Monday, February 12, 2018

SENGAJA MENCELAKAI HINGGA MATI

https://hsssnwwwayyya58.blogspot.co.id/2017/12/fathul-qorib-mujib.html 


“فصل” 
ومن قصد بأذى في نفسه أو ماله أو حريمه فقاتل عن ذلك وقتل فلا ضمان عليه وعلى راكب الدابة ضمان ما أتلفته دابته

Fasal 
Barang siapa menyakiti orange lain atau hartanya kemudian orang tersebut mati beneran maka dia harus dibunuh dan tidak nempuhi harta yang dirusak. Dan bagi pengendara maka dia harus mengganti yang dirusak

Untuk pembunuhan tidak disengaja, hukumannya adalah wajib membayar kaffarah dan diyat yang diserahkan kepada keluarga. Adapun pembunuhan dengan disengaja maka wajib diqishas, apabila keluarga korban tidak memaafkannya.

  وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلَّا خَطَأً وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ إِلَّا أَنْ يَصَّدَّقُوا فَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ عَدُوٍّ لَكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِنَ اللَّهِ 

 “Tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari Allah…” (QS. An-Nisa: 92)

Kaedah Syaikh As-Sa’di berikut bisa menjawabnya. 

Syaikh As-Sa’di rahimahullah dalam bait sya’irnya berkata, 

وَالخَطَاءُ وَالإِكْرَاهُ وَالنِّسْيَانُ
أَسْقَطَهُ مَعْبُوْدُنَا الرَّحْمَانُ
لَكِنْ مَعَ الإِتْلاَفِ يَثْبُتُ البَدَلُ
وَيَنْتَفِي التَّأْثِيْمُ عَنْهُ وَالزَّلَلُ

Tidak sengaja, dipaksa dan lupa,
Maka Allah -sesembahan kita yang Maha Pengasih- menggugurkan dosa
Akan tetapi jika ada penghancuran, mesti ada ganti rugi,
Namun untuk dosa dan kekeliruan tidaklah dikenakan

No comments:

Post a Comment