Thursday, January 5, 2012

Surah » Al-Kaafiruun » Jumlah Ayat: 6 dari1 -6



109. Al Kaafiruun
 Muqaddimah

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 

Surat Al Kaafiruun terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Maa'uun. Dinamai Al Kaafiruun (orang-orang kafir), diambil dari perkataan Al Kaafiruun yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Pernyataan Tuhan yang disembah Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikut-pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan Nabi Muhammad s.a.w. tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ
qul yaa ayyuhaa alkaafiruuna

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
laa a'budu maa ta'buduuna

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
walaa antum 'aabiduuna maa a'budu

3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum

4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
walaa antum 'aabiduuna maa a'budu

5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
lakum diinukum waliya diini


6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".


 Penutup 

Surat Al Kaafiruun mengisyaratkan tentang habisnya semua harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad s.a.w. meninggalkan da'wahnya.

HUBUNGAN SURAT AL KAAFIRUUN DENGAN SURAT AN NASHR

Surat Al Kaafiruun menerangkan bahwa Rasulullah s.a.w. tidak akan mengikuti agama orang-orang kafir, sedang dalam surat An Nashr diterangkan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. akan berkembang dan menang.




Ayat 109:1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 

قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ

 Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, (Al-Kafirun 109:1)

«قل يا أيها الكافرون».

(Katakanlah, "Hai orang-orang kafir!) (Tafsir Al-Jalalain, Al-Kafirun 109:1)

Ayat  109:2

لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ 

Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (Al-Kafirun 109:2)

«لا أعبد» في الحال «ما تعبدون» من الأصنام.

(Aku tidak akan menyembah) maksudnya sekarang aku tidak akan menyembah (apa yang kalian sembah) yakni berhala-berhala yang kalian sembah itu. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Kafirun 109:2)

Ayat 109:3

وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ 

Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun 109:3)

«ولا أنتم عابدون» في الحال «ما أعبد» وهو الله تعالى وحده.

(Dan kalian bukan penyembah) dalam waktu sekarang (Tuhan yang aku sembah) yaitu Allah swt. semata. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Kafirun 109:3)

Ayat 109:4

وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ 

 Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (Al-Kafirun 109:4)

«ولا أنا عابد» في الاستقبال «ما عبدتم».

(Dan aku tidak mau menyembah) di masa mendatang (apa yang kalian sembah.) (Tafsir Al-Jalalain, Al-Kafirun 109:4)

Ayat 109:5

وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ 

dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun 109:5)

«ولا أنتم عابدون» في الاستقبال «ما أعبد» علم الله منهم أنهم لا يؤمنون، وإطلاق ما على الله على وجه المقابلة.

(Dan kalian tidak mau pula menyembah) di masa mendatang (Tuhan yang aku sembah) Allah swt. telah mengetahui melalui ilmu-Nya, bahwasanya mereka di masa mendatang pun tidak akan mau beriman. Disebutkannya lafal Maa dengan maksud Allah adalah hanya meninjau dari segi Muqabalahnya. Dengan kata lain, bahwa Maa yang pertama tidaklah sama dengan Maa yang kedua. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Kafirun 109:5)

Ayat 109:6

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ 

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (Al-Kafirun 109:6)

«لكم دينكم» الشرك «ولي دين» الإسلام وهذا قبل أن يؤمر بالحرب وحذف ياء الإضافة القراء السبعة وقفا ووصلا وأثبتها يعقوب في الحالين.

(Untuk kalianlah agama kalian) yaitu agama kemusyrikan (dan untukkulah agamaku") yakni agama Islam. Ayat ini diturunkan sebelum Nabi saw. diperintahkan untuk memerangi mereka. Ya Idhafah yang terdapat pada lafal ini tidak disebutkan oleh ahli qiraat sab'ah, baik dalam keadaan Waqaf atau pun Washal. Akan tetapi Imam Ya'qub menyebutkannya dalam kedua kondisi tersebut. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Kafirun 109:6)

No comments:

Post a Comment