Dalam surat ini diterangkan bahwa orang-orang yang suka mencela orang-orang lain, suka memfitnah dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak dinafkahkannya di jalan Allah, akan diazab.
HUBUNGAN SURAT AL HUMAZAH DENGAN SURAT AL FIIL
Dalam surat Humazah diterangkan bahwa harta tidak berguna sedikitpun untuk menghadapi kekuasaan Allah, sedang surat Al Fiil menerangkan bahwa tentara gajah dengan segala macam perlengkapan perangnya tidak dapat menghadapi kekuasaan Allah.
Ayat 104:1
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, (Al-Humazah 104:1)
«ويل»
كلمة عذاب أو وادٍ في جهنم «لكل هُمزة لُمزة» أي كثير الهمز واللمز، أي
الغيبة نزلت فيمن كان يغتاب النبي صلى الله عليه وسلم والمؤمنين كأُمية بن
خلف والوليد بن المغيرة وغيرهما.
(Kecelakaanlah) lafal Al-Wail
ini adalah kalimat kutukan, atau nama sebuah lembah di neraka Jahanam
(bagi setiap pengumpat lagi pencela) artinya yang banyak mengumpat dan
banyak mencela. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang
suka mengumpat Nabi saw. dan orang-orang mukmin, seperti Umaiyah bin
Khalaf, Walid bin Mughirah dan lain-lainnya. (Tafsir Al-Jalalain,
Al-Humazah 104:1)
Ayat 104:2
ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, (Al-Humazah 104:2)
«الذي جمع» بالتخفيف والتشديد «مالا وعدده» أحصاه وجعله عدة لحوادث الدهر.
(Yang
mengumpulkan) dapat dibaca Jama'a dan Jamma'a (harta dan
menghitung-hitungnya) dan menjadikannya sebagai bekal untuk menghadapi
bencana dan malapetaka. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Humazah 104:2)
Ayat 104:3
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ
dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, (Al-Humazah 104:3)
«يحسب» لجهله «أن ماله أخلده» جعله خالدا لا يموت.
(Dia
menduga) karena kebodohannya (bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya)
dapat menjadikannya hidup kekal dan tidak mati. (Tafsir Al-Jalalain,
Al-Humazah 104:3)
Ayat 104:4
كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى ٱلْحُطَمَةِ
sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. (Al-Humazah 104:4)
«كلا» ردع «لينبذن» جواب قسم محذوف، أي ليطرحن «في الحطمة» التي تحطم كل ما ألقي فيها.
(Sekali-kali
tidak!) kalimat ini mengandung makna sanggahan. (Sesungguhnya dia
benar-benar akan dilemparkan) menjadi Jawab Qasam dari lafal yang tidak
disebutkan; artinya sesungguhnya dia benar-benar akan dicampakkan (ke
dalam Huthamah) dan segala sesuatu yang dimasukkan ke dalamnya pasti
hancur berkeping-keping. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Humazah 104:4)
Ayat 104:5
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحُطَمَةُ
Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Al-Humazah 104:5)
«وما أدراك» أعلمك «ما الحطمة».
(Dan tahukah kamu) atau apakah kamu mengetahui (apa Huthamah itu?) (Tafsir Al-Jalalain, Al-Humazah 104:5)
Ayat 104:6
نَارُ ٱللَّهِ ٱلْمُوقَدَةُ
(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, (Al-Humazah 104:6)
«نار الله الموقدة» المسعرة.
(Yaitu api -yang disediakan- Allah yang dinyalakan) yang dinyalakan dengan besarnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Humazah 104:6)
Ayat 104:7
ٱلَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى ٱلْأَفْـِٔدَةِ
yang (membakar) sampai ke hati. (Al-Humazah 104:7)
«التي تطَّلع» تشرف «على الأفئدة» القلوب فتحرقها وألمها أشد من ألم غيرها للطفها.
(Yang
naik) maksudnya panasnya naik membakar (sampai ke hati) lalu
membakarnya; rasa sakit yang diakibatkan api neraka jauh lebih
memedihkan daripada api lainnya, karena api neraka sangat lembut dan
dapat memasuki pori-pori, lalu membakar hati. (Tafsir Al-Jalalain,
Al-Humazah 104:7)
Ayat 104:8
إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (Al-Humazah 104:8)
«إنها عليهم» جمع الضمير رعاية لمعنى كل «مؤصدة» بالهمز والواو بدله، مطبقة.
(Sesungguhnya
api itu atas mereka) di dalam ayat ini Dhamir dijamakkan karena
memandang dari segi makna (ditutup rapat-rapat) dapat dibaca Mu`shadah
dan Muushadah; artinya mereka dibakar dengan api itu dalam keadaan
ditutup rapat. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Humazah 104:8)
Ayat 104:9
فِى عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍۭ
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah 104:9)
«في عمد» بضم الحرفين وبفتحهما «ممددة» صفة لما قبله فتكون النار داخل العمد.
(Pada
tiang-tiang) dapat dibaca 'Amadin dan 'Umudin (yang panjang) lafal ini
menjadi sifat dari lafal sebelumnya; dengan demikian maka api itu berada
dalam tiang-tiang tersebut. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Humazah 104:9)
|
No comments:
Post a Comment