إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
|
|
innaa anzalnaahu fii laylati alqadri |
|
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan[1594].
[1594] "Malam kemuliaan" dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam "Lailatul Qadr" yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al-Qur'an. |
|
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ |
|
wamaa adraaka maa laylatu alqadri |
|
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? |
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
|
|
| |
laylatu alqadri khayrun min alfi syahrin |
|
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. |
|
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
|
|
tanazzalu almalaa-ikatu waalrruuhu fiihaa bi-idzni rabbihim min kulli amrin |
|
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. |
|
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
|
|
salaamun hiya hattaa mathla'i alfajri |
|
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Penutup |
Pada surat Al Qadr ini diterangkan bahwa permulaan Al Quran diturunkan ialah pada malam lailatul Qadr dan diterangkan juga ketinggian malam lailatul Qadr itu.
HUBUNGAN SURAT AL QADR DENGAN SURAT AL BAYYINAH
Surat Al Qadr menerangkan tentang permulaan Al Quran diturunkan, sedang surat Al Bayyinah menerangkan salah satu sebab Allah menurunkan Al Quran.
Ayat 97:1
بِّسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. (Al-Qadr 97:1)
«إنا أنزلناه» أي القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا «في ليلة القدر» أي الشرف العظيم.
(Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya) yaitu menurunkan Alquran seluruhnya secara
sekali turun dari lohmahfuz hingga ke langit yang paling bawah (pada
malam kemuliaan) yaitu malam Lailatulkadar, malam yang penuh dengan
kemuliaan dan kebesaran. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qadr 97:1)
Ayat 97:2
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (Al-Qadr 97:2)
«وما أدراك» أعلمك يا محمد «ما ليلة القدر» تعظيم لشانها وتعجيب منه.
(Dan
tahukah kamu) Hai Muhammad (apakah malam kemuliaan itu?) ungkapan ini
sebagai pernyataan takjub atas keagungan yang terdapat pada
Lailatulkadar. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qadr 97:2)
Ayat 97:3
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (Al-Qadr 97:3)
«ليلة القدر خير من ألف شهر» ليس فيها ليلة القدر فالعمل الصالح فيها خير منه في ألف شهر ليست فيها.
(Malam
kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan) yang tidak ada malam
lailatulkadarnya; beramal saleh pada malam itu pahalanya jauh lebih
besar dan lebih baik daripada beramal saleh yang dilakukan selama seribu
bulan yang tidak mengandung malam lailatulkadar. (Tafsir Al-Jalalain,
Al-Qadr 97:3)
Ayat 97:4
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (Al-Qadr 97:4)
«تنزَّل
الملائكة» بحذف إحدى التاءين من الأصل «والروح» أي جبريل «فيها» في الليلة
«بإذن ربهم» بأمره «من كل أمر» قضاه الله فيها لتلك السنة إلى قابل ومن
سببيه بمعنى الباء.
(Turunlah malaikat-malaikat) bentuk asal
dari lafal Tanazzalu adalah Tatanazzalu, kemudian salah satu huruf
Ta-nya dibuang, sehingga jadilah Tanazzalu (dan Ar-Ruh) yakni malaikat
Jibril (di malam itu) artinya pada malam kemuliaan/lailatulkadar itu
(dengan izin Rabbnya) dengan perintah dari-Nya (untuk mengatur segala
urusan) atau untuk menjalankan ketetapan Allah buat tahun itu hingga
tahun berikutnya, hal ini terjadi pada malam kemuliaan itu. Huruf Min di
sini bermakna Sababiyah atau sama artinya dengan huruf Ba; yakni mereka
turun dengan seizin Rabbnya dengan membawa segala urusan yang telah
menjadi ketetapan-Nya untuk tahun itu hingga tahun berikutnya. (Tafsir
Al-Jalalain, Al-Qadr 97:4)
Ayat 97:5
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Al-Qadr 97:5)
«سلام
هي» خبر مقدم ومبتدأ «حتى مطلع الفجر» بفتح اللام وكسرها إلى وقت طلوعه،
جُعلت سلاما لكثرة السلام فيها من الملائكة لا تمر بمؤمن ولا مؤمنة إلا
سلمت عليه.
(Malam itu penuh dengan kesejahteraan) lafal ayat
ini sebagai Khabar Muqaddam atau Khabar yang didahulukan, sedangkan
Mubtadanya ialah (sampai terbit fajar) dapat dibaca Mathla'al Fajri dan
Mathla'il Fajri, artinya hingga waktu fajar. Malam itu dinamakan sebagai
malam yang penuh dengan kesejahteraan, karena para malaikat banyak
mengucapkan salam, yaitu setiap kali melewati seorang mukmin baik
laki-laki maupun perempuan mereka selalu mengucapkan salam kepadanya.
(Tafsir Al-Jalalain, Al-Qadr 97:5)
|
|
No comments:
Post a Comment