Wednesday, December 21, 2011

Surah » Ar-Ra'd » Jumlah Ayat: 43 dari 1-43

13. Ar Ra'd
 Muqaddimah 

Surat Ar Ra'd ini terdiri atas 43 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan Ar Ra'd yang berarti guruh karena dalam ayat 13 Allah berfirman yang artinya Dan guruh itu bertasbih sambil memuji-Nya, menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah s.w.t. Dan lagi sesuai dengan sifat Al Quran yang mengandung ancaman dan harapan, maka demikian pulalah halnya bunyi guruh itu menimbulkan kecemasan dan harapan kepada manusia. Isi yang terpenting dari surat ini ialah bahwa bimbingan Allah kepada makhluk-Nya bertalian erat dengan hukum sebab dan akibat. Bagi Allah s.w.t. tidak ada pilih kasih dalam menetapkan hukuman. Balasan atau hukuman adalah akibat dan ketaatan atau keingkaran terhadap hukum Allah.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:
Allah-lah yang menciptakan alam semesta serta mengaturnya; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; adanya malaikat yang selalu memelihara manusia yang datang silih berganti, yaitu malaikat Hafazhah; hanya Allah yang menerima doa dari hamba-Nya; memberi taufiq hanya hak Allah, sedang tugas rasul menyampaikan agama Allah.

2. Hukum-hukum:
Manusia dilarang mendoakan yang jelek-jelek untuk dirinya; kewajiban mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar.

3. Kisah-kisah:
Kisah pengalaman nabi-nabi zaman dahulu.

4. Dan lain-lain:
Beberapa sifat yang terpuji; perumpamaan bagi orang-orang yang menyembah berhala dan orang-orang yang menyembah Allah; Allah tidak merobah nasib sesuatu bangsa sehingga mereka merobah keadaan mereka sendiri.

alif-laam-miim-raa tilka aayaatu alkitaabi waalladzii unzila ilayka min rabbika alhaqqu walaakinna aktsara alnnaasi laa yu/minuuna

1. Alif laam miim raa [764]. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al-Qur'an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). [764] Lihat not no. 10.
allaahu alladzii rafa'a alssamaawaati bighayri 'amadin tarawnahaa tsumma istawaa 'alaa al'arsyi wasakhkhara alsysyamsa waalqamara kullun yajrii li-ajalin musamman yudabbiru al-amra yufashshilu al-aayaati la'allakum biliqaa-i rabbikum tuuqinuuna


2. Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
wahuwa alladzii madda al-ardha waja'ala fiihaa rawaasiya wa-anhaaran wamin kulli altstsamaraati ja'ala fiihaa zawjayni itsnayni yughsyii allayla alnnahaara inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin yatafakkaruuna


3. Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan [765], Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. [765]. Yang dimaksud "berpasang-pasangan", ialah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar kecil dan sebagainya.
wafii al-ardhi qitha'un mutajaawiraatun wajannaatun min a'naabin wazar'un wanakhiilun shinwaanun waghayru shinwaanin yusqaa bimaa-in waahidin wanufadhdhilu ba'dhahaa 'alaa ba'dhin fii alukuli inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin ya'qiluuna


4. Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
wa-in ta'jab fa'ajabun qawluhum a-idzaa kunnaa turaaban a-innaa lafii khalqin jadiidin ulaa-ika alladziina kafaruu birabbihim waulaa-ika al-aghlaalu fii a'naaqihim waulaa-ika ash-haabu alnnaari hum fiihaa khaaliduuna


5. Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya; dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
wayasta'jiluunaka bialssayyi-ati qabla alhasanati waqad khalat min qablihimu almatsulaatu wa-inna rabbaka ladzuu maghfiratin lilnnaasi 'alaa zhulmihim wa-inna rabbaka lasyadiidu al'iqaabi


6. Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa, sebelum (mereka meminta) kebaikan [766], padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya. [766]. Orang-orang musyrik dengan cara mengejek meminta kepada Nabi Muhammad SAW, supaya disegerakan turunnya siksa, padahal semestinya mereka lebih dahulu meminta rahmat dan keselamatan.
wayaquulu alladziina kafaruu lawlaa unzila 'alayhi aayatun min rabbihi innamaa anta mundzirun walikulli qawmin haadin


7. Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.
allaahu ya'lamu maa tahmilu kullu untsaa wamaa taghiidhu al-arhaamu wamaa tazdaadu wakullu syay-in 'indahu bimiqdaarin


8. Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a., bahwasanya Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullah saw. Lalu Amir bin Thufail berkata, "Hai Muhammad! Hadiah apakah yang akan engkau berikan kepadaku, jika aku masuk Islam?" Rasulullah saw. menjawab, "Engkau akan mendapatkan sebagaimana apa yang didapat oleh kaum Muslimin yang lain, dan engkau pun akan menerima seperti apa yang mereka alami?" Lalu Amir berkata lagi, "Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai penggantimu sesudahmu?" Rasulullah saw. menjawab, "Hal tersebut bukan untukmu dan bukan untuk kaummu." Lalu mereka berdua keluar dari majelis Rasulullah saw. Setelah mereka keluar, lalu Amir berkata kepada Arbad, "Bagaimana kalau aku menyibukkan diri Muhammad dengan berbicara kepadanya, kemudian dari belakang kamu tebas dia dengan pedangmu?" Arbad setuju dengan usul tersebut, lalu keduanya kembali lagi menemui Rasulullah saw. Sesampainya di sana Amir berkata, "Hai Muhammad! Berdirilah bersamaku, aku akan berbicara kepadamu." Kemudian Amir berbicara kepadanya, dan Arbad menghunus pedangnya; akan tetapi ketika Arbad meletakkan tangannya pada pegangan pedangnya, tiba-tiba tangannya lumpuh. Dan Rasulullah saw. melirik kepadanya serta melihat tingkahnya itu dengan jelas, lalu beliau berlalu meninggalkan mereka. Maka setelah itu keduanya pergi, dan ketika mereka berdua sampai di kampung Ar-Raqm, lalu Allah mengutus halilintar kepada Arbad untuk menyambarnya, maka halilintar itu membunuhnya. Kemudian turunlah firman-Nya, "Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan..." (Q.S. Ar-Ra'd 8) sampai dengan firman-Nya, "Dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya." (Q.S. Ar-Ra'd 13). Imam Nasai dan Imam Bazzar keduanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Anas r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya kepada seorang laki-laki jahiliah yang terpandang, yaitu untuk mengajaknya menyembah Allah. Lalu laki-laki itu menjawab, "Apakah Tuhanmu yang engkau ajak aku supaya menyembah-Nya; apakah ia terbuat dari besi, atau dari tembaga, atau dari perak, ataukah dari emas?" Kemudian utusan itu kembali menghadap kepada Nabi saw. dan menceritakan kepadanya semua apa yang dialaminya. Nabi saw. mengulangi lagi hal itu untuk yang kedua kalinya, hingga sampai pada ketiga kalinya, akan tetapi laki-laki jahiliah itu masih tetap membangkang dan menolak. Lalu Allah mengutus halilintar kepadanya, dan halilintar itu menyambarnya hingga membakarnya. Maka turunlah ayat berikut ini, "Dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki..." (Q.S. Ar-Ra'd 13).
'aalimu alghaybi waalsysyahaadati alkabiiru almuta'aali


9. Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.
sawaaun minkum man asarra alqawla waman jahara bihi waman huwa mustakhfin biallayli wasaaribun bialnnahaari

Dengarkan
10. Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.


lahu mu'aqqibaatun min bayni yadayhi wamin khalfihi yahfazhuunahu min amri allaahi inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin suu-an falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin


11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. [767]. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah. [768]. Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

huwa alladzii yuriikumu albarqa khawfan wathama'an wayunsyi-u alssahaaba altstsiqaala


12. Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.

wayusabbihu alrra'du bihamdihi waalmalaa-ikatu min khiifatihi wayursilu alshshawaa'iqa fayushiibu bihaa man yasyaau wahum yujaadiluuna fii allaahi wahuwa syadiidu almihaali


13. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwasanya orang-orang kafir Mekah berkata kepada Nabi saw., "Jika kamu benar seperti apa yang kamu katakan (yakni menjadi seorang rasul), maka perlihatkanlah kepada kami engkau menghidupkan nenek moyang kami yang telah mati, supaya kami dapat berbicara dengan mereka. Kemudian singkirkanlah bukit-bukit Mekah ini yang mengurungi kami." Lalu turunlah firman-Nya, "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat dipindahkan ..." (Q.S. Ar-Ra'd 31). Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah hadis melalui Athiyyah Al-Aufi yang menceritakan, bahwa orang-orang kafir Mekah berkata kepada Nabi saw., "Seandainya engkau dapat menyingkirkan bukit-bukit Mekah itu daripada kami, sehingga tanah menjadi lapang, maka kami akan bercocok tanam padanya. Seandainya engkau dapat membelah tanah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Sulaiman bagi kaumnya dengan memakai angin. Seandainya engkau dapat menghidupkan kembali bagi kami orang-orang yang telah mati, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Isa bagi kaumnya, (niscaya kami mau beriman kepadamu)." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan sekiranya ada suatu bacaan..." (Q.S. Ar-Ra'd 31).

lahu da'watu alhaqqi waalladziina yad'uuna min duunihi laa yastajiibuuna lahum bisyay-in illaa kabaasithi kaffayhi ilaa almaa-i liyablugha faahu wamaa huwa bibaalighihi wamaa du'aau alkaafiriina illaa fii dhalaalin


14. Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do'a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya [769]. Dan do'a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. [769]. Orang-orang yang mendo'a kepada berhala dimisalkan seperti orang yang mengulurkan telapak tangannya yang terbuka ke air supaya air sampai ke mulutnya. Hal ini tidak mungkin terjadi karena telapak tangan yang terbuka tidak dapat menampung air.

walillaahi yasjudu man fii alssamaawaati waal-ardhi thaw'an wakarhan wazhilaaluhum bialghuduwwi waal-aasaali


15. Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.

qul man rabbu alssamaawaati waal-ardhi quli allaahu qul afaittakhadztum min duunihi awliyaa-a laa yamlikuuna li-anfusihim naf'an walaa dharran qul hal yastawii al-a'maa waalbashiiru am hal tastawii alzhzhulumaatu waalnnuuru am ja'aluu lillaahi syurakaa-a khalaquu kakhalqihi fatasyaabaha alkhalqu 'alayhim quli allaahu khaaliqu kulli syay-in wahuwa alwaahidu alqahhaaru


16. Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".

anzala mina alssamaa-i maa-an fasaalat awdiyatun biqadarihaa faihtamala alssaylu zabadan raabiyan wamimmaa yuuqiduuna 'alayhi fii alnnaari ibtighaa-a hilyatin aw mataa'in zabadun mitsluhu kadzaalika yadhribu allaahu alhaqqa waalbaathila fa-ammaa alzzabadu fayadzhabu jufaa-an wa-ammaa maa yanfa'u alnnaasa fayamkutsu fii al-ardhi kadzaalika yadhribu allaahu al-amtsaala


17. Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan [770]. [770]. Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya. Yang benar sama dengan air atau logam murni yang bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia.

lilladziina istajaabuu lirabbihimu alhusnaa waalladziina lam yastajiibuu lahu law anna lahum maa fii al-ardhi jamii'an wamitslahu ma'ahu laiftadaw bihi ulaa-ika lahum suu-u alhisaabi wama/waahum jahannamu wabi/sa almihaadu


18. Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.

afaman ya'lamu annamaa unzila ilayka min rabbika alhaqqu kaman huwa a'maa innamaa yatadzakkaru uluu al-albaabi


19. Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,

alladziina yuufuuna bi'ahdi allaahi walaa yanqudhuuna almiitsaaqa


20. (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian,





waalladziina yashiluuna maa amara allaahu bihi an yuushala wayakhsyawna rabbahum wayakhaafuuna suu-a alhisaabi


21. dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan [771], dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. [771]. Yaitu mengadakan hubungan silaturahim dan tali persaudaraan.

waalladziina shabaruu ibtighaa-a wajhi rabbihim wa-aqaamuu alshshalaata wa-anfaquu mimmaa razaqnaahum sirran wa'alaaniyatan wayadrauuna bialhasanati alssayyi-ata ulaa-ika lahum 'uqbaa alddaari


22. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),

jannaatu 'adnin yadkhuluunahaa waman shalaha min aabaa-ihim wa-azwaajihim wadzurriyyaatihim waalmalaa-ikatu yadkhuluuna 'alayhim min kulli baabin


23. (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;

salaamun 'alaykum bimaa shabartum fani'ma 'uqbaa alddaari


24. (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum" [772]. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. [772]. Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.

waalladziina yanqudhuuna 'ahda allaahi min ba'di miitsaaqihi wayaqtha'uuna maa amara allaahu bihi an yuushala wayufsiduuna fii al-ardhi ulaa-ika lahumu alla'natu walahum suu-u alddaari


25. Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).

allaahu yabsuthu alrrizqa liman yasyaau wayaqdiru wafarihuu bialhayaati alddunyaa wamaa alhayaatu alddunyaa fii al-aakhirati illaa mataa'un


26. Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).

wayaquulu alladziina kafaruu lawlaa unzila 'alayhi aayatun min rabbihi qul inna allaaha yudhillu man yasyaau wayahdii ilayhi man anaaba


27. Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mu'jizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan [773] siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya", [773]. Lihat not no. 34.

alladziina aamanuu watathma-innu quluubuhum bidzikri allaahi alaa bidzikri allaahi tathma-innu alquluubu


28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati thuubaa lahum wahusnu maaabin


29. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.

kadzaalika arsalnaaka fii ummatin qad khalat min qablihaa umamun litatluwa 'alayhimu alladzii awhaynaa ilayka wahum yakfuruuna bialrrahmaani qul huwa rabbii laa ilaaha illaa huwa 'alayhi tawakkaltu wa-ilayhi mataabi


30. Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al-Qur'an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat"



walaw anna qur-aanan suyyirat bihi aljibaalu aw quththhi'at bihi al-ardhu aw kullima bihi almawtaa bal lillaahi al-amru jamii'an afalam yay-asi alladziina aamanuu an law yasyaau allaahu lahadaa alnnaasa jamii'an walaa yazaalu alladziina kafaruu tushiibuhum bimaa shana'uu qaari'atun aw tahullu qariiban min daarihim hattaa ya/tiya wa'du allaahi inna allaaha laa yukhlifu almii'aada


31. Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al-Qur'an itulah dia) [774]. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. [774]. Dapat juga ayat ini diartikan: "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan membacanya gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat bicara (namun mereka tidak juga akan beriman).
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Mujahid yang menceritakan, bahwasanya sewaktu ayat ini diturunkan, yaitu: "Dan tidak ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah" (Q.S. Ar-Ra'd 38).

walaqadi istuhzi-a birusulin min qablika fa-amlaytu lilladziina kafaruu tsumma akhadztuhum fakayfa kaana 'iqaabi


32. Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu kemudian Aku binasakan mereka. Alangkah hebatnya siksaan-Ku itu!

afaman huwa qaa-imun 'alaa kulli nafsin bimaa kasabat waja'aluu lillaahi syurakaa-a qul sammuuhum am tunabbi-uunahu bimaa laa ya'lamu fii al-ardhi am bizhaahirin mina alqawli bal zuyyina lilladziina kafaruu makruhum washudduu 'ani alssabiili waman yudhlili allaahu famaa lahu min haadin


33. Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya)? Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah: "Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu". Atau apakah kamu hendak memberitakan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, atau kamu mengatakan (tentang hal itu) sekadar perkataan pada lahirnya saja. Sebenarnya orang-orang kafir itu dijadikan (oleh syaitan) memandang baik tipu daya mereka dan dihalanginya dari jalan (yang benar). Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk.

lahum 'adzaabun fii alhayaati alddunyaa wala'adzaabu al-aakhirati asyaqqu wamaa lahum mina allaahi min waaqin


34. Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah.

matsalu aljannati allatii wu'ida almuttaquuna tajrii min tahtihaa al-anhaaru ukuluhaa daa-imun wazhilluhaa tilka 'uqbaa alladziina ittaqaw wa'uqbaa alkaafiriina alnnaaru


35. Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.

waalladziina aataynaahumu alkitaaba yafrahuuna bimaa unzila ilayka wamina al-ahzaabi man yunkiru ba'dhahu qul innamaa umirtu an a'buda allaaha walaa usyrika bihi ilayhi ad'uu wa-ilayhi maaabi


36. Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka [775] bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali". [775] Yaitu orang-orang Yahudi yang telah masuk agama Islam seperti Abdullah bin Salam dan orang-orang Nasara yang telah memeluk agama Islam.

wakadzaalika anzalnaahu hukman 'arabiyyan wala-ini ittaba'ta ahwaa-ahum ba'da maa jaa-aka mina al'ilmi maa laka mina allaahi min waliyyin walaa waaqin


37. Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab [776]. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. [776]. Keistimewaan bahasa Arab itu antara lain ialah: 1. sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, 2. bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan. 3. bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjugasi) yang amat luas sehingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian tak terdapat dalam bahasa lain.

walaqad arsalnaa rusulan min qablika waja'alnaa lahum azwaajan wadzurriyyatan wamaa kaana lirasuulin an ya/tiya bi-aayatin illaa bi-idzni allaahi likulli ajalin kitaabun


38. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mu'jizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu) [777]. [777]. Tujuan ayat ini ialah pertama-tama untuk membantah ejekan-ejekan terhadap Nabi Muhammad SAW dari pihak musuh-musuh beliau, karena hal itu merendahkan martabat kenabian. Keduanya untuk membantah pendapat mereka bahwa seorang rasul itu dapat melakukan mu'jizat yang diberikan Allah kepada rasul-Nya bilamana diperlukan, bukan untuk dijadikan permainan. Bagi tiap-tiap rasul itu ada Kitabnya yang sesuai dengan keadaan masanya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Orang-orang Quraisy berkata kepada Nabi saw., "Hai Muhammad, kami lihat engkau ini sudah tidak mempunyai apa-apa lagi, semuanya telah habis untuk menyelesaikan urusan engkau itu." Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya yang lain, yaitu: "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan..." (Q.S. Ar-Ra'd 39).

yamhuu allaahu maa yasyaau wayutsbitu wa'indahu ummu alkitaabi


39. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Atha Bin Yasar yang menceritakan, bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang (kafir) yang terbunuh ketika perang Badar yaitu firman-Nya, "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran..." (Q.S. Ibrahim 28).

wa-in maa nuriyannaka ba'dha alladzii na'iduhum aw natawaffayannaka fa-innamaa 'alayka albalaaghu wa'alaynaa alhisaabu


40. Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan kamu (hal itu tidak penting bagimu) karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.



awa lam yaraw annaa na/tii al-ardha nanqushuhaa min athraafihaa waallaahu yahkumu laa mu'aqqiba lihukmihi wahuwa sarii'u alhisaabi


41. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya.

waqad makara alladziina min qablihim falillaahi almakru jamii'an ya'lamu maa taksibu kullu nafsin wasaya'lamu alkuffaaru liman 'uqbaa alddaari


42. Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu.

wayaquulu alladziina kafaruu lasta mursalan qul kafaa biallaahi syahiidan baynii wabaynakum waman 'indahu 'ilmu alkitaabi


43. Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab". [778] [778] Yaitu ulama-ulama ahli Kitab yang memeluk agama Islam

 Penutup 

Surat Ar-Ra'd lebih banyak menitik beratkan pada pembuktian kebenaran keesaan Allah, kepastian akan terjadinya hari berbangkit. Dijelaskan pula tugas-tugas para rasul dan kebenaran dari kitab-kitab suci yang dibawa mereka. Terhadap mereka yang ingkar dan memusuhi para nabi-nabi itu, diterangkan bahwa mereka pasti mengalami kegagalan dan kehancuran.

HUBUNGAN SURAT AR RA'D DENGAN SURAT IBRAHIM

1. Dalam surat Ar Ra'd disebutkan bahwa Al Quran itu diturunkan dalam bahasa Arab, sebagai pemisah antara yang baik dengan yang bathil, sedangkan hikmah menurunkan dalam bahasa Arab itu belum dijelaskan. Dalam surat Ibrahim hikmah itu dijelaskan.

2. Dalam surat Ar Ra'd Allah mengatakan bahwa seorang rasul tak akan dapat melakukan suatu mukjizat tanpa izin dari Allah, maka dalam surat Ibrahim para rasul menegaskan bahwa beliau-beliau adalah manusia biasa, tak dapat mendatangkan suatu mukjizat tanpa izin Allah.

3. Dalam surat Ar Ra'd disebutkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. menyerukan agar manusia bertawakkal kepada Allah, dan dalam surat Ibrahim, Nabi Muhammad s.a.w. menerangkan bahwa para rasul bertawakkal hanya kepada Allah.

4. Dalam surat Ar Ra'd Allah menyebutkan perbuatan-perbuatan makar orang-orang kafir, maka di surat Ibrahim diulangi lagi, dan disebutkan pula sifat-sifat mereka yang tidak tersebut dalam surat Ar Ra'd itu.

No comments:

Post a Comment