Thursday, January 5, 2012

Surah » Al-'Alaq » Jumlah Ayat: 19 dari 1-19

INDEX AL-QURA                  TOPIK DALAM AL_QUR"AN

Ayat 96:1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
 ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (Al-'Alaq 96:1)

«اقرأ» أوجد القراءة مبتدئا «باسم ربك الذي خلق» الخلائق.

(Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:1)

Ayat 96:2

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (Al-'Alaq 96:2)

«خلق الإنسان» الجنس «من علق» جمع علقة وهي القطعة اليسيرة من الدم الغليظ.


(Dia telah menciptakan manusia) atau jenis manusia (dari 'alaq) lafal 'Alaq bentuk jamak dari lafal 'Alaqah, artinya segumpal darah yang kental. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:2)

Ayat 96:3

ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (Al-'Alaq 96:3)

«اقرأ» تأكيد للأول «وربك الأكرم» الذي لا يوازيه كريم، حال من الضمير اقرأ.

(Bacalah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama (dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra'. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:3)

Ayat  96:4

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (Al-'Alaq 96:4)

«الذي علم» الخط «بالقلم» وأول من خط به إدريس عليه السلام.

(Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:4)

Ayat 96:5

عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-'Alaq 96:5)

«علم الإنسان» الجنس «ما لم يعلم» قبل تعليمه الهدى والكتابة والصناعة وغيرها.

(Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:5)

Ayat 96:6

كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (Al-'Alaq 96:6)

«كلا» حقا «إنَّ الإنسان ليطغى».

(Ketahuilah) artinya memang benar (sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas) (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:6)

Ayat 96:7

أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ

karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al-'Alaq 96:7)

«أن رآه» أي نفسه «استغنى» بالمال، نزل في أبي جهل، ورأى علمية واستغنى مفعول ثان وأن رآه مفعول له.

(karena dia melihat dirinya) sendiri (serba cukup) dengan harta benda yang dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan lafal Ra-aa tidak membutuhkan Maf'ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan sebagai Maf'ul Lah. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:7)

Ayat 96:8

إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجْعَىٰٓ

Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu). (Al-'Alaq 96:8)

«إن إلى ربك» يا إنسان «الرجعى» أي الرجوع تخويف له فيجازي الطاغي بما يستحقه.

(Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah) hai Manusia (tempat kembali) yakni kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada orang yang melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di dalam ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku melampaui batas. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:8)

Ayat 96:9

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يَنْهَىٰ

Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, (Al-'Alaq 96:9)

«أرأيت» في الثلاثة مواضع للتعجب «الذي ينهي» هو أبو جهل.

(Bagaimana pendapatmu) lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama nanti mengandung makna Ta'ajjub (tentang orang yang melarang) yang dimaksud adalah Abu Jahal. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:9)

Ayat 96:10

عَبْدًا إِذَا صَلَّىٰٓ

seorang hamba ketika mengerjakan shalat, (Al-'Alaq 96:10)

«عبدا» هو النبي صلى الله عليه وسلم «إذا صلّى».

(Seorang hamba) yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (ketika dia mengerjakan salat.) (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:10)

Ayat 96:11

أَرَءَيْتَ إِن كَانَ عَلَى ٱلْهُدَىٰٓ

bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, (Al-'Alaq 96:11)

«أرأيت إن كان» المنهي «على الهدى».

(Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu) (berada di atas kebenaran) (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:11)

Ayat 96:12

أَوْ أَمَرَ بِٱلتَّقْوَىٰٓ

atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (Al-'Alaq 96:12)

«أو» للتقسيم «أمر بالتقوى».

(Atau) huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim (dia menyuruh bertakwa.) (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:12)

Ayat 96:13

أَرَءَيْتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰٓ

Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? (Al-'Alaq 96:13)

«أرأيت إن كذب» أي الناهي النبي «وتولى» عن الإيمان.

(Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya) yakni mendustakan Nabi saw. (dan berpaling) dari iman? (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:13)

Ayat  96:14

أَلَمْ يَعْلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ

Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? (Al-'Alaq 96:14)

«ألم يعلم بأن الله يرى» ما صدر منه، أي يعلمه فيجازيه عليه، أي اعجب منه يا مخاطب من حيث نهيه عن الصلاة ومن حيث أن المنهي على الهدى آمر بالتقوى ومن حيث أن الناهي مكذب متولٍ عن الإيمان.

(Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) apa yang dilakukannya itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai orang yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang itu, karena ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya itu berada dalam jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat mengherankan lagi ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling dari iman. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:14)

Ayat 96:96:15

كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًۢا بِٱلنَّاصِيَةِ

Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (Al-'Alaq 96:15)

«كلا» ردع له «لئن» لام قسم «لم ينته» عما هو عليه من الكفر «لنسفعا بالناصية» لنجرنَّ بناصيته غلى النار.

(Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung makna hardikan dan cegahan baginya (sungguh jika) huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam atau sumpah (dia tidak berhenti) dari kekafiran yang dilakukannya itu (niscaya Kami akan tarik ubun-ubunnya) atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara ditarik ubun-ubunnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:15)

Ayat 96:16

نَاصِيَةٍ كَٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ

(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (Al-'Alaq 96:16)

«ناصية» بدل نكرة من معرفة «كاذبة خاطئة» وصفها بذلك مجازًا والمراد صاحبها.

(Yaitu ubun-ubun) lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang berkedudukan menjadi Badal dari isim Ma'rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada ayat sebelumnya (orang yang mendustakan lagi durhaka) makna yang dimaksud adalah pelakunya; dia disifati demikian secara Majaz. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:16)

Ayat 96:17

فَلْيَدْعُ نَادِيَهُۥ

Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), (Al-'Alaq 96:17)

«فليدع ناديه» أي أهل ناديه وهو المجلس ينتدى يتحدث فيه القوم وكان قال للنبي صلى الله عليه وسلم لما انتهره حيث نهاه عن الصلاة: لقد علمت ما بها رجل أكثر ناديا مني لأملأنَّ عليك هذا الوادي إن شئت خيلا جردا ورجالا مردا.

(Maka biarlah dia memanggil golongannya) yakni teman-teman senadinya; Nadi adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara. Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia mencegahnya dari melakukan salat, "Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku. Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah ini." (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:17)

Ayat 96:18

سَنَدْعُ ٱلزَّبَانِيَةَ

kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah, (Al-'Alaq 96:18)

(سندع الزبانية) الملائكة الغلاظ الشداد لإهلاكه كما في الحديث "" لو دعا ناديه لأخذته الزبانية عيانا "".

(Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah) mereka adalah malaikat-malaikat yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk membinasakannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis, yaitu, "Seandainya dia benar-benar memanggil golongan senadinya, niscaya dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah secara terang-terangan." (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:18)

Ayat 96:19

كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَٱسْجُدْ وَٱقْتَرِب ۩

sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada
Tuhan). (Al-'Alaq 96:19)

«كلا» ردع له «لا تطعه» يا محمد في ترك الصلاة «واسجد» صلِّ لله «واقترب» منه بطاعته.

(Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan baginya (janganlah kamu patuhi dia) hai Muhammad untuk meninggalkan salat (dan sujudlah) maksudnya salatlah demi karena Allah (dan mendekatlah) kepada-Nya dengan melalui amal ketaatan. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:19)

No comments:

Post a Comment