Pertama :
Tempat munculnya
fitnah.
عن ابن عمر رضي لله عنهما أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو مستقبل
المشرق يقول : " ألا إن الفتنة هاهنا من حيث يطلع قرن الشيطان . رواه البخاري
Dari Ibnu Umar
Radhiallahu 'anhuma, bahwasanya beliau mendengar Rasulullah Shallahu 'alaihi
wasallam bersabda sambil menghadap ke arah Timur (tempat terbitnya
matahari)" Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu datangnya dari sana dari
tempat munculnya tanduk syaitan ".( HR. Bukhari : 7093)
Dengan hadits sahih
ini menjelaskan bahwa letak fitnah itu berada di arah Timur dari tempat
terbitnya matahari dari kota Madinah, sebab saat berbicara demikian, posisi
Nabi berada di Madinah. Kemudian di takshis lagi oleh beliau dengan ucapannya “
Dari sekiranya muncul tanduk syaitan “.
Di manakah letak
tepatnya tanduk syaitan ?
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا
وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا
فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ
وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Dari Ibnu Umar
berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata“Ya Allah berilah keberkatan
kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan
juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan
disanalah akan muncul tanduk setan”. (Shahih Bukhari 2/33 no 1037)
Dengan hadits sahih
ini Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam lebih mentakhsis (menentukan)lagi letak
munculnya kegoncangan, fitnah dan tanduk syaitan yaitu di Najd. Dan saat Nabi
berbicara seperti itu, Daerah Najd hanya satu yang dikenal saat itu yaitu
daerah Hijaz. Dan Najd merupakan arah Timur Madinah.
Kedua :
Najd dataran tinggi.
Dari segi Lughah /
etimologi Najd bermakna tempat yang berdataran tinggi. Lawannya disebut Ghour
yaitu tempat yang berdataran rendah.
Imam Khoththobi
mengatakan :
وأصل النجد ما ارتفع من الأرض، وهو خلاف الغور فإنه ما انخفض منها
Asli makna Najd
adalah bumi yang berdataran tinggi lawan dari Ghour yaitu bumi yang berdataran
rendah.
Imam Ibnu Hajar
setelah menukil kalam imam Khoththobi, berkesimpulan sebagai berikut :
وعرف بهذا وهاء ما قاله الداودي أن نجدا من ناحية العراق فإنه توهم أن
نجدا موضع مخصوص، وليس كذلك بل كل شيء ارتفع بالنسبة إلى ما يليه يسمى المرتفع نجدا
والمنخفض غورا
“ Dengan ini dapat
diketahui, dan apa yang diucapkan ad-Dawudi “ Bahwa Najd itu dari pedalaman
Iraq “, memberi kesan seolah Najd itu tempat tertentu padahal bukanlah demikian
(Najd bukan nama daerah tertentu), akan tetapi setiap sesuatu yang berada
disekitar dataran tinggi disebut Najd dan dataran rendah disebut Ghour “.
(Fath Al-Bari Bi
Sharh Sahih Al-Bukhari, Dar Al-Ma’rifah, Beirut, 1379H, 13: 47)
Iraq dataran rendah.
Dalam kitab tarikh
Baghdad, imam Abu Bakar Ahmad bin Ali bin Tsabit al-Baghdadi mengatakan :
أخبرنا علي بن أبي علي البصري قال: أنبأنا إسماعيل بن سعيد المعدل قال:
قال أبو بكر محمد بن القاسم الأنباري قال ابن الأعرابي: (إنما سمي العراق عراقاً لأنه
سَفُل عن نجد ودَنا من البحر. أُخذ من: عراق القربة، وهو الخرز الذي في أسفلها
“ Ibnu al-A’rabi
berkata ; “ Sesungguhnya kota Iraq dinamakan Iraq sebab Iraq itu lebih rendah
dari Najd dan dekat dengan lautan. Diambil kata itu dari Iraqul qoryah yaitu
dasar yang ada di bawah kampung “.
(Tarikh Baghdad :
1/24)
Dengan penjelasan dari
sisi lughahnya semakin menguatkan bahwa yang dimaksud Najd dalam hadits
tersebut adalah Najd Hijaz atau daerah sekitar Riyadh, karena Riyadh merupakan
dataran tinggi sedangkan Iraq dataran rendah.
Tidak ada hadits yang
menerangkan Najed adalah Iirak namun ada riwayat yang mengatakan ada timbul
fitnah di Irak yakni fitnah dari orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah, kabilah
Bani Tamim dari Najd.jika periwayatan tentang irak maka jika kita perhatikan
hukum matan,sanad dan rawinya.. jelas cacat dan tidak bisa dijadikan hujjah.
Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda bahwa fitnah dari arah timur
Dari Ibnu Umar ia
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda sementara beliau
menghadap timur: “Ingat, sesungguhnya fitnah itu disini, sesungguhnya fitnah
itu disini dari arah terbitnya tanduk setan.” (HR Muslim 5167)
Ada riwayat yang
mengatakan bahwa fitnah adalah dari Irak sedangkan Irak tidak berada sebelah
Timur. Hal itu terjadi karena orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah, kabilah
Bani Tamim dari Najd diusir atau diisolasi oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam ke sebuah kampung yang bernama Haruri yakni kampung dekat Kufah (Irak)
maka mereka disebut pula kaum Haruriyyah
Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda bahwa fitnah dari orang-orang serupa Dzul
Khuwaishirah, kabilah Bani Tamim dari Najd
Dari Kabilah Bani
Tamim
Telah bercerita
kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhriy
berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa Abu
Sa’id Al Khudriy radliallahu ‘anhu berkata; Ketika kami sedang bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang membagi-bagikan
pembagian(harta), datang Dzul Khuwaishirah, seorang laki-laki dari Bani Tamim,
lalu berkata; Wahai Rasulullah, tolong engkau berlaku adil. Maka beliau
berkata: Celaka kamu!. Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa
berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku
tidak berbuat adil. Kemudian ‘Umar berkata; Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk
memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti
akan memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian memandang remeh
shalatnya dibanding shalat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka
membaca Al Qur’an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari
agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (HR Bukhari
3341)
Dari Najd
Telah menceritakan
kepada kami Hannad bin As Sari telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash dari
Sa’id bin Masruq dari Abdurrahman bin Abu Nu’m dari Abu Sa’id Al Khudri ia
berkata; Ketika Ali bin Abi Thalib berada di Yaman, dia pernah mengirimkan emas
yang masih kotor kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu emas itu
dibagi-bagikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada empat
kelompok. Yaitu kepada Aqra` bin Habis Al Hanzhali, Uyainah bin Badar Al
Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al Amiri, termasuk Bani Kilab dan Zaid Al Khair Ath
Thay dan salah satu Bani Nabhan. Abu Sa’id berkata; Orang-orang Quraisy marah
dengan adanya pembagian itu. kata mereka, Kenapa pemimpin-pemimpin Najd yang
diberi pembagian oleh Rasulullah, dan kita tidak dibaginya? maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab: Sesungguhnya aku lakukan yang
demikian itu, untuk membujuk hati mereka. Sementara itu, datanglah laki-laki
berjenggot tebal, pelipis menonjol, mata cekung, dahi menjorok dan kepalanya
digundul. Ia berkata, Wahai Muhammad! Takutlah Anda kepada Allah! Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Siapa pulakah lagi yang akan mentaati
Allah, jika aku sendiri telah mendurhakai-Nya? Allah memberikan ketenangan
bagiku atas semua penduduk bumi, maka apakah kamu tidak mau memberikan
ketenangan bagiku? Abu Sa’id berkata; Setelah orang itu berlaku, maka seorang
sahabat (Khalid bin Al Walid) meminta izin kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam untuk membunuh orang itu. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pun bersabda: Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-orang
yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka,
bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah
berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya.
Seandainya aku masih mendapati mereka, akan kumusnahkan mereka seperti
musnahnya kaum ‘Ad. (HR Muslim 1762)
Anggota tetap komisi
kajian ilmiyyah dan fatwa kerajaan Saudi Arabiyyah mengakui bahwa Masyriq
adalah Najd.
Sebenarnya para ulama
wahhabi-salafi yang bergabung dalam komisi tetap kajian ilmiyyah dan fatwa
telah mengakui bahwa yang disebut masyriq dalam hadits shahih tentang Qornus
syaitan adalah NAJD. Namun mereka enggan dan syok (terkejut) mengakuinya,
sehingga mereka menutup-nutupinya dari para pengikutnya.
Berikut petikan
hujjah-hujjah mereka dalam kitab Fatawa Al-Lajnah ad-Daimah jilid 3 fatwa nomer
6667 :
س؛ ما هي الفتنة التي يقول عليه الصلاة والسلام في هذا الحديث : ألا إن
الفتنة ها هنا….من حيث يطلع قرن الشيطان الحديث…؟؟؟
جـ ؛ ….. وقيل: يعني نجد مسكن ربيعة ومضر وهي مشرق لقوله في حديث ابن
عمر حين قال صلى الله عليه وسلم: {اللهم بارك لنا في شامنا وفي يـمننا، قالوا: وفي
نجدنا؟؟ قال رسول الله: هنالك الزلازل والطاعون وبها يطلع قرن الشيطان…}
وأهل المشرق يومئذ من مضر….والظاهر أن الحديث يعم جميع المشرق الأدنى
والأقصى والأوسط ومن ذلك فتنة مسيلمة الكذاب، وفتنة المرتدين من ربيعة ومضر وغيرهما
في الجزيرة
Soal : Apakah fitnah
yang dimaksud dalam Hadits Nabi Saw tentang tanduk syaitan ?
Jawab : dikatakan
adalah yg dimaksud Najd tempat pemukiman bani Rabi’ah dan Mudhar, yaitu di
daerah Timur. karena ada Hadits Ibnu Umar ketika Rasul Saw bersabda : ” Ya
Allah berkahilah syam kami dan yaman kami, mereka berkata ” Dan juga Najd kami
wahai Rasul..Maka Nabi menjawab ” Di sanalah muncul kegoncangan dan Tho’un dan
juga di sanalah muncul tanduk syaitan “.
Penduduk timur saat
itu dari kalangan Mudhar. Yang jelas adalah bahwasanya hadits tersebut
mencangkup semua Timur, baik dataran rendah, tinggi maupun tengah. Di antara
fitnahnya adalah Fitnah Musailamah Al-Kdzdzab dan fitnah murtadnya bani Rabi’ah
dan Mudhar dan selain kedua kelompok tersebut di JAZIRAH ARAB “.
Catatan :
Bukti-bukti kuat baik
peta, ilmu bahasa, sejarah dan hadits-haditsnya telah menunjukkan bahwa masyriq
yang dimaksud Nabi Saw dalam hadits tanduk syaitan adalah NAJD, sehingga bahkan
ulama komisi tetap mereka pun mengakui kebenaran masyriq adalah NAJD bukan
IRAQ.
Wllohu A'lam
Sumber :
1. http://salafyabad21.blogspot.com/2012/11/fitnah-tanduk-syaitan-di-najd-bukan-di.html
2.Untuk lebih jelas dan ringkas mengenai siapa orang yang dari NAjd silakan saudara baca KATANYA BID'AH TERNYA SUNAH pengarang KH.Nasyir Muhnyi pendiri PON PES RAHMATAL LILALAMIN Mijen Semarang Jawa Tengah
No comments:
Post a Comment