Friday, December 23, 2011

Surah » Al-Hajj » Jumlah Ayat: 78 dari 1-78



yaa ayyuhaa alnnaasu ittaquu rabbakum inna zalzalata alssaa'ati syay-un 'azhiimun

1. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
yawma tarawnahaa tadzhalu kullu murdhi'atin 'ammaa ardha'at watadha'u kullu dzaati hamlin hamlahaa wataraa alnnaasa sukaaraa wamaa hum bisukaaraa walaakinna 'adzaaba allaahi syadiidun

2. (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.
wamina alnnaasi man yujaadilu fii allaahi bighayri 'ilmin wayattabi'u kulla syaythaanin mariidin

3. Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah [977] tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,

[977]. Maksud "membantah tentang Allah" ialah membantah sifat-sifat dan kekuasaan Allah, misalnya dengan mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah puteri-puteri Allah dan Al-Qur'an itu adalah dongengan orang-orang dahulu dan bahwa Allah tidak kuasa menghidupkan orang-orang yang sudah mati dan telah menjadi tanah.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Bukhari mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa ada seorang lelaki datang ke Madinah, kemudian ia masuk Islam. Maka setelah itu manakala istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki dan kudanya menghasilkan anak, lalu ia berkata, "Agama Islam ini adalah agama yang baik". Dan manakala istrinya tidak melahirkan bayi laki-laki, kemudian kudanya pun tidak menghasilkan anak, maka ia berkata, "Agama Islam ini adalah agama yang membawa kepada keburukan atau kesialan". Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan perasaan ragu..." (Q.S. Al Hajj, 11). Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui Athiah yang ia terima dari sahabat Ibnu Masud r.a. yang telah menceritakan, bahwa seorang lelaki Yahudi masuk Islam, setelah itu matanya menjadi buta dan harta bendanya ludes serta anak-anaknya mati, lalu ia menganggap sial agama Islam seraya mengatakan, "Aku tidak mendapatkan kebaikan apa pun dari agamaku yang sekarang ini; mataku menjadi buta, harta bendaku ludes semuanya, serta anak-anakku mati semuanya". Maka turunlah ayat, "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan perasaan..." (Q.S. Al Hajj, 11).
kutiba 'alayhi annahu man tawallaahu fa-annahu yudhilluhu wayahdiihi ilaa 'adzaabi alssa'iiri

4. yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka. Proses kejadian manusia dan tumbuh-tumbuhan, adalah bukti yang nyata tentang kebenaran hari berbangkit.
yaa ayyuhaa alnnaasu in kuntum fii raybin mina alba'tsi fa-innaa khalaqnaakum min turaabin tsumma min nuthfatin tsumma min 'alaqatin tsumma min mudhghatin mukhallaqatin waghayri mukhallaqatin linubayyina lakum wanuqirru fii al-arhaami maa nasyaau ilaa ajalin musamman tsumma nukhrijukum thiflan tsumma litablughuu asyuddakum waminkum man yutawaffaa waminkum man yuraddu ilaa ardzali al'umuri likaylaa ya'lama min ba'di 'ilmin syay-an wataraa al-ardha haamidatan fa-idzaa anzalnaa 'alayhaa almaa-a ihtazzat warabat wa-anbatat min kulli zawjin bahiijin

5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
dzaalika bi-anna allaaha huwa alhaqqu wa-annahu yuhyii almawtaa wa-annahu 'alaa kulli syay-in qadiirun

6. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq [978] dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,

[978]. Maksudnya: Allah-lah Tuhan Yang sebenarnya, Yang wajib disembah, Yang berkuasa dan sebagainya.
wa-anna alssaa'ata aatiyatun laa rayba fiihaa wa-anna allaaha yab'atsu man fii alqubuuri

7. dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
wamina alnnaasi man yujaadilu fii allaahi bighayri 'ilmin walaa hudan walaa kitaabin muniirin


8. Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya [979],

[979]. Maksud yang "bercahaya" ialah: yang menjelaskan antara yang hak dan yang batil.
tsaaniya 'ithfihi liyudhilla 'an sabiili allaahi lahu fii alddunyaa khizyun wanudziiquhu yawma alqiyaamati 'adzaaba alhariiqi


9. dengan memalingkan lambungnya [980] untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat kehinaan di dunia dan dihari kiamat Kami merasakan kepadanya azab neraka yang membakar.

[980]. Maksudnya: menyombongkan diri.
dzaalika bimaa qaddamat yadaaka wa-anna allaaha laysa bizhallaamin lil'abiidi


10. (Akan dikatakan kepadanya): "Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya".

wamina alnnaasi man ya'budu allaaha 'alaa harfin fa-in ashaabahu khayrun ithma-anna bihi wa-in ashaabat-hu fitnatun inqalaba 'alaa wajhihi khasira alddunyaa waal-aakhirata dzaalika huwa alkhusraanu almubiinu


11. Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi [981]; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang [982]. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

[981]. Maksudnya: tidak dengan penuh keyakinan. [982]. Maksudnya: kembali kafir lagi.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Bukhari dan Imam Muslim serta yang lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Abu Zar Al Ghiffari r.a. yang menceritakan, bahwa ayat ini, yaitu firman-Nya, "Inilah dua golongan (yakni golongan Mukmin dan golongan Kafir) yang bertengkar; mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka." (Q.S. Al Hajj, 19) berkenaan dengan sahabat Hamzah, sahabat 'Ubaidah, sahabat Ali ibnu Abu Thalib, dan Atabah, Syaibah, dan Walid ibnu Atabah. Imam Hakim mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ali yang telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang kami alami, yaitu sewaktu kami melakukan duel dalam perang Badar; ayat tersebut adalah firman-Nya, "Inilah dua golongan (golongan Mukmin dan golongan Kafir) yang bersengketa; mereka saling bersengketa mengenai Rabb mereka..." (Q.S. Al Hajj, 19) sampai dengan firman-Nya, "Rasailah azab yang membakar ini" (Q.S. Al Haj

yad'uu min duuni allaahi maa laa yadhurruhu wamaa laa yanfa'uhu dzaalika huwa aldhdhalaalu alba'iidu


12. Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.

yad'uu laman dharruhu aqrabu min naf'ihi labi/sa almawlaa walabi/sa al'asyiiru


13. Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfa'atnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat kawan. Balasan terhadap orang yang beriman dan beramal saleh.

inna allaaha yudkhilu alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru inna allaaha yaf'alu maa yuriidu 


14. Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

man kaana yazhunnu an lan yanshurahu allaahu fii alddunyaa waal-aakhirati falyamdud bisababin ilaa alssamaa-i tsumma liyaqtha' falyanzhur hal yudzhibanna kayduhu maa yaghiizhu


15. Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya [983].

[983]. Maksud ayat ini ialah, seandainya orang yang memusuhi Nabi Muhammad SAW tidak senang atas kemajuan Islam bisa naik ke langit dan dapat melihat keadaan di sana, tentu ia akan mengetahui bahwa kemajuan Islam yang tidak ia senangi itu tidak dapat dihalang-halangi. Sebagian ahli tafsir mengartikan: maka hendaklah ia merentangkan tali ke loteng rumahnya kemudian ia mencekik lehernya dengan tali itu.

wakadzaalika anzalnaahu aayaatin bayyinaatin wa-anna allaaha yahdii man yuriidu


16. Dan demikianlah Kami telah menurunkan Al-Qur'an yang merupakan ayat-ayat yang nyata, dan bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.

inna alladziina aamanuu waalladziina haaduu waalshshaabi-iina waalnnashaaraa waalmajuusa waalladziina asyrakuu inna allaaha yafshilu baynahum yawma alqiyaamati inna allaaha 'alaa kulli syay-in syahiidun

17. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin [984] orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.

[984]. Lihat not 56.

alam tara anna allaaha yasjudu lahu man fii alssamaawaati waman fii al-ardhi waalsysyamsu waalqamaru waalnnujuumu waaljibaalu waalsysyajaru waalddawaabbu wakatsiirun mina alnnaasi wakatsiirun haqqa 'alayhi al'adzaabu waman yuhini allaahu famaa lahu min mukrimin inna allaaha yaf'alu maa yasyaa/u


18. Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. Keadaan orang-orang kafir di dalam neraka dan balasan terhadap orang-orang yang beriman.

haadzaani khashmaani ikhtashamuu fii rabbihim faalladziina kafaruu quththhi'at lahum tsiyaabun min naarin yushabbu min fawqi ruuusihimu alhamiimu


19. Inilah dua golongan (golongan mu'min dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Tafsir / Indonesia / Sebab turun / Surah Al Hajj 19 هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ (19) Imam Hakim mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ali yang telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang kami alami, yaitu sewaktu kami melakukan duel dalam perang Badar; ayat tersebut adalah firman-Nya, "Inilah dua golongan (golongan Mukmin dan golongan Kafir) yang bersengketa; mereka saling bersengketa mengenai Rabb mereka..." (Q.S. Al Hajj, 19) sampai dengan firman-Nya, "Rasailah azab yang membakar ini" (Q.S. Al Haji, 22). Imam Hakim juga mengetengahkan hadis yang sama, hanya ia melaini jalur, sanad yang lain tetapi sumbernya sama yaitu dari sahabat Ali r.a. Sahabat Ali ibnu Abu Thalib menceritakan, bahwa ayat tadi diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang perang tanding dalam perang Badar; mereka adalah sahabat Hamzah, sahabat Ali, sahabat Ubaidah ibnul Harits di satu pihak, dan Utbah ibnu Rabiah, Syaibah ibnu Rabiah dan Walid ibnu Utbah di pihak lain. Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Aufiy yang ia terima dari sahabat Ibnu Abbas r.a, bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang ahli kitab; mereka berkata kepada orang-orang Mukmin, "Kami lebih utama terhadap Allah daripada kalian; dan kitab kami lebih dahulu daripada kitab kalian, serta Nabi kami lebih dahulu daripada Nabi kalian". Maka orang-orang Mukmin menjawab, "Kami lebih berhak kepada Allah; kami beriman kepada Muhammad dan Nabi kalian, serta kepada kitab-kitab lain yang telah diturunkan oleh Allah". Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melaini Qatadah, yang isi hadisnya sama dengan hadis di atas.




yushharu bihi maa fii buthuunihim waaljuluudu


20. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Hakim mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ali yang telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang kami alami, yaitu sewaktu kami melakukan duel dalam perang Badar; ayat tersebut adalah firman-Nya, "Inilah dua golongan (golongan Mukmin dan golongan Kafir) yang bersengketa; mereka saling bersengketa mengenai Rabb mereka..." (Q.S. Al Hajj, 19) sampai dengan firman-Nya, "Rasailah azab yang membakar ini" (Q.S. Al Haji, 22). Imam Hakim juga mengetengahkan hadis yang sama, hanya ia melaini jalur, sanad yang lain tetapi sumbernya sama yaitu dari sahabat Ali r.a. Sahabat Ali ibnu Abu Thalib menceritakan, bahwa ayat tadi diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang perang tanding dalam perang Badar; mereka adalah sahabat Hamzah, sahabat Ali, sahabat Ubaidah ibnul Harits di satu pihak, dan Utbah ibnu Rabiah, Syaibah ibnu Rabiah dan Walid ibnu Utbah di pihak lain. Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Aufiy yang ia terima dari sahabat Ibnu Abbas r.a, bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang ahli kitab; mereka berkata kepada orang-orang Mukmin, "Kami lebih utama terhadap Allah daripada kalian; dan kitab kami lebih dahulu daripada kitab kalian, serta Nabi kami lebih dahulu daripada Nabi kalian". Maka orang-orang Mukmin menjawab, "Kami lebih berhak kepada Allah; kami beriman kepada Muhammad dan Nabi kalian, serta kepada kitab-kitab lain yang telah diturunkan oleh Allah". Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melaini Qatadah, yang isi hadisnya sama dengan hadis di atas.


walahum maqaami'u min hadiidin


21. Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.

kullamaa araaduu an yakhrujuu minhaa min ghammin u'iiduu fiihaa wadzuuquu 'adzaaba alhariiqi


22. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasailah azab yang membakar ini".

inna allaaha yudkhilu alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru yuhallawna fiihaa min asaawira min dzahabin walu/lu-an walibaasuhum fiihaa hariirun


23. Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.

wahuduu ilaa alththhayyibi mina alqawli wahuduu ilaa shiraathi alhamiidi


24. Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji.

inna alladziina kafaruu wayashudduuna 'an sabiili allaahi waalmasjidi alharaami alladzii ja'alnaahu lilnnaasi sawaa-an al'aakifu fiihi waalbaadi waman yurid fiihi bi-ilhaadin bizhulmin nudziqhu min 'adzaabin aliimin


25. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Mujahid yang telah menceritakan, bahwa mereka (yakni orang-orang yang datang untuk mengerjakan ibadah haji) sebelumnya datang hanya dengan berjalan kaki dan tidak memakai kendaraan. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus." (Q.S. Al Hajj, 27). Setelah itu Allah swt. memberikan kemurahan kepada mereka, sehingga mereka boleh membawa bekal, menaiki kendaraan dan berniaga dalam bulan haji.

wa-idz bawwa/naa li-ibraahiima makaana albayti an laa tusyrik bii syay-an wathahhir baytiya lilththaa-ifiina waalqaa-imiina waalrrukka'i alssujuudi


26. Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud.

wa-adzdzin fii alnnaasi bialhajji ya/tuuka rijaalan wa'alaa kulli daamirin ya/tiina min kulli fajjin 'amiiqin


27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus [985] yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

[985]. "Unta yang kurus" menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jemaah haji.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Firman Allah swt., "Daging-daging unta itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah..." (Q.S. Al Hajj, 37). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis, melalui Ibnu Juraij yang telah menceritakan, bahwa dahulu orang-orang jahiliah melumurkan dan menempelkan daging serta darah hewan kurban mereka pada Kakbah. Hal ini berlangsung sampai masa Islam; kemudian para sahabat Nabi saw. berkata, "Kami lebih berhak untuk melumurkannya daripada mereka". Lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Duging-daging unta itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah..." (Q.S. Al Hajj, 37).

liyasyhaduu manaafi'a lahum wayadzkuruu isma allaahi fii ayyaamin ma'luumaatin 'alaa maa razaqahum min bahiimati al-an'aami fakuluu minhaa wa-ath'imuu albaa-isa alfaqiira


28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan [986] atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak [987]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

[986]. "Hari yang ditentukan" ialah hari raya haji dan hari tasyriq, yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

[987]. Lihat not no. 186.

tsumma lyaqdhuu tafatsahum walyuufuu nudzuurahum walyaththhawwafuu bialbayti al'atiiqi


29. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran [988] yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka [989] dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).

[988]. Yang dimaksud dengan 'menghilangkan kotoran" di sini ialah memotong rambut, mengerat kuku, dan sebagainya.

[989]. Yang dimaksud dengan "nazar" di sini ialah nazar-nazar yang baik yang akan dilakukan selama ibadah haji.

dzaalika waman yu'azhzhim hurumaati allaahi fahuwa khayrun lahu 'inda rabbihi wauhillat lakumu al-an'aamu illaa maa yutlaa 'alaykum faijtanibuu alrrijsa mina al-awtsaani waijtanibuu qawla alzzuuri


30. Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah [990] maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.

[990]. Lihat arti "hurumat" dalam not 119


hunafaa-a lillaahi ghayra musyrikiina bihi waman yusyrik biallaahi faka-annamaa kharra mina alssamaa-i fatakhthafuhu alththhayru aw tahwii bihi alrriihu fii makaanin sahiiqin


31. dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.

dzaalika waman yu'azhzhim sya'aa-ira allaahi fa-innahaa min taqwaa alquluubi


32. Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah [991], maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

[991]. Arti syi'ar Allah lihat no. 389.

lakum fiihaa manaafi'u ilaa ajalin musamman tsumma mahilluhaa ilaa albayti al'atiiqi


33. Bagi kamu pada binatang-binatang hadyu [992] itu ada beberapa manfaat [993], sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq (Baitullah).

[992]. Lihat not. 391.

[993]. Maksudnya: binatang-binatang hadyu itu boleh kamu ambil manfa'atnya, seperti dikendarai, diambil susunya dan sebagainya, sampai hari nahar.

walikulli ummatin ja'alnaa mansakan liyadzkuruu isma allaahi 'alaa maa razaqahum min bahiimati al-an'aami fa-ilaahukum ilaahun waahidun falahu aslimuu wabasysyiri almukhbitiina


34. Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

alladziina idzaa dzukira allaahu wajilat quluubuhum waalshshaabiriina 'alaa maa ashaabahum waalmuqiimii alshshalaati wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna


35. (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.

waalbudna ja'alnaahaa lakum min sya'aa-iri allaahi lakum fiihaa khayrun faudzkuruu isma allaahi 'alayhaa shawaaffa fa-idzaa wajabat junuubuhaa fakuluu minhaa wa-ath'imuu alqaani'a waalmu'tarra kadzaalika sakhkharnaahaa lakum la'allakum tasykuruuna


36. Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.

lan yanaala allaaha luhuumuhaa walaa dimaauhaa walaakin yanaaluhu alttaqwaa minkum kadzaalika sakhkharahaa lakum litukabbiruu allaaha 'alaa maa hadaakum wabasysyiri almuhsiniina


37. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad mengetengahkan sebuah hadis demikian pula Imam Tirmizi yang menilainya Hasan dan juga Imam Hakim yang menilainya sahih, semuanya melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw. keluar dari Mekah. Dan sahabat Abubakar mengatakan, "Mereka (orang-orang Quraisy) telah mengusir Nabi mereka yang akibatnya mereka akan binasa". Lalu Allah swt. menurunkan fiman-Nya, "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." (Q.S. Al-Hajj 39).

inna allaaha yudaafi'u 'ani alladziina aamanuu inna allaaha laa yuhibbu kulla khawwaanin kafuurin 

38. Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni'mat.

udzina lilladziina yuqaataluuna bi-annahum zhulimuu wa-inna allaaha 'alaa nashrihim laqadiirun


39. Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim, Ibnu Jarir dan Ibnu Munzir mengetengahkan hadis melalui satu jalur periwayatan dengan sanad yang sahih bersumber dari Said ibnu Jubair yang telah menceritakan bahwa Nabi saw. ketika di Mekah membacakan firman-Nya, "Demi bintang ketika terbenam." (Q.S. An Najm, 1). Ketika bacaan Nabi saw. sampai kepada firman-Nya, "Maka apakah patut kalian (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza, serta Manat yang ketiganya (sebagai sesembahan kalian)." (Q.S. An Najm, 19-20). Kemudian setan meniupkan godaannya terhadap lisan Nabi saw. hirigga Nabi saw. mengatakan, "Bintang-bintang yang di langit tinggi itu, sungguh manfaatnya dapat diharapkan". Maka orang-orang musyrik mengatakan, "Tidak pernah ia menyebutkan tentang tuhan-tuhan kami dengan sebutan yang baik, sebelum hari ini". Maka Nabi saw. melakukan salat, maka mereka pun ikut meniru apa yang dilakukan oleh Nabi saw. Lalu turunlah ayat, "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasul pun dan tidak pula seorang Nabi..." (Q.S. Al Hajj, 52). Ibnu Bazzar dan Ibnu Murdawaih mengetengahkan hadis serupa dari riwayat yang lain melalui Said ibnu Jubair yang ia terima menurut dugaanku dari sahabat Ibnu Abbas r.a. Selanjutnya Bazzar mengatakan, bahwa hadis ini tidak diriwayatkan secara Muttashil melainkan hanya melalui sanad ini. Dan hadis ini menyendiri atau membeda dengan hadis-hadis lainnya karena adanya Umaiah ibnu Khalid yang berfungsi memuttashilkan hadis ini; dia orangnya berpredikat Tsiqah (dapat dipercaya) dan Masyhur (terkenal banyak hafal hadis). Hadis ini diketengahkan pula oleh Imam Bukhari melalui sahabat Ibnu Abbas r.a.dengan sanad yang di dalamnya terdapat Waqidi. Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang sama melalui Abu Saleh yang ia terima dari sahabat Ibnu Abbas r.a. Dan Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang sama melalui jalur Aufiy dari sahabat Ibnu Abbas r.a. Hadis ini dikemukakan pula oleh Ibnu Ishak di dalam kitab 'As Siirah' melalui Muhammad ibnu Kaab dan Musa ibnu Uqbah yang semuanya bersumber dari Ibnu Syihab. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis ini melalui Muhammad ibnu Qais dan demikian pula Ibnu Abu Hatim yang bersumber dari Saddiy; semuanya bermakna sama. Dan semua hadis yang diketengahkan oleh mereka itu adakalanya berpredikat Dhaif atau Munqathi' selain hadis yang diketengahkan melalui Ibnu Jubair yang pertama tadi. Hafiz Ibnu Hajar mengatakan, "Banyaknya jalur periwayatan menunjukkan, bahwa kisah ini mempunyai sumber pokok, di samping itu ia mempunyai dua jalur yang sahih keduanya lagi berpredikat Mursal. Kedua-duanya diketengahkan oleh Ibnu Jarir; salah satu melalui jalur Zuhri melalui Abu Bakar ibnu Abdurrahman ibnu Harits ibnu Hisyam, sedangkan yang lain melalui jalur Daud ibnu Hindun yang bersumber dari Abu Aliyah. Dengan demikian berarti apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Arabi dan Iyadh, bahwa riwayat-riwayat ini batil, tidak ada sumber pokoknya, tidak dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau pegangan.

alladziina ukhrijuu min diyaarihim bighayri haqqin illaa an yaquuluu rabbunaa allaahu walawlaa daf'u allaahi alnnaasa ba'dhahum biba'dhin lahuddimat shawaami'u wabiya'un washalawaatun wamasaajidu yudzkaru fiihaa ismu allaahi katsiiran walayanshuranna allaahu man yanshuruhu inna allaaha laqawiyyun 'aziizun


40. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa


alladziina in makkannaahum fii al-ardhi aqaamuu alshshalaata waaatawuu alzzakaata wa-amaruu bialma'ruufi wanahaw 'ani almunkari walillaahi 'aaqibatu al-umuuri


41. (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

wa-in yukadzdzibuuka faqad kadzdzabat qablahum qawmu nuuhin wa'aadun watsamuudu


42. Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum mereka kaum Nuh, 'Aad dan Tsamud,

waqawmu ibraahiima waqawmu luuthin


43. dan kaum Ibrahim dan kaum Luth,

wa-ash-haabu madyana wakudzdziba muusaa fa-amlaytu lilkaafiriina tsumma akhadztuhum fakayfa kaana nakiiri


44. dan penduduk Madyan, dan telah didustakan Musa, lalu Aku tangguhkan (azab-Ku) untuk orang-orang kafir, kemudian Aku azab mereka, maka (lihatlah) bagaimana besarnya kebencian-Ku (kepada mereka itu).

faka-ayyin min qaryatin ahlaknaahaa wahiya zhaalimatun fahiya khaawiyatun 'alaa 'uruusyihaa wabi/rin mu'aththhalatin waqashrin masyiidin


45. Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi,

afalam yasiiruu fii al-ardhi fatakuuna lahum quluubun ya'qiluuna bihaa aw aatsaanun yasma'uuna bihaa fa-innahaa laa ta'maa al-abshaaru walaakin ta'maa alquluubu allatii fii alshshuduuri


46. maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

wayasta'jiluunaka bial'adzaabi walan yukhlifa allaahu wa'dahu wa-inna yawman 'inda rabbika ka-alfi sanatin mimmaa ta'udduuna


47. Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.

waka-ayyin min qaryatin amlaytu lahaa wahiya zhaalimatun tsumma akhadztuhaa wa-ilayya almashiiru


48. Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu).

qul yaa ayyuhaa alnnaasu innamaa anaa lakum nadziirun mubiinun


49. Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu".

faalladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati lahum maghfiratun warizqun kariimun


50. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia




waalladziina sa'aw fii aayaatinaa mu'aajiziina ulaa-ika ash-haabu aljahiimi
51. Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka.

wamaa arsalnaa min qablika min rasuulin walaa nabiyyin illaa idzaa tamannaa alqaa alsysyaythaanu fii umniyyatihi fayansakhu allaahu maa yulqii alsysyaythaanu tsumma yuhkimu allaahu aayaatihi waallaahu 'aliimun hakiimun


52. Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Muqatil, bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan suatu Sariyah (pasukan) yang dikirimkan Nabi saw., kemudian Sariyah ini bertemu dengan kaum musyrikin pada dua malam lagi masuk bulan Muharam. Kemudian sebagian orang-orang musyrik berkata kepada sebagian yang lainnya, "Mari kita perangi sahabat-sahabat Muhammad itu, karena sesungguhnya mereka mengharamkan peperangan pada bulan Muharam". Kemudian para sahabat yang tergabung di dalam Sariyah itu mengimbau dan mengingatkan kaum musyrikin dengan atas nama Allah, bahwa janganlah orang-orang musyrik memerangi diri mereka, karena mereka tidak diperbolehkan melakukan peperangan dalam bulan Suci (bulan haji). Akan tetapi kaum musyrikin membangkang tidak mau menurut, bahkan memerangi kaum Muslimin serta memulai serangan. Kaum Muslimin pun meladeni mereka, dan akhirnya kaum Muslimin menang atas mereka. Kemudian turunlah ayat ini, yaitu Al Hajj ayat 60.

liyaj'ala maa yulqii alsysyaythaanu fitnatan lilladziina fii quluubihim maradhun waalqaasiyati quluubuhum wa-inna alzhzhaalimiina lafii syiqaaqin ba'iidin


53. agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat,

waliya'lama alladziina uutuu al'ilma annahu alhaqqu min rabbika fayu/minuu bihi fatukhbita lahu quluubuhum wa-inna allaaha lahaadi alladziina aamanuu ilaa shiraathin mustaqiimin


54. dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-Qur'an itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

walaa yazaalu alladziina kafaruu fii miryatin minhu hattaa ta/tiyahumu alssaa'atu baghtatan aw ya/tiyahum 'adzaabu yawmin 'aqiimin


55. Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al-Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.

almulku yawma-idzin lillaahi yahkumu baynahum faalladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati fii jannaati alnna'iimi


56. Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang penuh keni'matan.

waalladziina kafaruu wakadzdzabuu bi-aayaatinaa faulaa-ika lahum 'adzaabun muhiinun


57. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang menghinakan.

waalladziina haajaruu fii sabiili allaahi tsumma qutiluu aw maatuu layarzuqannahumu allaahu rizqan hasanan wa-inna allaaha lahuwa khayru alrraaziqiina


58. Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezki.

layudkhilannahum mudkhalan yardhawnahu wa-inna allaaha la'aliimun haliimun


59. Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (syurga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.

dzaalika waman 'aaqaba bimitsli maa 'uuqiba bihi tsumma bughiya 'alayhi layanshurannahu allaahu inna allaaha la'afuwwun ghafuurun


60. Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Hakim mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw. bilamana melakukan salat, selalu mengangkat pandangannya ke langit. Maka turunlah ayat ini, "Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya." (Q.S. Al Mu'minun,2). Maka sejak saat itu Rasulullah saw. menundukkan kepalanya jika sedang mengerjakan salat. Hadis ini diketengahkan pula oleh Ibnu Murdawaih, hanya lafalnya mengatakan, "Bahwa Rasulullah saw. menolehkan pandangannya, sedang ia dalam salat." Diketengahkan pula oleh Said ibnu Manshur melalui Ibnu Sirin secara Mursal, yaitu dengan lafal yang mengatakan, "Bahwasanya Rasulullah saw. membolak-balikkan pandangan matanya dalam salat, lalu turunlah ayat tadi.




dzaalika bi-anna allaaha yuuliju allayla fii alnnahaari wayuuliju alnnahaara fii allayli wa-anna allaaha samii'un bashiirun 

61. Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

dzaalika bi-anna allaaha huwa alhaqqu wa-anna maa yad'uuna min duunihi huwa albaathilu wa-anna allaaha huwa al'aliyyu alkabiiru 

62. (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

alam tara anna allaaha anzala mina alssamaa-i maa-an fatushbihu al-ardhu mukhdharratan inna allaaha lathiifun khabiirun 

63. Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wa-inna allaaha lahuwa alghaniyyu alhamiidu

64. Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

alam tara anna allaaha sakhkhara lakum maa fii al-ardhi waalfulka tajrii fii albahri bi-amrihi wayumsiku alssamaa-a an taqa'a 'alaa al-ardhi illaa bi-idznihi inna allaaha bialnnaasi larauufun rahiimun 

65. Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia.

wahuwa alladzii ahyaakum tsumma yumiitukum tsumma yuhyiikum inna al-insaana lakafuurun

66. Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari ni'mat.

likulli ummatin ja'alnaa mansakan hum naasikuuhu falaa yunaazi'unnaka fii al-amri waud'u ilaa rabbika innaka la'alaa hudan mustaqiimin 

67. Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.

wa-in jaadaluuka faquli allaahu a'lamu bimaa ta'maluuna 

68. Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah: "Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan".

allaahu yahkumu baynakum yawma alqiyaamati fiimaa kuntum fiihi takhtalifuuna

69. Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya.

alam ta'lam anna allaaha ya'lamu maa fii alssamaa-i waal-ardhi inna dzaalika fii kitaabin inna dzaalika 'alaa allaahi yasiirun 

70. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. 



waya'buduuna min duuni allaahi maa lam yunazzil bihi sulthaanan wamaa laysa lahum bihi 'ilmun wamaa lilzhzhaalimiina min nashiirin 

71. Dan mereka menyembah selain Allah, apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. Dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali tidak ada seorang penolongpun.

wa-idzaa tutlaa 'alayhim aayaatunaa bayyinaatin ta'rifu fii wujuuhi alladziina kafaruu almunkara yakaaduuna yasthuuna bialladziina yatluuna 'alayhim aayaatinaa qul afa-unabbi-ukum bisyarrin min dzaalikum alnnaaru wa'adahaa allaahu alladziina kafaruu wabi/sa almashiiru

72. Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.

yaa ayyuhaa alnnaasu dhuriba matsalun faistami'uu lahu inna alladziina tad'uuna min duuni allaahi lan yakhluquu dzubaaban walawi ijtama'uu lahu wa-in yaslubuhumu aldzdzubaabu syay-an laa yastanqidzuuhu minhu dha'ufa alththaalibu waalmathluubu 

73. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.

maa qadaruu allaaha haqqa qadrihi inna allaaha laqawiyyun 'aziizun 

74. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

allaahu yasthafii mina almalaa-ikati rusulan wamina alnnaasi inna allaaha samii'un bashiirun

75. Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

ya'lamu maa bayna aydiihim wamaa khalfahum wa-ilaa allaahi turja'u al-umuuru

76. Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan.

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu irka'uu wausjuduu wau'buduu rabbakum waif'aluu alkhayra la'allakum tuflihuuna 

77. Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.

wajaahiduu fii allaahi haqqa jihaadihi huwa ijtabaakum wamaa ja'ala 'alaykum fii alddiini min harajin millata abiikum ibraahiima huwa sammaakumu almuslimiina min qablu wafii haadzaa liyakuuna alrrasuulu syahiidan 'alaykum watakuunuu syuhadaa-a 'alaa alnnaasi fa-aqiimuu alshshalaata waaatuu alzzakaata wai'tashimuu biallaahi huwa mawlaakum fani'ma almawlaa wani'ma alnnashiiru 

78. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu [994], dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

[994]. Maksudnya: dalam kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW 

No comments:

Post a Comment