Sunday, December 18, 2011

Surah » Ali Imran » Jumlah Ayat: 200 DARI 150-200


sanulqii fii quluubi alladziina kafaruu alrru'ba bimaa asyrakuu biallaahi maa lam yunazzil bihi sulthaanan wama/waahumu alnnaaru wabi/sa matswaa alzhzhaalimiina.
.

151. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.

walaqad shadaqakumu allaahu wa'dahu idz tahussuunahum bi-idznihi hattaa idzaa fasyiltum watanaaza'tum fii al-amri wa'ashaytum min ba'di maa araakum maa tuhibbuuna minkum man yuriidu alddunyaa waminkum man yuriidu al-aakhirata tsumma sharafakum 'anhum liyabtaliyakum walaqad 'afaa 'ankum waallaahu dzuu fadhlin 'alaa almu/miniina .
.
152. Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu [237] dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai [238]. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka [239] untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah mema'afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.

[237] Yakni: urusan pelaksanaan perintah Nabi Muhammad SAW karena beliau telah memerintahkan agar regu pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditunjukkan oleh beliau dalam keadaan bagaimanapun.

[238] Yakni: kemenangan dan harta rampasan.

[239] Maksudnya: kaum muslimin tidak berhasil mengalahkan mereka.

idz tush'iduuna walaa talwuuna 'alaa ahadin waalrrasuulu yad'uukum fii ukhraakum fa-atsaabakum ghamman bighammin likay laa tahzanuu 'alaa maa faatakum walaa maa ashaabakum waallaahu khabiirun bimaa ta'maluuna .
...
153. (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan [240], supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

[240] Kesedihan kaum muslimin disebabkan mereka tidak mentaati perintah Rasul yang mengakibatkan kekalahan bagi mereka.

tsumma anzala 'alaykum min ba'di alghammi amanatan nu'aasan yaghsyaa thaa-ifatan minkum wathaa-ifatun qad ahammat-hum anfusuhum yazhunnuuna biallaahi ghayra alhaqqi zhanna aljaahiliyyati yaquuluuna hal lanaa mina al-amri min syay-in qul inna al-amra kullahu lillaahi yukhfuuna fii anfusihim maa laa yubduuna laka yaquuluuna law kaana lanaa mina al-amri syay-un maa qutilnaa haahunaa qul law kuntum fii buyuutikum labaraza alladziina kutiba 'alayhimu alqatlu ilaa madaaji'ihim waliyabtaliya allaahu maa fii shuduurikum waliyumahhisha maa fii quluubikum waallaahu 'aliimun bidzaati alshshuduuri 

154. Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu [241], sedang segolongan lagi [242] telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah [243]. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.

[241] Yaitu: orang-orang Islam yang kuat keyakinannya.

[242] Yaitu: orang-orang Islam yang masih ragu-ragu.

[243] Ialah: sangkaan bahwa kalau Muhammad SAW itu benar-benar nabi dan rasul Allah, tentu dia tidak akan dapat dikalahkan dalam peperangan.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Rahawaih mengetengahkan dari Zubair, katanya, "Kamu lihat saya di saat perang Uhud, yakni ketika kami merasa amat takut dan Allah mengirim kantuk kepada kami, maka tidak seorang pun di antara kami kecuali dagunya terletak di atas dadanya. Demi Allah, sungguh saya dengar ucapan Mu'tab bin Qushair seolah-olah dalam mimpi, 'Sekiranya kita ada wewenang dalam urusan ini sedikit saja, tentulah kita tidak akan terbunuh di sini!' Maka kata-katanya itu dihafal oleh saya. Maka Allah menurunkan mengenai peristiwa ini, 'Kemudian Allah menurunkan atasmu setelah berduka-cita itu keamanan berupa kantuk...' sampai dengan firman-Nya, 'Dan Allah Maha Mengetahui isi hati.'" (Q.S. Ali Imran 154)

inna alladziina tawallaw minkum yawma iltaqaa aljam'aani innamaa istazallahumu alsysyaythaanu biba'dhi maa kasabuu walaqad 'afaa allaahu 'anhum inna allaaha ghafuurun haliimun

155. Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu [244], hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma'af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

[244] Dua pasukan itu ialah pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin.

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa takuunuu kaalladziina kafaruu waqaaluu li-ikhwaanihim idzaa dharabuu fii al-ardhi aw kaanuu ghuzzan law kaanuu 'indanaa maa maatuu wamaa qutiluu liyaj'ala allaahu dzaalika hasratan fii quluubihim waallaahu yuhyii wayumiitu waallaahu bimaa ta'maluuna bashiirun 

156. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: "Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh." Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan.

wala-in qutiltum fii sabiili allaahi aw muttum lamaghfiratun mina allaahi warahmatun khayrun mimmaa yajma'uuna 

157. Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal [245], tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan.

[245] Maksudnya: meninggal di jalan Allah bukan karena peperangan.

wala-in muttum aw qutiltum la-ilaa allaahi tuhsyaruuna 

158. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.

fabimaa rahmatin mina allaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan ghaliizha alqalbi lainfadhdhuu min hawlika fau'fu 'anhum waistaghfir lahum wasyaawirhum fii al-amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alaa allaahi inna allaaha yuhibbu almutawakkiliina 

159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.

in yanshurkumu allaahu falaa ghaaliba lakum wa-in yakhdzulkum faman dzaa alladzii yanshurukum min ba'dihi wa'alaa allaahi falyatawakkali almu/minuuna 

160. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal.




wamaa kaana linabiyyin an yaghulla waman yaghlul ya/ti bimaa ghalla yawma alqiyaamati tsumma tuwaffaa kullu nafsin maa kasabat wahum laa yuzhlamuuna 

161. Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Daud dan juga oleh Tirmizi mengetengahkan hadis yang menganggapnya sebagai hadis hasan dari Ibnu Abbas, katanya, "Ayat ini diturunkan mengenai selembar permadani merah yang hilang di waktu perang Badar. Kata sebagian orang, 'Mungkin yang mengambilnya Rasulullah saw.' Maka Allah menurunkan ayat, 'Tidaklah mungkin bagi seorang nabi berkhianat terhadap urusan harta rampasan...'" (Q.S. Ali Imran 161) Thabrani mengetengahkan dalam kitab Al-Kabir dengan sanad yang orang-orangnya dapat dipercaya dari Ibnu Abbas, katanya, "Nabi saw. mengirim sepasukan tentara lalu mengembalikan panji-panjinya. Kemudian dikirimnya pula, lalu mengembalikannya. Kemudian dikirimnya lagi, lalu mengembalikan panji-panjinya disertai kepala rusa yang terbuat dari emas tetapi disertai kecurangan. Maka turunlah ayat, 'Tidaklah mungkin bagi seorang nabi berkhianat terhadap urusan harta rampasan.'" (Q.S. Ali Imran 161)

afamani ittaba'a ridhwaana allaahi kaman baa-a bisakhathin mina allaahi wama/waahu jahannamu wabi/sa almashiiru 

162. Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam?. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

hum darajaatun 'inda allaahi waallaahu bashiirun bimaa ya'maluuna 

163. (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

laqad manna allaahu 'alaa almu/miniina idz ba'atsa fiihim rasuulan min anfusihim yatluu 'alayhim aayaatihi wayuzakkiihim wayu'allimuhumu alkitaaba waalhikmata wa-in kaanuu min qablu lafii dhalaalin mubiinin 

164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

awa lammaa ashaabatkum mushiibatun qad ashabtum mitslayhaa qultum annaa haadzaa qul huwa min 'indi anfusikum inna allaaha 'alaa kulli syay-in qadiirun 

165. Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim dari Umar bin Khaththab, katanya, "Mereka dihukum di waktu perang Uhud disebabkan kesalahan mereka di waktu perang Badar, yaitu dengan menerima uang tebusan. Maka ada 70 orang di antara mereka yang gugur, dan para sahabat Nabi saw. melarikan diri hingga beliau sendiri patah taringnya dan pecah ketopong besi di atas kepalanya, sehingga darah mengalir di atas wajahnya, maka Allah menurunkan ayat, 'Apakah setiap kamu ditimpa oleh musibah...'" (Q.S. Ali Imran 165)

wamaa ashaabakum yawma iltaqaa aljam'aani fabi-idzni allaahi waliya'lama almu/miniina

166. Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman.

waliya'lama alladziina naafaquu waqiila lahum ta'aalaw qaatiluu fii sabiili allaahi awi idfa'uu qaaluu law na'lamu qitaalan laittaba'naakum hum lilkufri yawma-idzin aqrabu minhum lil-iimaani yaquuluuna bi-afwaahihim maa laysa fii quluubihim waallaahu a'lamu bimaa yaktumuuna

167. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)". Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu" [247]. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.

[247] Ucapan ini ditujukan kepada Nabi dan sahabat-sahabat beliau sebagai ejekan, karena mereka memandang Nabi tidak tahu taktik berperang, sebab beliau melakukan peperangan ketika jumlah kaum muslimin sedikit. Ucapan ini dapat digunakan untuk mengelakkan cercaan yang ditujukan kepada diri orang-orang munafik sendiri.

alladziina qaaluu li-ikhwaanihim waqa'aduu law athaa'uunaa maa qutiluu qul faidrauu 'an anfusikumu almawta in kuntum shaadiqiina 

168. Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar".

walaa tahsabanna alladziina qutiluu fii sabiili allaahi amwaatan bal ahyaaun 'inda rabbihim yurzaquuna 

169. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup [248] di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.

[248] Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan Halim dari Ibnu Abbas, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tatkala saudara-saudaramu ditimpa malapetaka waktu perang Uhud, maka Allah menjadikan roh-roh mereka dalam rongga tubuh burung-burung hijau yang selalu mendatangi sungai-sungai surga dan memakan buah-buahannya serta berlindung dalam kandil-kandil emas di bawah naungan Arasy. Ketika terasa oleh mereka bagaimana nikmatnya makanan dan minuman serta indahnya tempat tinggal mereka, mereka berkata, 'Wahai malangnya nasib teman-teman kita, kenapa mereka tidak mengetahui balasan yang disediakan Allah bagi kita, agar mereka tidak merasa enggan untuk berjihad dan tidak mengabaikan peperangan.' Maka Allah pun berfirman, 'Akulah yang akan menyampaikan kepada mereka berita dari kamu itu,' lalu diturunkan-Nyalah ayat, 'Dan janganlah kamu kira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati...,' sampai akhir ayat dan ayat-ayat berikutnya. Tirmizi meriwayatkan yang sama isinya dengan itu dari Jabir."

farihiina bimaa aataahumu allaahu min fadhlihi wayastabsyiruuna bialladziina lam yalhaquu bihim min khalfihim allaa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna 

170. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka [249], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

[249] Maksudnya ialah teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah s.w.t.



yastabsyiruuna bini'matin mina allaahi wafadhlin wa-anna allaaha laa yudhii'u ajra almu/miniina


171. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

alladziina istajaabuu lillaahi waalrrasuuli min ba'di maa ashaabahumu alqarhu lilladziina ahsanuu minhum waittaqaw ajrun 'azhiimun 

172. (Yaitu) orang-orang yang menta'ati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diketengahkan oleh Ibnu Jarir dari jalur Aufi dari Ibnu Abbas, katanya, "Sesungguhnya Allah telah memasukkan rasa takut ke dalam hati Abu Sufyan di waktu perang Uhud yakni setelah ia menerima tamparan dari kamu, maka setelah ia kembali ke Mekah, Nabi saw. bersabda, 'Sesungguhnya Abu Sofyan telah ditimpa sesuatu daripada kamu sehingga berair matanya, oleh karena itu ia pulang sedangkan Allah telah memasukkan rasa takut ke dalam hatinya.' Perang Uhud itu terjadi pada bulan Syawal, dan para pedagang biasanya datang ke Madinah pada bulan Zulkaidah, lalu singgah di Badar Shugra. Setelah perang Uhud itu mereka juga tidak lupa datang ke Badar di mana kaum muslimin yang baru saja ditimpa bencana dan masih belum pulih dari kesedihannya, maka Nabi saw. mengerahkan orang-orang untuk ikut pergi bersamanya. Lalu setan muncul untuk menakut-nakuti mereka, katanya, 'Musuh telah menghimpun pasukan untuk menghadapi kalian!' Karena itu orang-orang merasa enggan untuk memenuhi seruan Nabi saw. Maka sabdanya, 'Aku tetap akan berangkat walau tak seorang pun yang mau ikut!' Tetapi sahabat-sahabat utama yaitu Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Zubair, Saad, Thalhah, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Masud, Hudzaifah bin Yaman dan Abu Ubaidah bin Jarrah bersama serombongan orang yang berkekuatan 70 orang bergabung dengan beliau dan berangkat untuk mencari Abu Sufyan lalu mencarinya hingga di Shafra, maka Allah menurunkan ayat, 'Yaitu orang-orang yang menaati perintah Allah dan rasul-Nya setelah mereka mendapat luka...'" (Q.S. Ali Imran 172) Thabrani mengetengahkan dengan sanad yang sahih dari Ibnu Abbas, katanya, "Tatkala orang-orang musyrik kembali dari Uhud, teman-teman mereka mengatakan, 'Muhammad tidak berhasil kamu bunuh, dan gadis-gadis cantik tidak pula kalian tawan. Alangkah sia-sianya perbuatan kalian! Kalau begitu kembalilah kalian!' Ucapan ini sampai ke telinga Rasulullah saw. maka dikerahkannyalah kaum muslimin yang mendapat sambutan baik dari mereka. Mereka terus berjalan sampai di Hamraul Asad atau Bir Abu Utbah. Maka Allah pun menurunkan ayat, 'Yaitu orang-orang yang menaati perintah Allah dan rasul-Nya...' (Q.S. Ali Imran 172)

alladziina qaala lahumu alnnaasu inna alnnaasa qad jama'uu lakum faikhsyawhum fazaadahum iimaanan waqaaluu hasbunaa allaahu wani'ma alwakiilu 

173. (Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia [250] telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".

[250] Maksudnya: orang Quraisy.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Murdawaih mengetengahkan dari Abu Rafi' bahwa Nabi saw. mengirim Ali bersama beberapa orang anak buahnya untuk mencari Abu Sofyan. Di tengah jalan mereka bertemu dengan seorang laki-laki suku Khuza'ah, lalu kata laki-laki itu, "Sesungguhnya orang-orang itu telah mengumpulkan pasukan untuk menghadapi kalian." Jawab mereka, "Cukuplah bagi kami Allah, dan Dia adalah sebaik- baik pelindung," lalu diturunkanlah ayat ini mengenai mereka.

fainqalabuu bini'matin mina allaahi wafadhlin lam yamsas-hum suu-un waittaba'uu ridhwaana allaahi waallaahu dzuu fadhlin 'azhiimin 

174. Maka mereka kembali dengan ni'mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar [251].

[251] Ayat 172, 173 dan 174, di atas membicarakan tentang peristiwa perang Badar Shughra (Badar kecil) yang terjadi setahun sesudah perang Uhud. Sewaktu meninggalkan perang Uhud itu, Abu Sufyan pemimpin orang Quraisy menantang Nabi dan sahabat-sahabat beliau bahwa dia bersedia bertemu kembali dengan kaum muslimin pada tahun berikutnya di Badar. Tetapi karena tahun itu (4 H) musim paceklik dan Abu Sufyan sendiri waktu itu merasa takut, maka dia beserta tentaranya tidak jadi meneruskan perjalanan ke Badar, lalu dia menyuruh Nu'aim Ibnu Mas'ud dan kawan-kawan pergi ke Madinah untuk menakut-nakuti kaum muslimin dengan menyebarkan kabar bohong, seperti yang disebut dalam ayat 173. Namun demikian Nabi beserta sahabat-sahabat tetap maju ke Badar. Oleh karena tidak terjadi perang, dan pada waktu itu di Badar kebetulan musim pasar, maka kaum muslimin melakukan perdagangan dan memperoleh laba yang besar. Keuntungan ini mereka bawa pulang ke Madinah seperti yang tersebut pada ayat 174.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abu Sofyan mengetengahkan kepada Nabi saw., 'Pertemuan berikutnya ialah di musim Badar, yakni tempat kamu membantai sahabat-sahabat kami!' Mengenai orang-orang yang pengecut, mereka segera kembali. Adapun orang-orang yang berani, mereka membawa alat-alat perang di samping barang-barang dagangan, lalu mendatangi pasar itu. Tetapi tidak seorang tentara, musuh, pun mereka temui hingga kaum muslimin pun berjual-belilah hingga Allah menurunkan ayat, 'Maka mereka kembali dengan membawa nikmat dan karunia yang besar dari Allah...'" (Q.S. Ali Imran 174)

innamaa dzaalikumu alsysyaythaanu yukhawwifu awliyaa-ahu falaa takhaafuuhum wakhaafuuni in kuntum mu/miniina 

175. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

walaa yahzunka alladziina yusaari'uuna fii alkufri innahum lan yadhurruu allaaha syay-an yuriidu allaahu allaa yaj'ala lahum hazhzhan fii al-aakhirati walahum 'adzaabun 'azhiimun

176. Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir [252]; sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.

[252] Yakni: orang-orang kafir Mekah atau orang-orang munafik yang selalu merongrong agama Islam.

inna alladziina isytarawuu alkufra bial-iimaani lan yadhurruu allaaha syay-an walahum 'adzaabun aliimun 

177. Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.

walaa yahsabanna alladziina kafaruu annamaa numlii lahum khayrun li-anfusihim innamaa numlii lahum liyazdaaduu itsman walahum 'adzaabun muhiinun 

178. Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka [253] adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.

[253] Yakni: dengan memperpanjang umur mereka dan membiarkan mereka berbuat dosa sesuka hatinya.

maa kaana allaahu liyadzara almu/miniina 'alaa maa antum 'alayhi hattaa yamiiza alkhabiitsa mina alththhayyibi wamaa kaana allaahu liyuthli'akum 'alaa alghaybi walaakinna allaaha yajtabii min rusulihi man yasyaau faaaminuu biallaahi warusulihi wa-in tu/minuu watattaquu falakum ajrun 'azhiimun 

179. Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini [254], sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mu'min). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya [255]. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.

[254] Yaitu: keadaan kaum muslimin bercampur baur dengan kaum munafikin.

[255] Di antara rasul-rasul, Nabi Muhammad SAW dipilih oleh Allah dengan memberi keistimewaan kepada beliau berupa pengetahuan untuk menanggapi isi hati manusia, sehingga beliau dapat menentukan siapa di antara mereka yang betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik atau kafir.

walaa yahsabanna alladziina yabkhaluuna bimaa aataahummu allaahu min fadhlihi huwa khayran lahum bal huwa syarrun lahum sayuthawwaquuna maa bakhiluu bihi yawma alqiyaamati walillaahi miiraatsu alssamaawaati waal-ardhi waallaahu bimaa ta'maluuna khabiirun

180. Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan




laqad sami'a allaahu qawla alladziina qaaluu inna allaaha faqiirun wanahnu aghniyaaun sanaktubu maa qaaluu waqatlahumu al-anbiyaa-a bighayri haqqin wanaquulu dzuuquu 'adzaaba alhariiqi


181. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar".
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishak dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas katanya, "Abu Bakar masuk ke rumah seseorang bernama Madras. Didapatinya di sana telah berkumpul orang-orang Yahudi sedang menghadap pemimpin mereka bernama Fanhas. Kata Fanhas kepada Abu Bakar, 'Demi Allah, wahai Abu Bakar! Sebenarnya kami ini tidak membutuhkan Allah, sebaliknya Dialah yang butuh kepada kami! Seandainya Dia kaya, tentulah Dia tidak perlu meminta pinjaman kepada kami sebagaimana diakui oleh sahabatmu itu!' Abu Bakar pun naik darah lalu menampar mukanya. Fanhas pergi menemui Nabi saw. katanya, 'Hai Muhammad! Lihatlah ini apa yang telah dilakukan oleh sahabatmu kepada saya!' Jawab Nabi saw., 'Hai Abu Bakar, apa yang menyebabkanmu melakukan itu?' Jawabnya, 'Wahai Rasulullah! Ia telah mengeluarkan kata-kata berat, dikatakannya bahwa Allah miskin sedangkan mereka kaya.' Fanhash menolak keterangan itu, tetapi Allah menurunkan ayat, 'Sungguh Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan, 'Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya...'" (Q.S. Ali Imran 181) Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Nabi saw. sewaktu Allah menurunkan, "Siapakah yang bersedia mempiutangi Allah suatu piutang yang baik?" Kata mereka, "Hai Muhammad! Rupanya Tuhanmu jatuh miskin, sehingga ia meminta pinjaman kepada hamba-Nya!" Maka Allah pun menurunkan ayat, "Sungguh Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan 'Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya.'" (Q.S. Ali Imran 181)

dzaalika bimaa qaddamat aydiikum wa-anna allaaha laysa bizhallaamin lil'abiidi

182. (Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.

alladziina qaaluu inna allaaha 'ahida ilaynaa allaa nu/mina lirasuulin hattaa ya/tiyanaa biqurbaanin ta/kuluhu alnnaaru qul qad jaa-akum rusulun min qablii bialbayyinaati wabialladzii qultum falima qataltumuuhum in kutum shaadiqiina 

183. (Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api". Katakanlah: "Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar".

fa-in kadzdzabuuka faqad kudzdziba rusulun min qablika jaauu bialbayyinaati waalzzuburi waalkitaabi almuniiri 

184. Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mu'jizat-mu'jizat yang nyata, Zabur [256] dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna [257].

[256] Zabur ialah lembaran-lembaran yang berisi wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW yang isinya mengandung hikmah-hikmah.

[257] Yakni: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berisi hukum syari'at seperti Taurat, Injil dan Zabur.

kullu nafsin dzaa-iqatu almawti wa-innamaa tuwaffawna ujuurakum yawma alqiyaamati faman zuhziha 'ani alnnaari waudkhila aljannata faqad faaza wamaa alhayaatu alddunyaa illaa mataa'u alghuruuri 
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

latublawunna fii amwaalikum wa-anfusikum walatasma'unna mina alladziina uutuu alkitaaba min qablikum wamina alladziina asyrakuu adzan katsiiran wa-in tashbiruu watattaquu fa-inna dzaalika min 'azmi al-umuuri 

186. Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Munzir dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat itu turun mengenai sengketa yang terjadi di antara Abu Bakar dan Fanhas disebabkan ucapan Fanhas bahwa Allah miskin dan mereka kaya. Dalam pada itu Abdurrazaq menyebutkan dari Ma'mar dari Zuhri dari Abdurrahman bin Kaab bin Malik, bahwa ayat ini diturunkan mengenai Kaab bin Asyraf disebabkan syair celaannya terhadap Nabi saw. dan sahabat-sahabatnya.

wa-idz akhadza allaahu miitsaaqa alladziina uutuu alkitaaba latubayyinunnahu lilnnaasi walaa taktumuunahu fanabadzuuhu waraa-a zhuhuurihim waisytaraw bihi tsamanan qaliilan fabi/sa maa yasytaruuna 

187. Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu [258] ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.

[258] Di antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW

laa tahsabanna alladziina yafrahuuna bimaa ataw wayuhibbuuna an yuhmaduu bimaa lam yaf'aluu falaa tahsabannahum bimafaazatin mina al'adzaabi walahum 'adzaabun aliimun

188. Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan lain-lain dari jalur Humaid bin Abdurrahman bin Auf bahwa Marwan mengatakan kepada penjaga pintunya, "Hai Rafi'! Pergilah kamu kepada Ibnu Abbas, lalu katakan, 'Sekiranya setiap kita yang merasa gembira dengan apa yang dikerjakannya, dan yang ingin dipuji dengan apa yang tidak pernah dikerjakannya itu disiksa, tentulah semua kita ini akan disiksa!' Maka jawab Ibnu Abbas, 'Apa yang kamu risaukan tentang hal itu? Ayat tersebut diturunkan hanyalah mengenai Ahli Kitab.' Mereka ditanyai oleh Nabi saw. tentang suatu hal, lalu mereka sembunyikan dan mereka ceritakanlah soal yang lain. Kemudian mereka pergi dan mengira bahwa mereka telah menjawab apa yang ditanyakan Nabi kepada mereka. Mereka gembira telah berhasil menyembunyikan keadaan sebenarnya dan minta dipuji atas demikian itu." Bukhari dan Muslim mengetengahkan dari Abu Said Al-Khudri bahwa beberapa orang lelaki dari golongan munafik, jika Rasulullah saw. pergi berperang, mereka tak mau ikut mereka tinggal di belakang, dan merasa gembira berada di belakang Rasulullah saw. Jika Rasulullah kembali, maka mereka minta maaf dan mengajukan alasan-alasan dengan berani angkat sumpah. Mereka ingin mendapat pujian atas perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan. Maka turunlah ayat, "Janganlah sekali-kali kamu kira, bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang mereka kerjakan..." (Q.S. Ali Imran 188). Dalam tafsirnya dari Zaid bin Aslam, dikeluarkan oleh Abdun bahwa Rafi' bin Khudaij berada bersama Zaid bin Tsabit dalam majelis Marwan. Tanya Marwan, "Hai Rafi'! Tentang apakah diturunkannya ayat, 'Janganlah kamu kira, bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang mereka kerjakan..' (Q.S. Ali Imran 188). Jawab Rafi', 'Diturunkannya ialah mengenai beberapa orang munafik, jika Nabi saw. keluar perang, mereka menyatakan penyesalan.' Mereka mengatakan, 'Kami terhalang oleh beberapa kesibukan. Alangkah inginnya hati kami berada bersamamu!' Maka Allah pun menurunkan ayat ini mengenai ini. Tetapi Marwan seolah-olah menolak keterangan ini, hingga Rafi' menjadi kesal, lalu tanyanya kepada Zaid bin Tsabit, 'Saya mohon atas nama Allah, apakah kamu mengetahui apa yang saya katakan itu?' Jawabnya, 'Ya.'" Kata Hafizh Ibnu Hajar, "Dihimpun antara pendapat ini dengan pendapat Ibnu Abbas, bahwa mungkin saja ayat itu diturunkan tentang kedua golongan itu sekaligus." Katanya lagi, "Sementara itu menurut Farra', ayat ini turun mengenai ucapan orang Yahudi yang mengatakan, 'Kami ini Ahli Kitab yang pertama, dan ahli salat serta taat!' Namun mereka tidak mengakui kenabian Muhammad saw." Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari beberapa jalur dari golongan tabiin yang serupa dengan itu, serta dianggap kuat oleh Ibnu Jarir. Memang tak ada halangan jika dikatakan bahwa ayat itu diturunkan pada semua hal itu.

walillaahi mulku alssamaawaati waal-ardhi waallaahu 'alaa kulli syay-in qadiirun

189. kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.

inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari laaayaatin li-ulii al-albaabi 

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
SEBAB TURUNNYA AYAT: Thabrani dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Orang-orang Quraisy datang menemui orang-orang Yahudi, tanya mereka, 'Bukti-bukti apakah yang dibawa oleh Musa kepada tuan-tuan?' Jawab mereka, 'Tongkatnya dan tangannya yang putih bagi mata yang memandang.' Kemudian mereka datangi lagi orang-orang Nasrani, lalu menanyakan, 'Apa mukjizat Isa?' Jawab mereka, 'Menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit kusta bahkan menghidupkan orang yang telah mati.' Setelah itu mereka menjumpai Nabi saw., kata mereka, 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Shafa ini dijadikannya sebagai bukit emas.' Maka Nabi pun memohon kepada Tuhannya, lalu diturunkan-Nyalah ayat, 'Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi...' (Q.S. Ali Imran 190). Maka hendaklah mereka merenungkannya!"


alladziina yadzkuruuna allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubihim wayatafakkaruuna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa 'adzaaba alnnaari 

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

rabbanaa innaka man tudkhili alnnaara faqad akhzaytahu wamaa lilzhzhaalimiina min anshaarin

192. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

rabbanaa innanaa sami'naa munaadiyan yunaadii lil-iimaani an aaminuu birabbikum faaamannaa rabbanaa faighfir lanaa dzunuubanaa wakaffir 'annaa sayyi-aatinaa watawaffanaa ma'a al-abraari

193. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.

rabbanaa waaatinaa maa wa'adtanaa 'alaa rusulika walaa tukhzinaa yawma alqiyaamati innaka laa tukhlifu almii'aada 

194. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."

faistajaaba lahum rabbuhum annii laa udhii'u 'amala 'aamilin minkum min dzakarin aw untsaa ba'dhukum min ba'dhin faalladziina haajaruu waukhrijuu min diyaarihim wauudzuu fii sabiilii waqaataluu waqutiluu laukaffiranna 'anhum sayyi-aatihim walaudkhilannahum jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru tsawaaban min 'indi allaahi waallaahu 'indahu husnu altstsawaabi

195. Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain [259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

[259] Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Abdurrazaq, Said bin Manshur, Tirmizi, Hakim dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Umu Salamah bahwa ia berkata, "Wahai Rasulullah! Saya tidak pernah mendengar Allah menyebut-nyebut sesuatu pun tentang wanita berkenaan dengan hijrah. Maka Allah menurunkan ayat, 'Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka...'" (Q.S. Ali Imran 195)

laa yaghurrannaka taqallubu alladziina kafaruu fii albilaadi 

196. Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak [260] di dalam negeri.

[260] Yakni: kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.

mataa'un qaliilun tsumma ma/waahum jahannamu wabi/sa almihaadu 

197. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.

laakini alladziina ittaqaw rabbahum lahum jannaatun tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa nuzulan min 'indi allaahi wamaa 'inda allaahi khayrun lil-abraari

198. Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) [261] dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti [262].

[261] Yakni: tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya seperti makanan, minuman dan lain-lain.

[262] Maksudnya ialah penghargaan dari Allah disamping tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya itu, adalah lebih baik daripada kesenangan duniawi yang dinikmati orang-orang kafir itu.

wa-inna min ahli alkitaabi laman yu/minu biallaahi wamaa unzila ilaykum wamaa unzila ilayhim khaasyi'iina lillaahi laa yasytaruuna bi-aayaati allaahi tsamanan qaliilan ulaa-ika lahum ajruhum 'inda rabbihim inna allaaha sarii'u alhisaabi 

199. Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diriwayatkan oleh Nasai dari Anas, katanya, "Tatkala datang berita wafatnya Najasyi, bersabdalah Rasulullah saw. 'Salatkanlah dia!' Jawab mereka, 'Wahai Rasulullah! Apakah kita akan menyalatkan seorang budak Habasyi?' Maka Allah menurunkan ayat, 'Sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah...'" (Q.S. Ali Imran 199) Ibnu Jarir meriwayatkan yang sama isinya dengan itu dari Jabir sedangkan dalam Al-Mustadrak dari Abdullah bin Zubair, katanya, "Diturunkan kepada Najasyi ayat, 'Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab...'" (Q.S. Ali Imran 199)

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ishbiruu washaabiruu waraabithuu waittaquu allaaha la'allakum tuflihuuna




200. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

 Penutup 

Surat Ali 'Imraan mengandung dalil-dalil dan alasan-alasan untuk membantah kaum nasrani yang memper-Tuhankan Nabi Isa a.s., menerangkan peperangan Badar dan Uhud, agar kemenangan di peperangan Badar dan kekalahan di peperangan Uhud yang dialami kaum muslimin itu, dapat dijadikan pelajaran.

HUBUNGAN SURAT ALI 'IMRAAN DENGAN SURAT AN NISAA'

1. Surat Ali 'Imraan disudahi dengan perintah bertakwa, sesuai dengan permulaan surat An Nisaa'.

2. Dalam surat Ali 'Imraan disebutkan peperangan Badar dan Uhud dengan sempurna, keterangan mana sebahagiannya diulangi dalam surat An Nisaa'.

3. Dalam surat Ali 'Imraan dikisahkan peperangan Hamraa-ul Asad yang terjadi setelah perang Uhud, dan peperangan itu disinggung pula dalam surat An Nisaa'.

4. Dalam surat Ali 'Imraan disebutkan bahwa banyak yang gugur di kalangan kaum muslimin sebagai Syuhadaa', yang berarti mereka meninggalkan anak-anak dan isteri-isteri mereka, maka dalam bahagian permulaan surat An Nisaa' disebutkan perintah memelihara anak yatim serta pembahagian harta pusaka.

No comments:

Post a Comment