakhirati wamaa lahum min naasiriina

22. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.

alam tara ilaa alladziina uutuu nashiiban mina alkitaabi yud'awna ilaa kitaabi allaahi liyahkuma baynahum tsumma yatawallaa fariiqun minhum wahum mu'ridhuuna 

23. Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran).
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim, Ibnu Munzir dan Ikrimah mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Rasulullah saw. masuk ke rumah Madras menemui segolongan orang-orang Yahudi. Maka diserunya mereka kepada Allah, lalu kata Na'im bin Amr dan Harits bin Zaid kepada Nabi saw., 'Menganut agama apakah Anda, hai Muhammad?' Jawabnya, 'Menganut millah Ibrahim dan agamanya.' Kata mereka pula, 'Sesungguhnya Ibrahim itu beragama Yahudi.' Sabda Nabi saw. pula, 'Kalau begitu marilah kita pegang Taurat! Dialah yang akan menjadi hakim di antara kami dan tuan-tuan!' Kedua mereka itu menolak, maka Allah pun menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi bagian berupa Alkitab...,' sampai dengan firman-Nya, '...mereka ada-adakan.'" (Q.S. Ali Imran 23-24)

dzaalika bi-annahum qaaluu lan tamassanaa alnnaaru illaa ayyaaman ma'duudaatin wagharrahum fii diinihim maa kaanuu yaftaruuna 

24. Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung". Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim, Ibnu Munzir dan Ikrimah mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Rasulullah saw. masuk ke rumah Madras menemui segolongan orang-orang Yahudi. Maka diserunya mereka kepada Allah, lalu kata Na'im bin Amr dan Harits bin Zaid kepada Nabi saw., 'Menganut agama apakah Anda, hai Muhammad?' Jawabnya, 'Menganut millah Ibrahim dan agamanya.' Kata mereka pula, 'Sesungguhnya Ibrahim itu beragama Yahudi.' Sabda Nabi saw. pula, 'Kalau begitu marilah kita pegang Taurat! Dialah yang akan menjadi hakim di antara kami dan tuan-tuan!' Kedua mereka itu menolak, maka Allah pun menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi bagian berupa Alkitab...,' sampai dengan firman-Nya, '...mereka ada-adakan.'" (Q.S. Ali Imran 23-24)

fakayfa idzaa jama'naahum liyawmin laa rayba fiihi wawuffiyat kullu nafsin maa kasabat wahum laa yuzhlamuuna 

25. Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).

quli allaahumma maalika almulki tu/tii almulka man tasyaau watanzi'u almulka mimman tasyaau watu'izzu man tasyaau watudzillu man tasyaau biyadika alkhayru innaka 'alaa kulli syay-in qadiirun 

26. Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Dikeluarkan oleh Ibnu Abu Hatim dari Qatadah, katanya, "Orang- orang mengatakan kepada kami bahwa Rasulullah saw. memohon kepada Tuhan agar menundukkan kerajaan Romawi dan Persi ke dalam kekuasaan umatnya, maka Allah pun menurunkan, 'Katakanlah! Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan...sampai akhir ayat.'" (Q.S. Ali Imran 26)

tuuliju allayla fii alnnahaari watuuliju alnnahaara fii allayli watukhriju alhayya mina almayyiti watukhriju almayyita mina alhayyi watarzuqu man tasyaau bighayri hisaabin

27. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup [191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".

[191] Sebagian mufassirin memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. Dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.

laa yattakhidzi almu/minuuna alkaafiriina awliyaa-a min duuni almu/miniina waman yaf'al dzaalika falaysa mina allaahi fii syay-in illaa an tattaquu minhum tuqaatan wayuhadzdzirukumu allaahu nafsahu wa-ilaa allaahi almashiiru 

28. Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali [192] dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).

[192] Wali jamaknya auliyaa; berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas, katanya, "Hajjaj bin Amr, yakni sekutu dari Kaab bin Asyraf, Ibnu Abu Haqiq dan Qais bin Zaid telah mengadakan hubungan akrab dengan beberapa orang Ansar untuk menggoyahkan mereka dari agama mereka, maka kata Rifaah bin Munzir, Abdullah bin Jubair dan Saad bin Hatsmah kepada orang-orang Ansar itu, 'Jauhilah orang-orang Yahudi itu dan hindarilah hubungan erat dengan mereka agar kamu tidak terpengaruh dari agamamu!' Pada mulanya mereka tidak mengindahkan nasihat itu, maka Allah pun menurunkan terhadap mereka, 'Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir...,' sampai dengan firman-Nya, '....dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.'" (Q.S. Ali Imran 28-29)

qul in tukhfuu maa fii shuduurikum aw tubduuhu ya'lamhu allaahu waya'lamu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi waallaahu 'alaa kulli syay-in qadiirun

29. Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas, katanya, "Hajjaj bin Amr, yakni sekutu dari Kaab bin Asyraf, Ibnu Abu Haqiq dan Qais bin Zaid telah mengadakan hubungan akrab dengan beberapa orang Ansar untuk menggoyahkan mereka dari agama mereka, maka kata Rifaah bin Munzir, Abdullah bin Jubair dan Saad bin Hatsmah kepada orang-orang Ansar itu, 'Jauhilah orang-orang Yahudi itu dan hindarilah hubungan erat dengan mereka agar kamu tidak terpengaruh dari agamamu!' Pada mulanya mereka tidak mengindahkan nasihat itu, maka Allah pun menurunkan terhadap mereka, 'Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir...,' sampai dengan firman-Nya, '....dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.'" (Q.S. Ali Imran 28-29)

yawma tajidu kullu nafsin maa 'amilat min khayrin muhdaran wamaa 'amilat min suu-in tawaddu law anna baynahaa wabaynahu amadan ba'iidan wayuhadzdzirukumu allaahu nafsahu waallaahu rauufun bial'ibaadi 

30. Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.



qul in kuntum tuhibbuuna allaaha faittabi'uunii yuhbibkumu allaahu wayaghfir lakum dzunuubakum waallaahu ghafuurun rahiimun 

31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Munzir mengetengahkan dari Hasan, katanya, "Berkata beberapa golongan di masa Nabi saw., 'Demi Allah, wahai Muhammad! Sungguh kami amat mencintai Tuhan kita' Maka Allah pun menurunkan, 'Katakanlah! Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku...'" (Q.S. Ali Imran 31)

qul athii'uu allaaha waalrrasuula fa-in tawallaw fa-inna allaaha laa yuhibbu alkaafiriina

32. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

inna allaaha isthafaa aadama wanuuhan waaala ibraahiima waaala 'imraana 'alaa al'aalamiina

33. Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),

dzurriyyatan ba'dhuhaa min ba'dhin waallaahu samii'un 'aliimun 

34. (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

idz qaalati imra-atu 'imraana rabbi innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraran fataqabbal minnii innaka anta alssamii'u al'aliimu 

35. (Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

falammaa wadha'at-haa qaalat rabbi innii wadha'tuhaa untsaa waallaahu a'lamu bimaa wadha'at walaysa aldzdzakaru kaaluntsaa wa-innii sammaytuhaa maryama wa-innii u'iidzuhaa bika wadzurriyyatahaa mina alsysyaythaani alrrajiimi 

36. Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk."

fataqabbalahaa rabbuhaa biqabuulin hasanin wa-anbatahaa nabaatan hasanan wakaffalahaa zakariyyaa kullamaa dakhala 'alayhaa zakariyyaa almihraaba wajada 'indahaa rizqan qaala yaa maryamu annaa laki haadzaa qaalat huwa min 'indi allaahi inna allaaha yarzuqu man yasyaau bighayri hisaabin 

37. Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

hunaalika da'aa zakariyyaa rabbahu qaala rabbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thayyibatan innaka samii'u alddu'aa/-i 

38. Di sanalah Zakariya mendo'a kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a".

fanaadat-hu almalaa-ikatu wahuwa qaa-imun yushallii fii almihraabi anna allaaha yubasysyiruka biyahyaa mushaddiqan bikalimatin mina allaahi wasayyidan wahashuuran wanabiyyan mina alshshaalihiina 

39. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat [193] (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".

[193] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat "kun" (jadilah) tanpa bapak yaitu nabi 'Isa a.s.

qaala rabbi annaa yakuunu lii ghulaamun waqad balaghaniya alkibaru waimra-atii 'aaqirun qaala kadzaalika allaahu yaf'alu maa yasyaa/u 

40. Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?". Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".




qaala rabbi ij'al lii aayatan qaala aayatuka allaa tukallima alnnaasa tsalaatsata ayyaamin illaa ramzan waudzkur rabbaka katsiiran wasabbih bial'asyiyyi waal-ibkaari

41. Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".

wa-idz qaalati almalaa-ikatu yaa maryamu inna allaaha isthafaaki wathahharaki waisthafaaki 'alaa nisaa-i al'aalamiina 

42. Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).

yaa maryamu uqnutii lirabbiki wausjudii wairka'ii ma'a alrraaki'iina 

43. Hai Maryam, ta'atlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku' [194].

[194] Bersembahyanglah dengan berjama'ah.

dzaalika min anbaa-i alghaybi nuuhiihi ilayka wamaa kunta ladayhim idz yulquuna aqlaamahum ayyuhum yakfulu maryama wamaa kunta ladayhim idz yakhtashimuuna

44. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.

idz qaalati almalaa-ikatu yaa maryamu inna allaaha yubasysyiruki bikalimatin minhu ismuhu almasiihu 'iisaa ibnu maryama wajiihan fii alddunyaa waal-aakhirati wamina almuqarrabiina

45. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat [195] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),

[195] Lihat not. 193.

wayukallimu alnnaasa fii almahdi wakahlan wamina alshshaalihiina 

46. dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh."

qaalat rabbi annaa yakuunu lii waladun walam yamsasnii basyarun qaala kadzaaliki allaahu yakhluqu maa yasyaau idzaa qadaa amran fa-innamaa yaquulu lahu kun fayakuunu

47. Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.

wayu'allimuhu alkitaaba waalhikmata waalttawraata waal-injiila 

48. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab [196], Hikmah, Taurat dan Injil.

[196] Al Kitab di sini ada yang menafsirkan dengan pelajaran menulis, dan ada pula yang menafsirkannya dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain Taurat dan Injil.

warasuulan ilaa banii israa-iila annii qad ji/tukum bi-aayatin min rabbikum annii akhluqu lakum mina alththhiini kahay-ati alththhayri fa-anfukhu fiihi fayakuunu thayran bi-idzni allaahi waubri-u al-akmaha waal-abrasha wauhyii almawtaa bi-idzni allaahi wa-unabbi-ukum bimaa ta/kuluuna wamaa taddakhiruuna fii buyuutikum inna fii dzaalika laaayatan lakum in kuntum mu/miniina

49. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.

wamushaddiqan limaa bayna yadayya mina alttawraati wali-uhilla lakum ba'dha alladzii hurrima 'alaykum waji/tukum bi-aayatin min rabbikum faittaquu allaaha wa-athii'uuni

50. Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu'jizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan ta'atlah kepadaku

No comments:

Post a Comment