Thursday, December 22, 2011

Surah » Thaahaa » Jumlah Ayat: 135 dari 1-135



 
thaa-haa


1. Thaahaa [9l2].

[912] "Thaahaa" termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian daripada surat-surat Al-Qur'an, selanjutnya lihat not. no. 10.
 
 
maa anzalnaa 'alayka alqur-aana litasyqaa


2. Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
 
 
illaa tadzkiratan liman yakhsyaa


3. tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),
 
 
tanziilan mimman khalaqa al-ardha waalssamaawaati al'ulaa

4. yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.
 
 
alrrahmaanu 'alaa al'arsyi istawaa

5. (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy [913].

[913] lihat not. no. 548
 
 
lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wamaa baynahumaa wamaa tahta altstsaraa

6. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.
 
 
wa-in tajhar bialqawli fa-innahu ya'lamu alssirra wa-akhfaa

7. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi [914].

[914] Maksud ayat ini ialah: tidak perlu mengeraskan suara dalam mendo'a, karena Allah mendengar semua do'a itu walaupun diucapkan dengan suara rendah.
 
 
allaahu laa ilaaha illaa huwa lahu al-asmaau alhusnaa

8. Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik),
 
 
wahal ataaka hadiitsu muusaa


9. Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?
 
 
idz raaa naaran faqaala li-ahlihi umkutsuu innii aanastu naaran la'allii aatiikum minhaa biqabasin aw ajidu 'alaa alnnaari hudaan

10. Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api,mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu".


falammaa ataahaa nuudiya yaa muusaa


11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
 
 

innii anaa rabbuka faikhla' na'layka innaka bialwaadi almuqaddasi thuwaan

12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
 
 

wa-anaa ikhtartuka faistami' limaa yuuhaa


13. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
 
 

innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau'budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii

14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
 
 

inna alssaa'ata aatiyatun akaadu ukhfiihaa litujzaa kullu nafsin bimaa tas'aa

15. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang.Aku merahasiaan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
 
 

falaa yashuddannaka 'anhaa man laa yu/minu bihaa waittaba'a hawaahu fatardaa

16. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa".
 
 

wamaa tilka biyamiinika yaa muusaa


17. Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?
 
 

qaala hiya 'ashaaya atawakkau 'alayhaa wa-ahusysyu bihaa 'alaa ghanamii waliya fiihaa maaaribu ukhraa


18. Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya".
 
 

qaala alqihaa yaa muusaa


19. Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!"
 
 

fa-alqaahaa fa-idzaa hiya hayyatun tas'aa


20. Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat


qaala khudzhaa walaa takhaf sanu'iiduhaa siiratahaa al-uulaa


21. Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula,
 
 

waudhmum yadaka ilaa janaahika takhruj baydhaa-a min ghayri suu-in aayatan ukhraa

22. dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mu'jizat yang lain (pula),
 
 

linuriyaka min aayaatinaa alkubraa


23. untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar,
 
 

idzhab ilaa fir'awna innahu thaghaa


24. Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas".
 
 

qaala rabbi isyrah lii shadrii


25. Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku [915],

[915] Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Fir'aun yang terkenal sebagai seorang raja yang kejam.
 
 

wayassir lii amrii


26. dan mudahkanlah untukku urusanku,
 
 

wauhlul 'uqdatan min lisaanii


27. dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
 
 

yafqahuu qawlii


28. supaya mereka mengerti perkataanku,
 
 

waij'al lii waziiran min ahlii


29. dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,
 
 

haaruuna akhii


30. (yaitu) Harun, saudaraku,


usydud bihi azrii


31. teguhkanlah dengan dia kekuatanku,
 
 

wa-asyrik-hu fii amrii


32. dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku,
 
 

kay nusabbihaka katsiiraan


33. supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau,
 
 

wanadzkuraka katsiiraan


34. dan banyak mengingat Engkau.
 
 

innaka kunta binaa bashiiraan


35. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami".
 
 

qaala qad uutiita su/laka yaa muusaa


36. Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa." Ni'mat-ni'mat Allah kepada Nabi Musa a.s. sejak kecil.
 
 

walaqad manannaa 'alayka marratan ukhraa


37. Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain,
 
 

idz awhaynaa ilaa ummika maa yuuhaa


38. yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan,
 
 

ani iqdzifiihi fii alttaabuuti faiqdzifiihi fii alyammi falyulqihi alyammu bialssaahili ya/khudzhu 'aduwwun lii wa'aduwwun lahu wa-alqaytu 'alayka mahabbatan minnii walitushna'a 'alaa 'aynii

39. Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku [916]; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,

[916] Maksudnya: setiap orang yang memandang Nabi Musa a.s. akan merasa kasih sayang kepadanya.
 
 

idz tamsyii ukhtuka fataquulu hal adullukum 'alaa man yakfuluhu faraja'naaka ilaa ummika kay taqarra 'aynuhaa walaa tahzana waqatalta nafsan fanajjaynaaka mina alghammi wafatannaaka futuunan falabitsta siniina fii ahli madyana tsumma ji/ta 'alaa qadarin yaa muusaa

40. (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia [917],lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Mad-yan [918], kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan [919] hai Musa,

[917] Yang dibunuh Musa a.s. ini ialah seorang bangsa Qibthi yang sedang berkelahi dengan seorang Bani Israil,sebagaimana yang dikisahkan dalam surat (28) Al Qashash ayat 15.

[918] Nabi Musa a.s. datang ke negeri Mad-yan untuk melarikan diri, di sana dia dikawinkan oleh Nabi Syu'aib a.s. dengan salah seorang puterinya dan menetap beberapa tahun lamanya.

[919] Maksudnya: Nabi Musa a.s. datang ke lembah Thuwa untuk menerima wahyu dan kerasulan


 50. Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk [925].

[925] Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing.



qaala famaa baalu alquruuni al-uulaa


51. Berkata Fir'aun: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?"
 
 

qaala 'ilmuhaa 'inda rabbii fii kitaabin laa yadhillu rabbii walaa yansaa

52. Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab [926], Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa;

[926] Maksudnya: Lauh Mahfuzh.
 
 

alladzii ja'ala lakumu al-ardha mahdan wasalaka lakum fiihaa subulan wa-anzala mina alssamaa-i maa-an fa-akhrajnaa bihi azwaajan min nabaatin syattaa


53. Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an,dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
 
 

kuluu wair'aw an'aamakum inna fii dzaalika laaayaatin li-ulii alnnuhaa

54. Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
 
 

minhaa khalaqnaakum wafiihaa nu'iidukum waminhaa nukhrijukum taaratan ukhraa

55. Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain,
 
 

walaqad araynaahu aayaatinaa kullahaa fakadzdzaba wa-abaa


56. Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya [927] maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran).

[927] Yang dimaksud dengan "tanda-tanda" di sini ialah tanda-tanda kenabian Musa surat (17) Al Isra'. Pada pertemuan antara nabi Musa a.s. dengan Fir'aun ini,yang diperlihatkan baru dua, yaitu tongkat nabi Musa a.s. menjadi ular dan tangannya menjadi putih cemerlang.
 
 

qaala aji/tanaa litukhrijanaa min ardhinaa bisihrika yaa muusaa



57. Berkata Fir'aun: "Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa?
 
 

falana/tiyannaka bisihrin mitslihi faij'al baynanaa wabaynaka maw'idan laa nukhlifuhu nahnu walaa anta makaanan suwaan


58. Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pu|a) kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).
 
 

qaala maw'idukum yawmu alzziinati wa-an yuhsyara alnnaasu dhuhaan

59. Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik".
 
 

fatawallaa fir'awnu fajama'a kaydahu tsumma ataa


60. Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang [929].

[929] Maksudnya: sete;ah Fir'aun mengatur tipu dayanya dan waktu untuk pertemuan telah datang yaitu hari raya, maka Fir'aun bersama pengikut-pengikut nya datanglah ketempat yang ditentukan itu



qaala lahum muusaa waylakum laa taftaruu 'alaa allaahi kadziban fayushitakum bi'adzaabin waqad khaaba mani iftaraa

61. Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan.
 
 

fatanaaza'uu amrahum baynahum wa-asarruu alnnajwaa


62. Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka).
 
 

qaaluu in haadzaani lasaahiraani yuriidaani an yukhrijaakum min ardhikum bisihrihimaa wayadzhabaa bithariiqatikumu almutslaa


63. Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama [930].

[930] Maksudnya: kedatangan Musa a.s dan Harun a.s. ke Mesir itu ialah hendak menggantikan kamu sebagai penguasa di Mesir. Sebagian ahli tafsir mengartikan "thariqah" di sini dengan "keyakinan (agama)".
 
 

fa-ajmi'uu kaydakum tsumma i/tuu shaffan waqad aflaha alyawma mani ista'laa

64. Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris. dan sesungguhnya beruntunglah orang yang menang pada hari ini [931].

[931] Maksud "hari ini" ialah hari berlangsungnya pertandingan.
 
 

qaaluu yaa muusaa immaa an tulqiya wa-immaa an nakuuna awwala man alqaa

65. (Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?"
 
 

qaala bal alquu fa-idzaa hibaaluhum wa'ishiyyuhum yukhayyalu ilayhi min sihrihim annahaa tas'aa

66. Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.
 
 

fa-awjasa fii nafsihi khiifatan muusaa


67. Maka Musa merasa takut dalam hatinya.
 
 

qulnaa laa takhaf innaka anta al-a'laa


68. Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
 
 

wa-alqi maa fii yamiinika talqaf maa shana'uu innamaa shana'uu kaydu saahirin walaa yuflihu alssaahiru haytsu ataa


69. Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang".
 
 

faulqiya alssaharatu sujjadan qaaluu aamannaa birabbi haaruuna wamuusaa

70. Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud,seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa"


qaala aamantum lahu qabla an aadzana lakum innahu lakabiirukumu alladzii 'allamakumu alssihra falauqaththhi'anna aydiyakum wa-arjulakum min khilaafin walaushallibannakum fii judzuu'i alnnakhli walata'lamunna ayyunaa asyaddu 'adzaaban wa-abqaa


71. Berkata Fir'aun: "Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian.Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik [932], dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya".

[932] lihat no. 555
 
 

qaaluu lan nu/tsiraka 'alaa maa jaa-anaa mina albayyinaati waalladzii fatharanaa faiqdhi maa anta qaadin innamaa taqdhii haadzihi alhayaata alddunyaa


72. Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mu'jizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.
 
 

innaa aamannaa birabbinaa liyaghfira lanaa khathaayaanaa wamaa akrahtanaa 'alayhi mina alssihri waallaahu khayrun wa-abqaa


73. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)".
 
 

innahu man ya/ti rabbahu mujriman fa-inna lahu jahannama laa yamuutu fiihaa walaa yahyaa
Dengarkan
74. Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam.Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup [933].

[933] Maksud "tidak mati" ialah dia selalu merasakan azab dan maksud "tidak hidup" ialah hidup yang dapat dipergunakannya untuk bertaubat.
 
 

waman ya/tihi mu/minan qad 'amila alshshaalihaati faulaa-ika lahumu alddarajaatu al'ulaa

75. Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia),
 
 

jannaatu 'aadnin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa wadzaalika jazaau man tazakkaa

76. (yaitu) syurga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).
 
 

walaqad awhaynaa ilaa muusaa an asri bi'ibaadii faidhrib lahum thariiqan fii albahri yabasan laa takhaafu darakan walaa takhsyaa


77. Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu [914], kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".

[934] "Membuat jalan yang kering di dalam laut itu" ialah dengan memukul laut itu dengan tongkat. Lihat ayat 63 surat (26) Asy Syu'araa.
 
 

fa-atba'ahum fir'awnu bijunuudihi faghasyiyahum mina alyammi maa ghasyiyahum

78. Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.
 
 

wa-adhalla fir'awnu qawmahu wamaa hadaa


79. Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.
 
 

yaa banii israa-iila qad anjaynaakum min 'aduwwikum wawaa'adnaakum jaaniba alththhuuri al-aymana wanazzalnaa 'alaykumu almanna waalssalwaa


80. Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan [935] gunung itu [936] dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa [937].

[935] Sebahagian Ahli Tarsir menafsirkan "al aiman" dengan "Yang diberkati".

[936] Yang dimaksud dengan"gunung itu" disini ialah Gunung Sinai.

[937] Yang bermunajat dengan Allah ialah Nabi Musa a.s. Tetapi disini disebut "kamu sekalian" karena manfaat munajat itu kembali kepada Nabi Musa a.s.dan Bani Israil kesemuanya. Perjanjian yang dijanjikan itu ialah untuk bermunajat dan menerima Taurat. Arti "manna" dan "salwa" lihat not. 53.




kuluu min thayyibaati maa razaqnaakum walaa tathghaw fiihi fayahilla 'alaykum ghadhabii waman yahlil 'alayhi ghadhabii faqad hawaa


81. Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.
 
 

wa-innii laghaffaarun liman taaba waaamana wa'amila shaalihan tsumma ihtadaa

82. Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
 
 

wamaa a'jalaka 'an qawmika yaa muusaa


83. Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?
 
 

qaala hum ulaa-i 'alaa atsarii wa'ajiltu ilayka rabbi litardaa


84. Berkata, Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)".
 
 

qaala fa-innaa qad fatannaa qawmaka min ba'dika wa-adhallahumu alssaamiriyyu

85. Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri [938].

[938] Samiri ialah seorang dan Bani Israil dari suku Assamirah.
 
 

faraja'a muusaa ilaa qawmihi ghadhbaana asifan qaala yaa qawmi alam ya'idkum rabbukum wa'dan hasanan afathaala 'alaykumu al'ahdu am aradtum an yahilla 'alaykum ghadhabun min rabbikum fa-akhlaftum maw'idii


86. Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?".
 
 

qaaluu maa akhlafnaa maw'idaka bimalkinaa walaakinnaa hummilnaa awzaaran min ziinati alqawmi faqadzafnaahaa fakadzaalika alqaa alssaamiriyyu


87. Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya [939]",

[939] Maksudnya: mereka disuruh membawa perhiasan dari emas kepunyaan orang-orang Mesir. lalu oleh Samiri dianjurkan agar perhiasan itu dilemparkan ke dalam api yang telah dinyalakannya dalam suatu lobang untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu. Kemudian mereka melemparkannya dan diikuti pula oleh Samiri. Lihat selanjutnya Not. 570.
 
 

fa-akhraja lahum 'ijlan jasadan lahu khuwaarun faqaaluu haadzaa ilaahukum wa-ilaahu muusaa fanasiya

88. kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara [940], maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa".

[940] Lihat not 570.
 
 

afalaa yarawna allaa yarji'u ilayhim qawlan walaa yamliku lahum dharran walaa naf'aan

89. Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan?
 
 

walaqad qaala lahum haaruunu min qablu yaa qawmi innamaa futintum bihi wa-inna rabbakumu alrrahmaanu faittabi'uunii wa-athii'uu amrii


90. Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan ta'atilah perintahku".


qaaluu lan nabraha 'alayhi 'aakifiina hattaa yarji'a ilaynaa muusaa


91. Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami".
 
 

qaala yaa haaruunu maa mana'aka idz ra-aytahum dhalluu


92. Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,
 
 

allaa tattabi'ani afa'ashayta amrii


93. (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?"
 
 

qaala yabnaumma laa ta/khudz bilihyatii walaa bira/sii innii khasyiitu an taquula farraqta bayna banii israa-iila walam tarqub qawlii


94. Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku".
 
 

qaala famaa khathbuka yaa saamiriyyu


95. Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?"
 
 

qaala bashurtu bimaa lam yabshuruu bihi faqabadhtu qabdhatan min atsari alrrasuuli fanabadztuhaa wakadzaalika sawwalat lii nafsii


96. Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul [941] lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku".

[941] Yang dimaksud dengan "jejak rasul" di sini ialah ajaran-ajarannya. Menurut faham ini Samiri mengambil sebahagian dari ajaran-ajaran Musa kemudian dilemparkannya ajaran-ajaran itu sehingga dia menjadi sesat. Menurut sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan "jejak rasul" ialah jejak telapak kuda Jibril a.s. Artinya Samiri mengambil segumpal tanah dari jejak itu lalu dilemparkannya ke dalam logam yang sedang dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yang mengeluarkan suara.
 
 

qaala faidzhab fa-inna laka fii alhayaati an taquula laa misaasa wa-inna laka maw'idan lan tukhlafahu waunzhur ilaa ilaahika alladzii zhalta 'alayhi 'aakifan lanuharriqannahu tsumma lanansifannahu fii alyammi nasfaan


97. Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)" [942]. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan).

[942] Maksudnya: supaya Samiri hidup terpencil sendiri sebagai hukuman di dunia. Dan sebagai hukuman di akhirat, ia akan ditempatkan di didalam neraka.
 
 

innamaa ilaahukumu allaahu alladzii laa ilaaha illaa huwa wasi'a kulla syay-in 'ilmaan

98. Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu".
 
 

kadzaalika naqushshu 'alayka min anbaa-i maa qad sabaqa waqad aataynaaka min ladunnaa tsikran

99. Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al-Qur'an).
 
 

man a'radha 'anhu fa-innahu yahmilu yawma alqiyaamati wizraan


100. Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,



khaalidiina fiihi wasaa-a lahum yawma alqiyaamati himlaan


101. mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,
 
 

yawma yunfakhu fii alshshuuri wanahsyuru almujrimiina yawma-idzin zurqaan

102. (yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala [943] dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram;

[943] Maksudnya: Tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan untuk membangkitkan manusia dari kuburnya atau menghidupkannya kembali.
 
 

yatakhaafatuuna baynahum in labitstum illaa 'asyraan


103. mereka berbisik-bisik di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)"
 
 

nahnu a'lamu bimaa yaquuluuna idz yaquulu amtsaluhum thariiqatan in labitstum illaa yawmaan

104. Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya [944] di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja".

[944] Yang dimaksud dengan "lurus jalannya", ialah orang yang agak lurus pikirannya atau amalannya di antara orang-orang yang berdosa itu.
 
 

wayas-aluunaka 'ani aljibaali faqul yansifuhaa rabbii nasfaan


105. Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya,
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwa ketika permulaan wahyu turun kepada Nabi saw. beliau sedang salat, sewaktu berdiri beliau menjinjitkan kakinya. Allah menurunkan firman-Nya, "Thaha. Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu supaya kamu menjadi susah.." (Q.S. Thaha, 1-2). Abdullah ibnu Humaid di dalam kitab tafsirnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Rabi' ibnu Anas yang telah menceritakan, bahwa Nabi saw. selalu menjinjitkan kedua telapak kakinya, agar dapat terlihat oleh semua orang yang hadir bersamanya, sehingga turunlah firman-Nya, "Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu supaya kamu menjadi susah.." (Q.8. 20 Thaha. 2). Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Aufiy yang ia terima dari Ibnu Abbas r.a. Ibnu Abbas r.a. telah menceritakan bahwa orang-orang musyrik telah mengatakan, "Sesungguhnya lelaki ini (yakni Nabi Muhammad) telah dibuat susah oleh Rabbnya". Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Thaha. Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu supaya kamu menjadi susah.." (Q.S. Thaha, 1-2).
 
 

fayadzaruhaa qaa'an shafshafaan


106. maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,
 
 

laa taraa fiihaa 'iwajan walaa amtaan


107. tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
 
 

yawma-idzin yattabi'uuna alddaa'iya laa 'iwaja lahu wakhasya'ati al-ashwaatu lilrrahmaani falaa tasma'u illaa hamsaan


108. Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru [945] dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.

[945] Yang dimaksud dengan penyeru di sini ialah malaikat yang memanggil manusia untuk menghadap ke hadirat Allah.
 
 

yawma-idzin laa tanfa'u alsysyafaa'atu illaa man adzina lahu alrrahmaanu waradhiya lahu qawlaan

109. Pada hari itu tidak berguna syafa'at [946], kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.

[946] Lihat yang dimaksud dengan syafaat not no. 46.
 
 

ya'lamu maa bayna aydiihim wamaa khalfahum walaa yuhiithuuna bihi 'ilmaan

110. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.



wa'anati alwujuuhu lilhayyi alqayyuumi waqad khaaba man hamala zhulmaan

111. Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya).Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.
 
 

waman ya'mal mina alshshaalihaati wahuwa mu/minun falaa yakhaafu zhulman walaa hadhmaan

112. Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.
 
 

wakadzaalika anzalnaahu qur-aanan 'arabiyyan washarrafnaa fiihi mina alwa'iidi la'allahum yattaquuna aw yuhditsu lahum dzikraan


113. Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al-Qur'an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.
 
 

fata'aalaa allaahu almaliku alhaqqu walaa ta'jal bialqur-aani min qabli an yuqdaa ilayka wahyuhu waqul rabbi zidnii 'ilmaan


114. Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu [947], dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

[947] Maksudnya: Nabi Muhammad SAW dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat,sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad SAW menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwa ketika permulaan wahyu turun kepada Nabi saw. beliau sedang salat, sewaktu berdiri beliau menjinjitkan kakinya. Allah menurunkan firman-Nya, "Thaha. Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu supaya kamu menjadi susah.." (Q.S. Thaha, 1-2). Abdullah ibnu Humaid di dalam kitab tafsirnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Rabi' ibnu Anas yang telah menceritakan, bahwa Nabi saw. selalu menjinjitkan kedua telapak kakinya, agar dapat terlihat oleh semua orang yang hadir bersamanya, sehingga turunlah firman-Nya, "Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu supaya kamu menjadi susah.." (Q.8. 20 Thaha. 2). Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Aufiy yang ia terima dari Ibnu Abbas r.a. Ibnu Abbas r.a. telah menceritakan bahwa orang-orang musyrik telah mengatakan, "Sesungguhnya lelaki ini (yakni Nabi Muhammad) telah dibuat susah oleh Rabbnya". Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Thaha. Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu supaya kamu menjadi susah.." (Q.S. Thaha, 1-2).
 
 

walaqad 'ahidnaa ilaa aadama min qablu fanasiya walam najid lahu 'azmaan

115. Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan [948] kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.

[948] Perintah Allah ini tersebut dalam ayat 35 surat (2) Al Baqarah.
 
 

wa-idz qulnaa lilmalaa-ikati usjuduu li-aadama fasajaduu illaa ibliisa abaa

116. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.
 
 

faqulnaa yaa aadamu inna haadzaa 'aduwwun laka walizawjika falaa yukhrijannakumaa mina aljannati fatasyqaa


117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
 
 

inna laka allaa tajuu'a fiihaa walaa ta'raa


118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang,
 
 

wa-annaka laa tazhmau fiihaa walaa tadhaa


119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".
 
 

fawaswasa ilayhi alsysyaythaanu qaala yaa aadamu hal adulluka 'alaa syajarati alkhuldi wamulkin laa yablaa


120. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon [949] dan kerajaan yang tidak akan binasa?"

[949] Pohon itu dinamakan "Syajaratulkhuldi" (Pohon kekekalan), karena menurut syaitan, orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati, selanjutnya not. 37.



fa-akalaa minhaa fabadat lahumaa saw-aatuhumaa wathafiqaa yakhshifaani 'alayhimaa min waraqi aljannati wa'ashaa aadamu rabbahu faghawaa


121. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia [950].

[950] Yang dimaksud dengan "durhaka" di sini ialah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud dengan "sesat" ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. Kesalahan Adam a.s. meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, karena tingginya martabat Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang bagaimanapun kecilnya.
 
 

tsumma ijtabaahu rabbuhu fataaba 'alayhi wahadaa


122. Kemudian Tuhannya memilihnya [951] maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.

[951] Maksudnya: Allah memilih Nabi Adam a.s. untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.
 
 

qaala ihbithaa minhaa jamii'an ba'dhukum liba'dhin 'aduwwun fa-immaa ya/tiyannakum minnii hudan famani ittaba'a hudaaya falaa yadhillu walaa yasyqaa


123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
 
 

waman a'radha 'an dzikrii fa-inna lahu ma'iisyatan dhankaan wanahsyuruhu yawma alqiyaamati a'maan


124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
 
 

qaala rabbi lima hasyartanii a'maa waqad kuntu bashiiraan


125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"
 
 

qaala kadzaalika atatka aayaatunaa fanasiitahaa wakadzaalika alyawma tunsaa

126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".
 
 

wakadzaalika najzii man asrafa walam yu/min bi-aayaati rabbihi wala'adzaabu al-aakhirati asyaddu wa-abqaa


127. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.
 
 

afalam yahdi lahum kam ahlaknaa qablahum mina alquruuni yamsyuuna fii masaakinihim inna fii dzaalika laaayaatin li-ulii alnnuhaa


128. Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.
 
 

walawlaa kalimatun sabaqat min rabbika lakaana lizaaman wa-ajalun musammaan

129. Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti (azab itu) menimpa mereka.
 
 

faishbir 'alaa maa yaquuluuna wasabbih bihamdi rabbika qabla thuluu'i alsysyamsi waqabla ghuruubihaa wamin aanaa-i allayli fasabbih wa-athraafa alnnahaari la'allaka tardaa


130. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,


walaa tamuddanna 'aynayka ilaa maa matta'naa bihi azwaajan minhum zahrata alhayaati alddunyaa linaftinahum fiihi warizqu rabbika khayrun wa-abqaa


131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Qatadah yang telah menceritakan, bahwa penduduk kota Mekah berkata kepada Nabi saw., "Jika kamu benar-benar seperti apa yang telah kamu katakan dan kamu suka jika kami beriman kepadamu, maka ubahlah bukit Shafa ini menjadi emas buat kami". Lalu datanglah malaikat Jibril kepadanya seraya berkata, "Jika kamu suka, maka jadilah apa yang diminta oleh kaummu itu. Akan tetapi jika hal itu sudah nyata, kemudian mereka masih juga tidak mau beriman, maka mereka tidak boleh ditangguhkan lagi azabnya. Dan jika kamu suka maka kamu dapat menangguhkan permintaan kaummu itu". Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Tidak ada penduduk suatu negeri pun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebelum mereka, maka apakah mereka akan beriman?" (Q.S. Al Anbiya, 6).
 
 

wa/mur ahlaka bialshshalaati waisthabir 'alayhaa laa nas-aluka rizqan nahnu narzuquka waal'aaqibatu lilttaqwaa


132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
 
 

waqaaluu lawlaa ya/tiinaa bi-aayatin min rabbihi awa lam ta/tihim bayyinatu maa fii alshshuhufi al-uulaa

133. Dan mereka berkata: "Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?" Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?
 
 

walaw annaa ahlaknaahum bi'adzaabin min qablihi laqaaluu rabbanaa lawlaa arsalta ilaynaa rasuulan fanattabi'a aayaatika min qabli an nadzilla wanakhzaa


134. Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al-Qur'an itu (diturunkan), tentulah mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah?"
 
 

qul kullun mutarabbishun fatarabbashuu fasata'lamuuna man ash-haabu alshshiraathi alssawiyyi wamani ihtadaa


135. Katakanlah: "Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk"

No comments:

Post a Comment