Wednesday, December 21, 2011

Surah » Al-Israa' » Jumlah Ayat: 111 dari 1-70



subhaana alladzii asraa bi'abdihi laylan mina almasjidi alharaami ilaa almasjidi al-aqshaa alladzii baaraknaa hawlahu linuriyahu min aayaatinaa innahu huwa alssamii'u albashiiru


1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya [847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

[847] Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.
 
 
waaataynaa muusaa alkitaaba waja'alnaahu hudan libanii israa-iila allaa tattakhidzuu min duunii wakiilaan


2. Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,
 
 
dzurriyyata man hamalnaa ma'a nuuhin innahu kaana 'abdan syakuuraan


3. (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.
 
 
waqadhaynaa ilaa banii israa-iila fii alkitaabi latufsidunna fii al-ardhi marratayni walata'lunna 'uluwwan kabiiraan


4. Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali [848] dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar".

[848] Yang dimaksud dengan membuat kerusakan dua kali ialah pertama menentang hukum Taurat, membunuh Nabi Syu'ya dan memenjarakan Armia dan yang kedua membunuh Nabi Zakaria dan bermaksud untuk membunuh Nabi Isa a.s. Akibat dari perbuatan itu, Yerusalem dihancurkan. (Al Maraghi).
 
 
fa-idzaa jaa-a wa'du uulaahumaa ba'atsnaa 'alaykum 'ibaadan lanaa ulii ba/sin syadiidin fajaasuu khilaala alddiyaari wakaana wa'dan maf'uulaan


5. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
 
 
tsumma radadnaa lakumu alkarrata 'alayhim wa-amdadnaakum bi-amwaalin wabaniina waja'alnaakum aktsara nafiiraan


6. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.
 
 
in ahsantum ahsantum li-anfusikum wa-in asa/tum falahaa fa-idzaa jaa-a wa'du al-aakhirati liyasuu-uu wujuuhakum waliyadkhuluu almasjida kamaa dakhaluuhu awwala marratin waliyutabbiruu maa 'alaw tatbiiraan


7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
 
 
'asaa rabbukum an yarhamakum wa-in 'udtum 'udnaa waja'alnaa jahannama lilkaafiriina hashiiraan


8. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.
 
 
inna haadzaa alqur-aana yahdii lillatii hiya aqwamu wayubasysyiru almu/miniina alladziina ya'maluuna alshshaalihaati anna lahum ajran kabiiraan


9. Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
 
 
wa-anna alladziina laa yu/minuuna bial-aakhirati a'tadnaa lahum 'adzaaban aliimaan


10. dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.


wayad'u al-insaanu bialsysyarri du'aa-ahu bialkhayri wakaana al-insaanu 'ajuulaan


11. Dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
 
 

waja'alnaa allayla waalnnahaara aayatayni famahawnaa aayata allayli waja'alnaa aayata alnnahaari mubshiratan litabtaghuu fadhlan min rabbikum walita'lamuu 'adada alssiniina waalhisaaba wakulla syay-in fashshalnaahu tafshiilaan


12. Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
 
 

wakulla insaanin alzamnaahu thaa-irahu fii 'unuqihi wanukhriju lahu yawma alqiyaamati kitaaban yalqaahu mansyuuraan


13. Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
 
 

iqra/ kitaabaka kafaa binafsika alyawma 'alayka hasiibaan


14. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu".
 
 

mani ihtadaa fa-innamaa yahtadii linafsihi waman dhalla fa-innamaa yadhillu 'alayhaa walaa taziru waaziratun wizra ukhraa wamaa kunnaa mu'adzdzibiina hattaa nab'atsa rasuulaan


15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Tabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Said Al-Khudri yang menceritakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya, "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya." (Q.S. Al-Isra 26). Lalu Rasulullah saw. memanggil Siti Fathimah, kemudian beliau memberinya tanah Fadak. Ibnu Katsir memberikan komentarnya, hal ini sulit untuk dimengerti, karena memberikan pengertian bahwa seolah-olah ayat ini diturunkan di Madinah. Padahal menurut pendapat yang masyhur diturunkan di Mekah. Ibnu Murdawaih meriwayatkan pula hadis yang serupa melalui Ibnu Abbas r.a.
 
 

wa-idzaa aradnaa an nuhlika qaryatan amarnaa mutrafiihaa fafasaquu fiihaa fahaqqa 'alayhaa alqawlu fadammarnaahaa tadmiiraan


16. Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta'ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
 
 

wakam ahlaknaa mina alquruuni min ba'di nuuhin wakafaa birabbika bidzunuubi 'ibaadihi khabiiran bashiiraan


17. Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.
 
 

man kaana yuriidu al'aajilata 'ajjalnaa lahu fiihaa maa nasyaau liman nuriidu tsumma ja'alnaa lahu jahannama yashlaahaa madzmuuman madhuuraan


18. Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.
 
 

waman araada al-aakhirata wasa'aa lahaa sa'yahaa wahuwa mu/minun faulaa-ika kaana sa'yuhum masykuuraan


19. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu'min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.
 
 

kullan numiddu haaulaa-i wahaaulaa-i min 'athaa-i rabbika wamaa kaana 'athaau rabbika mahtsuuraan


20. Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu [849] Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.

[849] Yang dimaksud "baik golongan ini maupun golongan itu" ialah mereka yang tersebut dalam ayat 18 dan 19 di atas.



unzhur kayfa fadhdhalnaa ba'dhahum 'alaa ba'dhin walal-aakhiratu akbaru darajaatin wa-akbaru tafdhiilaan
 
21. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.
 
 

laa taj'al ma'a allaahi ilaahan aakhara fataq'uda madzmuuman makhdzuulaan


22. Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).
 
 

waqadaa rabbuka allaa ta'buduu illaa iyyaahu wabialwaalidayni ihsaanan immaa yablughanna 'indaka alkibara ahaduhumaa aw kilaahumaa falaa taqul lahumaa uffin walaa tanharhumaa waqul lahumaa qawlan kariimaan


23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia [850].

[850] Mengucapkan kata "ah" kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
 
 

waikhfidh lahumaa janaaha aldzdzulli mina alrrahmati waqul rabbi irhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraan


24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
 
 

rabbukum a'lamu bimaa fii nufuusikum in takuunuu shaalihiina fa-innahu kaana lil-awwaabiina ghafuuraan


25. Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.
 
 

waaati dzaa alqurbaa haqqahu waalmiskiina waibna alssabiili walaa tubadzdzir tabdziiraan

26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Said bin Manshur mengetengahkan sebuah hadis melalui `Atha Al-Khurrasani yang menceritakan, bahwa ada segolongan orang-orang dari kabilah Muzayyanah datang untuk meminta makanan kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Aku tidak menemukan apa yang harus aku berikan kepada kalian." Lalu mereka berpaling pergi, sedangkan mata mereka mencucurkan air mata karena sedih; mereka menduga bahwa hal tersebut karena kemarahan Rasulullah saw. terhadap diri mereka. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat..." (Q.S. Al-Isra 28). Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Dhahhak yang menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang miskin yang meminta-minta kepada Nabi saw.
 
 

inna almubadzdziriina kaanuu ikhwaana alsysyayaathiini wakaana alsysyaythaanu lirabbihi kafuuraan


27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
 
 

wa-immaa tu'ridhanna 'anhumu ibtighaa-a rahmatin min rabbika tarjuuhaa faqul lahum qawlan maysuuraan


28. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas [851].

[851] Maksudnya: apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26, maka katakanlah kepada mereka perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka belum mendapat bantuan dari kamu. Dalam pada itu kamu berusaha untuk mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan kepada mereka hak-hak mereka.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Said bin Manshur mengetengahkan sebuah hadis melalui Sayar Abul Hakam yang menceritakan bahwa Rasulullah saw. telah menerima sejumlah pakaian; sedangkan Rasulullah saw. adalah orang yang sangat dermawan, maka beliau membagi-bagikannya kepada orang-orang lain. Kemudian datanglah suatu kaum kepadanya untuk meminta pakaian akan tetapi mereka mendapatkan bahwa pakaian itu telah habis terbagi. Maka Allah swt. telah menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya..." (Q.S. Al-Isra 29) Ibnu Murdawaih dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Masud r.a. yang menceritakan bahwa ada seorang anak datang kepada Nabi saw. lalu ia berkata, "Sesungguhnya ibuku meminta kepadamu ini dan itu." Nabi saw. menjawab, "Hari ini kami tidak mempunyai apa-apa." Lalu anak itu berkata, "Ibuku berpesan supaya saya menyampaikan kepadamu, berikanlah bajumu kepadaku." Maka Nabi saw. melepas baju gamisnya dan memberikannya kepada anak itu sehingga Nabi saw. tinggal di dalam rumah saja tanpa memakai baju. Maka pada saat itu juga turunlah firman-Nya, "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal." (Q.S. Al-Isra 29) Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang lain melalui Abu Umamah bahwa Nabi saw. berkata kepada Siti Aisyah r.a., "Cukuplah bagiku menafkahkan apa yang ada padaku." Maka Siti Aisyah r.a. berkata, "Kalau begitu habislah semuanya." Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu..." (Q.S. Al-Isra 29).
 
 

walaa taj'al yadaka maghluulatan ilaa 'unuqika walaa tabsuthhaa kulla albasthi fataq'uda maluuman mahsuuraan


29. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya [852] karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

[852] Maksudnya, jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu pemurah.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Mundzir mengetengahkan sebuah hadis melalui Syihab yang menceritakan, bahwa jika Rasulullah saw. membacakan Alquran kepada orang-orang musyrik Quraisy dengan maksud untuk mengajak mereka kepada ajaran Alquran, maka mereka berkata dengan nada yang memperolok-olokkan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Hati kami berada dalam tutupan yang menutupi apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding." (Fushshilat 5). Maka Allah menurunkan firman-Nya dalam peristiwa tersebut seperti apa yang mereka kehendaki dalam perkataan mereka itu, yaitu, "Dan apabila kamu membaca Alquran..." (Q.S. Al-Isra 45)
 
 

inna rabbaka yabsuthu alrrizqa liman yasyaau wayaqdiru innahu kaana bi'ibaadihi khabiiran bashiiraan


30. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya


walaa taqtuluu awlaadakum khasyyata imlaaqin nahnu narzuquhum wa-iyyaakum inna qatlahum kaana khith-an kabiiraan


31. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
 
 

walaa taqrabuu alzzinaa innahu kaana faahisyatan wasaa-a sabiilaan


32. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
 
 

walaa taqtuluu alnnafsa allatii harrama allaahu illaa bialhaqqi waman qutila mazhluuman faqad ja'alnaa liwaliyyihi sulthaanan falaa yusrif fii alqatli innahu kaana manshuuraan


33. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar [853]. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan [854] kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.

[853] Lihat not 518.

[854] Maksudnya: kekuasaan di sini ialah hal ahli waris yang terbunuh atau penguasa untuk menuntut kisas atau menerima diat. Lihat surat Al Baqarah (2) ayat 178 not 111, surat An Nisa (4) ayat 92 not 335.
 
 

walaa taqrabuu maala alyatiimi illaa biallatii hiya ahsanu hattaa yablugha asyuddahu wa-awfuu bial'ahdi inna al'ahda kaana mas-uulaan


34. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa'at) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.
 
 

wa-awfuu alkayla idzaa kiltum wazinuu bialqisthaasi almustaqiimi dzaalika khayrun wa-ahsanu ta/wiilaan


35. Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
 
 

walaa taqfu maa laysa laka bihi 'ilmun inna alssam'a waalbashara waalfu-aada kullu ulaa-ika kaana 'anhu mas-uulaan


36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
 
 

walaa tamsyi fii al-ardhi marahan innaka lan takhriqa al-ardha walan tablugha aljibaala thuulaan

37. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.
 
 

kullu dzaalika kaana sayyi-uhu 'inda rabbika makruuhaan


38. Semua itu [855] kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu.

[855] Maksudnya: semua larangan yang tersebut pada ayat-ayat: 22, 23, 26, 29, 31, 32, 33, 34, 36, dan 37 surat ini.
 
 

dzaalika mimmaa awhaa ilayka rabbuka mina alhikmati walaa taj'al ma'a allaahi ilaahan aakhara fatulqaa fii jahannama maluuman madhuuraan


39. Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
 
 

afa-ashfaakum rabbukum bialbaniina waittakhadza mina almalaa-ikati inaatsan innakum lataquuluuna qawlan 'azhiimaan


40. Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya).



walaqad sharrafnaa fii haadzaa alqur-aani liyadzdzakkaruu wamaa yaziiduhum illaa nufuuraan

41. Dan sesungguhnya dalam Al-Qur'an ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Sanggahan-sanggahan terhadap orang-orang yang mempersekutukan Allah s.w.t.
 
 

qul law kaana ma'ahu aalihatun kamaa yaquuluuna idzan laibtaghaw ilaa dzii al'arsyi sabiilaan

42. Katakanlah: "Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai 'Arsy".
 
 

subhaanahu wata'aalaa 'ammaa yaquuluuna 'uluwwan kabiiraan


43. Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.
 
 

tusabbihu lahu alssamaawaatu alssab'u waal-ardhu waman fiihinna wa-in min syay-in illaa yusabbihu bihamdihi walaakin laa tafqahuuna tasbiihahum innahu kaana haliiman ghafuuraan

44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
 
 

wa-idzaa qara/ta alqur-aana ja'alnaa baynaka wabayna alladziina laa yu/minuuna bial-aakhirati hijaaban mastuuraan


45. Dan apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Bukhari dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Masud r.a. yang menceritakan, bahwa ada segolongan orang-orang yang menyembah makhluk jin. Kemudian jin-jin banyak yang masuk Islam; sedangkan manusia-manusia masih tetap menyembahnya, maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Katakanlah! 'Panggillah mereka yang kalian anggap tuhan selain Allah'..." (Q.S. Al Isra 56).
 
 

waja'alnaa 'alaa quluubihim akinnatan an yafqahuuhu wafii aatsaanihim waqran wa-idzaa dzakarta rabbaka fii alqur-aani wahdahu wallaw 'alaa adbaarihim nufuuraan


46. dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya,
 
 

nahnu a'lamu bimaa yastami'uuna bihi idz yastami'uuna ilayka wa-idz hum najwaa idz yaquulu alzhzhaalimuuna in tattabi'uuna illaa rajulan mashuuraan


47. Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir".
 
 

unzhur kayfa dharabuu laka al-amtsaala fadhalluu falaa yastathii'uuna sabiilaan


48. Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar). Bagaimana cara membantah keingkaran kaum musyrikin.
 
 

waqaaluu a-idzaa kunnaa 'izhaaman warufaatan a-innaa lamab'uutsuuna khalqan jadiidaan


49. Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?"
 
 

qul kuunuu hijaaratan aw hadiidaan


50. Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi,


aw khalqan mimmaa yakburu fii shuduurikum fasayaquuluuna man yu'iidunaa quli alladzii fatharakum awwala marratin fasayunghidhuuna ilayka ruuusahum wayaquuluuna mataa huwa qul 'asaa an yakuuna qariibaan


51. atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu". Maka mereka akan bertanya: "Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?" Katakanlah: "Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama". Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: "Kapan itu (akan terjadi)?" Katakanlah: "Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat",
 
 

yawma yad'uukum fatastajiibuuna bihamdihi watazhunnuuna in labitstum illaa qaliilaan


52. yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.
 
 

waqul li'ibaadii yaquuluu allatii hiya ahsanu inna alsysyaythaana yanzaghu baynahum inna alsysyaythaana kaana lil-insaani 'aduwwan mubiinaan


53. Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
 
 

rabbukum a'lamu bikum in yasya/ yarhamkum aw in yasya/ yu'adzdzibkum wamaa arsalnaaka 'alayhim wakiilaan


54. Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu jika Dia menghendaki dan Dia akan meng'azabmu, jika Dia menghendaki. Dan, Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka.
 
 

warabbuka a'lamu biman fii alssamaawaati waal-ardhi walaqad fadhdhalnaa ba'dha alnnabiyyiina 'alaa ba'dhin waaataynaa daawuuda zabuuraan


55. Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
 
 

quli ud'u alladziina za'amtum min duunihi falaa yamlikuuna kasyfa aldhdhurri 'ankum walaa tahwiilaan


56. Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) [856] selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya."

[856] Apa yang dikatakan mereka tuhan itu ialah, berhala, malaikat, jin dan sebagainya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Hakim dan Imam Thabrani serta lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceriterakan, bahwa penduduk kota Mekah meminta kepada Nabi saw. supaya dia menjadikan bukit Shafa sebagai emas buat mereka kemudian hendaknya dia memindahkan gunung-gunung yang ada di sekitar Mekah dijauhkan daripada mereka dengan maksud supaya mereka dapat bercocok tanam. Maka dikatakan kepada Nabi saw., "Jika kamu menghendaki maka kamu dapat menangguhkan, menangguhkan apa yang mereka minta; dan jika kamu menghendaki, maka kamu dapat mendatangkan apa yang mereka minta itu, maka jika mereka ingkar sesudah itu niscaya mereka akan dibinasakan sebagaimana telah dibinasakan umat-umat sebelum mereka." Maka secara spontan Nabi saw. menjawab, "Akan tetapi aku lebih suka menangguhkan permintaan mereka." Kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami) melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu..." (Q.S. Al-Isra 59) Imam Thabrani dan Ibnu Murdawaih mengetengahkan hadis yang sama dengan lafal lebih sederhana daripada hadis di atas, yaitu dengan melalui Zubair.
 
 

ulaa-ika alladziina yad'uuna yabtaghuuna ilaa rabbihimu alwasiilata ayyuhum aqrabu wayarjuuna rahmatahu wayakhaafuuna 'adzaabahu inna 'adzaaba rabbika kaana mahtsuuraan


57. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka [857] siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.

[857] Maksudnya: Nabi Isa a.s., para malaikat dan 'Uzair yang mereka sembah itu menyeru dan mencari jalan mendekatkan diri kepada Allah.
 
 

wa-in min qaryatin illaa nahnu muhlikuuhaa qabla yawmi alqiyaamati aw mu'adzdzibuuhaa 'adzaaban syadiidan kaana dzaalika fii alkitaabi masthuuraan


58. Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).
 
 

wamaa mana'anaa an nursila bial-aayaati illaa an kadzdzaba bihaa al-awwaluuna waaataynaa tsamuuda alnnaaqata mubshiratan fazhalamuu bihaa wamaa nursilu bial-aayaati illaa takhwiifaan


59. Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu [858]. Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mu'jizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.

[858] Maksudnya: Allah menetapkan bahwa orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kekuasaan-Nya seperti yang diberikan kepada Rasul-rasul-Nya yang dahulu, akan dimusnahkan. Orang-orang Quraisy meminta kepada Nabi Muhammad SAW supaya diturunkan pula kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Allah itu, tetapi Allah tidak akan menurunkannya kepada mereka, karena kalau tanda-tanda kekuasaan Allah itu diturunkan juga, pasti mereka akan mendustakannya, dan tentulah mereka akan dibinasakan pula seperti umat-umat yang dahulu, sedangkan Allah tidak hendak membinasakan kaum Quraisy.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Ya`la mengetengahkan sebuah hadis melalui Ummu Hani bahwa ketika Nabi saw. melakukan isra, maka pagi harinya Nabi saw. menceritakannya kepada segolongan orang-orang Quraisy, akan tetapi mereka memperolok-olokkannya. Lalu mereka meminta bukti dari Nabi saw. yang membenarkan ceritanya itu. Maka Nabi saw. menggambarkan tentang Baitul Muqaddas kemudian beliau pun menceritakan pula tentang kafilah milik mereka. Maka pada saat itu juga Walid bin Mughirah berkata, "Ini adalah sihir." Allah segera menurunkan firman-Nya, yaitu, "Dan Kami tidak menjadikan rukyah yang Kami perlihatkan kepadamu melainkan sebagai ujian untuk manusia." (Q.S. Al-Isra 60). Ibnu Mundzir mengetengahkan pula hadis yang sama melalui Hasan. Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui Husain bin Ali, bahwasanya Rasulullah saw. di suatu pagi kelihatan susah. Maka ada yang berkata kepadanya, "Apakah gerangan yang kamu pikirkan, karena sesungguhnya rukyah kamu itu adalah ujian bagi keimanan mereka." Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan Kami tidak menjadikan rukyah yang telah Kami perlihatkan kepadamu melainkan sebagai ujian bagi manusia." (Q.S. Al-Isra 60). Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang sama melalui Sahal bin Sa'ad. Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Amr bin Ash, melalui Ya'la bin Murrah, dan dari mursalnya Sa'id bin Musayyab, yaitu hadis yang sama hanya saja sanad-sanadnya dha'if. Ibnu Abu Hatim dan Imam Baihaqi di dalam kitab Al-Ba'atsnya, keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa ketika Allah menyebutkan tentang pohon zaqqum untuk menakut-nakuti segolongan orang-orang Quraisy, maka Abu Jahal berkata, "Apakah kalian mengetahui pohon zaqqum ini yang dipakai oleh Muhammad untuk menakut-nakuti kalian?" Mereka `menjawab, "Tidak." Lalu Abu Jahal menjawab (dengan nada mencemoohkan), "Roti yang diberi kuah kemudian dicampur dengan keju, seandainya kami dapat memperolehnya, maka niscaya akan kami telan bulat-bulat." Maka Allah menurunkan firman Nya, "Dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk di dalam Alquran. Dan Kami menakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka." (Q.S. Al-Isra 60). Dan Allah menurunkan pula firman-Nya, yaitu, "Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa." (Ad-Dukhan 43-44).
 
 

wa-idz qulnaa laka inna rabbaka ahatha bialnnaasi wamaa ja'alnaa alrru/yaa allatii araynaaka illaa fitnatan lilnnaasi waalsysyajarata almal'uunata fii alqur-aani wanukhawwifuhum famaa yaziiduhum illaa thughyaanan kabiiraan


60. Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi [859] yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al-Qur'an [860]. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.

[859] Mimpi adalah terjemah dari kata "Ar Ru'ya" dalam ayat ini maksudnya ialah mimpi tentang perang Badar yang dialami Rasulullah SAW sebelumnya peristiwa perang Badar itu terjadi. Banyak pula ahli-ahli tafsir menterjemahkan kata "ar ru'ya" tersebut dengan "penglihatan" yang maksudnya: penglihatan yang dialami Rasulullah SAW di waktu malam Isra dan Mi'raj.

[860] Ialah pohon zaqqum yang tersebut dalam ayat 62 sampai dengan 65 surat As Shaffat.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Murdawaih dan Ibnu Abu Hatim keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Ishaq dari Muhammad bin Abu Muhammad dari Ikrimah dan dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Umayyah bin Khalaf, Abu Jahal dan beberapa orang dari kabilah Quraisy keluar untuk mendatangi Nabi saw. Setelah mereka sampai, lalu mereka berkata kepada Rasulullah saw., "Hai Muhammad! Kemarilah, elus-eluslah tuhan-tuhan (berhala-berhala) kami, maka kami akan masuk ke dalam agamamu." Dan Rasulullah saw. menyukai kaumnya jika masuk Islam, sehingga hal itu membuat lunak hati Nabi saw. Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu..." (Q.S. Al-Isra 73) sampai dengan firman-Nya, "Seorang penolong pun terhadap Kami." (Q.S. Al-Isra 75). Menurut hemat saya, riwayat di atas adalah riwayat yang paling sahih berkenaan dengan asbabun nuzulnya, dan lagi sanadnya jayyid serta mempunyai syahid (bukti). Abu Syekh mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Jubair yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. selalu mencium Hajar Aswad. Maka orang-orang musyrik mengatakan kepadanya, "Kami tidak akan membiarkanmu mencium Hajar Aswad sehingga kamu terlebih dahulu mengusap-usap berhala-berhala kami." Lalu Rasulullah saw. menjawab, "Apakah gerangan yang akan menimpa diriku, seandainya aku lakukan hal itu sedangkan Allah mengetahui bahwa aku sangat membencinya." Maka turunlah firman-Nya, yaitu ayat tersebut. Abu Syekh mengetengahkan pula hadis yang sama hanya kali ini ia melalui jalur Ibnu Syihab. Abu Syekh mengetengahkan sebuah hadis melalui Jubair bin Nafir, bahwasanya orang-orang Quraisy mendatangi Nabi saw. lalu mereka berkata kepadanya, "Jika kamu memang diutus kepada kami, maka usirlah orang-orang yang menjadi pengikut-pengikutmu itu yang dari kalangan orang-orang rendahan dan bekas-bekas hamba sahaya. Maka jika kamu melakukan hal itu kami benar-benar mau menjadi sahabat-sahabatmu." Mendengar kemauan mereka itu hati Nabi saw. menjadi tenang terhadap mereka; akan tetapi seketika itu juga turunlah ayat tersebut. Abu Syekh mengetengahkan pula hadis lain melalui Muhammad bin Kaab Al-Qurazhiy, bahwasanya Nabi saw. pada suatu hari membacakan firman-Nya, "Demi bintang..." (An-Najm 1) sampai dengan firman-Nya, "Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Lata dan Al-Uzza..." (An-Najm 19). Kemudian setan mulai melancarkan godaannya terhadap Nabi saw., "Bintang-bintang yang di langit tinggi itu pertolongannya sangat diharapkan." Maka turunlah ayat tersebut; sejak saat itu Nabi saw. masih terus dalam keadaan susah hingga Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi melainkan apabila la mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayatnya..." (Q.S. Al Hajj,2). Hal ini menunjukkan bahwa ayat-ayat ini diturunkan di Mekah, dan orang yang menganggapnya sebagai ayat Madaniah, berarti ia berdalilkan kepada apa yang telah diketengahkan oleh Ibnu Murdawaih melalui jalur Al-Aufiy dari Ibnu Abbas r.a. Hadis ini mengatakan, bahwa Sya'ab berkata kepada Nabi saw., "Tangguhkanlah kami selama satu tahun hingga Dia memberi petunjuk kepada tuhan-tuhan (berhala berhala) kami, maka jika Dia memberi petunjuk kepada mereka, maka kami akan memegangnya kemudian kami akan masuk Islam." Ketika itu Nabi saw. hampir saja mau memberi tangguh kepada mereka; hanya saja sanad hadis ini dha'if


wa-idz qulnaa lilmalaa-ikati usjuduu li-aadama fasajaduu illaa ibliisa qaala a-asjudu liman khalaqta thiinaan
61. Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"
 
 

qaala ara-aytaka haadzaa alladzii karramta 'alayya la-in akhkhartani ilaa yawmi alqiyaamati la-ahtanikanna dzurriyyatahu illaa qaliilaan


62. Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".
 
 

qaala idzhab faman tabi'aka minhum fa-inna jahannama jazaaukum jazaa-an mawfuuraan


63. Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.
 
 

waistafziz mani istatha'ta minhum bishawtika wa-ajlib 'alayhim bikhaylika warajlika wasyaarik-hum fii al-amwaali waal-awlaadi wa'idhum wamaa ya'iduhumu alsysyaythaanu illaa ghuruuraan


64. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka [861].

[861] Maksud ayat ini ialah Allah memberi kesempatan kepada iblis untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya. Tetapi segala tipu daya syaitan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman.
 
 

inna 'ibaadii laysa laka 'alayhim sulthaanun wakafaa birabbika wakiilaan


65. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga".
 
 

rabbukumu alladzii yuzjii lakumu alfulka fii albahri litabtaghuu min fadhlihi innahu kaana bikum rahiimaan


66. Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.
 
 

wa-idzaa massakumu aldhdhurru fii albahri dhalla man tad'uuna illaa iyyaahu falammaa najjaakum ilaa albarri a'radhtum wakaana al-insaanu kafuuraan


67. Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.
 
 

afa-amintum an yakhsifa bikum jaaniba albarri aw yursila 'alaykum hasiban tsumma laa tajiduu lakum wakiilaan


68. Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindungpun bagi kamu,
 
 

am amintum an yu'iidakum fiihi taaratan ukhraa fayursila 'alaykum qaasifan mina alrriihi fayughriqakum bimaa kafartum tsumma laa tajiduu lakum 'alaynaa bihi tabii'aan


69. atau apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) Kami.
 
 

walaqad karramnaa banii aadama wahamalnaahum fii albarri waalbahri warazaqnaahum mina alththhayyibaati wafadhdhalnaahum 'alaa katsiirin mimman khalaqnaa tafdhiilaan


70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan [862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan


No comments:

Post a Comment