Thursday, January 5, 2012

Surah » Al-Qaari'ah » Jumlah Ayat: 11 dari1-11

INDEX AL-QURA                  TOPIK DALAM AL_QUR"AN 


101. Al Qaari´ah
 Muqaddimah 

Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Quraisy. Nama Al Qaari'ah diambil dari kata Al Qaari'ah yang terdapat pada ayat pertama, artinya mengetok dengan keras, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat.

Pokok-pokok isinya:
Kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu manusia bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang dan dibalasi. 



 ٱلْقَارِعَةُ
alqaari'atu

Hari Kiamat, (Al-Qari'ah 101:1)

مَا ٱلْقَارِعَةُ
maa alqaari'atu

apakah hari Kiamat itu? (Al-Qari'ah 101:2)

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْقَارِعَةُ
wamaa adraaka maa alqaari'atu

Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (Al-Qari'ah 101:3)



يَوْمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلْفَرَاشِ ٱلْمَبْثُوثِ
yawma yakuunu alnnaasu kaalfaraasyi almabtsuutsi

Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, (Al-Qari'ah 101:4)


وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ ٱلْمَنفُوشِ
watakuunu aljibaalu kaal'ihni almanfuusyi

dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Al-Qari'ah 101:5)

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ
fa-ammaa man tsaqulat mawaaziinuhu

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, (Al-Qari'ah 101:6)


فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ
fahuwa fii 'iisyatin raadiyatin

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (Al-Qari'ah 101:7)


وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ
wa-ammaa man khaffat mawaaziinuhu

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (Al-Qari'ah 101:8)


فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌ
faummuhu haawiyatun

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Al-Qari'ah 101:9)


وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ
wamaa adraaka maa hiyah

Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Al-Qari'ah 101:10)

نَارٌ حَامِيَةٌۢ
naarun haamiyatun

(Yaitu) api yang sangat panas. (Al-Qari'ah 101:11)

PENUTUP
Surat Al Qaari'ah, seluruhnya menjelaskan hal-hal yang akan terjadi di hari kiamat.

HUBUNGAN SURAT AL QAARI'AH DENGAN SURAT AT TAKAATSUR
Dalam surat Al Qaari'ah dijelaskan golongan orang-orang yang masuk surga dan golongan yang masuk neraka, sedang pada surat At Takaatsur diterangkan salah satu sebab yang membawa orang masuk neraka. 


Ayat 101:1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 

 ٱلْقَارِعَةُ
Hari Kiamat, (Al-Qari'ah 101:1)

«القارعة» القيامة التي تقرع القلوب بأهوالها.

(Hari kiamat) dinamakan Al-Qaari'ah karena kengerian-kengerian yang terjadi di dalamnya sangat menggentarkan kalbu. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:1)
مَا ٱلْقَارِعَةُ

apakah hari Kiamat itu? (Al-Qari'ah 101:2)

«ما القارعة» تهويل لشأنها وهما مبتدأ وخبر القارعة.

(Apakah hari kiamat itu?) ungkapan ini menggambarkan tentang kengeriannya; ayat yang pertama dan ayat yang kedua merupakan Mubtada dan Khabarnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:2)

Ayat 101:3

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْقَارِعَةُ

Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (Al-Qari'ah 101:3)

«وما أدراك» أعلمك «ما القارعة» زيادة تهويل لها وما الأولى مبتدأ وما بعدها خبره وما الثانية وخبرها في محل المفعول الثاني لأدرى
.
(Tahukah kamu) atau apakah kamu tahu (apakah hari kiamat itu?) ungkapan ayat ini menambah kengerian yang terdapat di hari kiamat. Lafal Maa yang pertama adalah Mubtada sedangkan lafal sesudahnya yaitu lafal Adraaka merupakan Khabarnya; dan Maa yang kedua berikut Khabarnya berkedudukan sebagai Maf'ul kedua dari lafal Adraa. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:3)

Ayat 101:4

يَوْمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلْفَرَاشِ ٱلْمَبْثُوثِ

Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, (Al-Qari'ah 101:4)

«يوم» ناصبه دل عليه القارعة، أي تقرع «يكون الناس كالفراش المبثوث» كغوغاء الجراد المنتشر يموج بعضهم في بعض للحيرة إلى أن يُدعوا للحساب
.
(Pada hari itu) dinashabkan oleh lafal yang disimpulkan dari pengertian yang terkandung di dalam lafal Al-Qaari'ah yakni lafal Taqra'u, artinya pada hari yang menggentarkan itu (manusia adalah seperti anai-anai yang dihambur-hamburkan) atau seakan-akan belalang-belalang yang dihambur-hamburkan; sebagian di antaranya terbang beriring-iringan dengan yang lainnya secara semrawut. Demikian itu karena mereka dalam keadaan kebingungan, hal ini terus berlangsung hingga mereka dipanggil untuk menjalani perhitungan amal perbuatan. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:4)

Ayat 5

وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ ٱلْمَنفُوشِ

dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Al-Qari'ah 101:5)

«وتكون الجبال كالعهن المنفوش» كالصوف المندوف في خفة سيرها حتى تستوي مع الأرض.

(Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan) atau bagaikan wool yang terhambur-hamburkan, karena ringannya, sehingga jatuh kembali rata dengan tanah. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:5)

Ayat 101:6

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, (Al-Qari'ah 101:6)

«فأما من ثقلت موازينه» بأن رجحت حسناته على سيئاته.

Dan adapun orang yang berat timbangannya) artinya amal kebaikannya lebih berat daripada amal keburukannya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:6)

Ayat 101:7

فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (Al-Qari'ah 101:7)

«فهو في عيشة راضية» في الجنة، أي ذات رضى بأن يرضاها، أي مرضية له.

(Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan) yaitu berada di dalam surga; atau dengan kata lain kehidupan yang diterimanya itu sangat memuaskannya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:7)

Ayat 101:8

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (Al-Qari'ah 101:8)

«وأما من خفَّت موازينه» بأن رجحت سيئاته على حسناته.

(Dan adapun orang yang ringan timbangannya) artinya amal keburukannya lebih berat daripada amal kebaikannya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:8)

Ayat 101:9

فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌ

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Al-Qari'ah 101:9)

«فأمه» فمسكنه «هاوية».

(Maka tempat kembalinya) yaitu tempat tinggalnya (adalah neraka Haawiyah.) (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:9)

Ayat 101:10

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ

Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Al-Qari'ah 101:10)

«وما أدراك ماهيه» أي ما هاوية.

(Dan tahukah kamu, apakah Haawiyah itu?) atau apakah neraka Haawiyah itu? (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:10)

Ayat 101:11

نَارٌ حَامِيَةٌۢ

(Yaitu) api yang sangat panas. (Al-Qari'ah 101:11)


هي «نار حامية» شديدة الحرارة وهاء هيَهْ للسكت تثبت وصلا ووقفا وفي قراءة تحذف وصلاً
.
Neraka Haawiyah itu adalah (api yang sangat panas) yang panasnya luar biasa; huruf Ha yang terdapat pada lafal Hiyah adalah Ha Sakat, baik dalam keadaan Washal ataupun Waqaf tetap dibaca. Tetapi menurut suatu qiraat tidak dibaca bila dalam keadaan Washal. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qari'ah 101:11)

Surah » Al-'Aadiyaat » Jumlah Ayat: 11 dari 1-11

INDEX AL-QURA                  TOPIK DALAM AL_QUR"AN 


 Muqaddimah 

Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al'Ashr. Nama Al 'Aadiyaat diambil dari kata Al 'Aadiyaat yang terdapat pada ayat pertama surat ini, artinya yang berlari kencang.

Pokok-pokok isinya:
Ancaman Alllah s.w.t. kepada manusia yang ingkar dan yang sangat mencintai harta benda bahwa mereka akan mendapat balasan yang setimpal di kala mereka dibangkitkan dari kubur dan di kala isi dada mereka ditampakkan. 

وَٱلْعَٰدِيَٰتِ ضَبْحًا

waal'aadiyaati dhabhaan

1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,

فَٱلْمُورِيَٰتِ قَدْحًا

faalmuuriyaati qadhaan

2. dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),

فَٱلْمُغِيرَٰتِ صُبْحًا

faalmughiiraati shubhaan

3. dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,

فَأَثَرْنَ بِهِۦ نَقْعًا

fa-atsarna bihi naq'aan

4. maka ia menerbangkan debu,

فَوَسَطْنَ بِهِۦ جَمْعًا

fawasathna bihi jam'aan

5. dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ

inna al-insaana lirabbihi lakanuudun

6. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,

وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ

wa-innahu 'alaa dzaalika lasyahiidun

7. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,

وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

wa-innahu lihubbi alkhayri lasyadiidun

8. dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta [1598].

[1598] Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa maksud ayat ini ialah: manusia itu sangat kuat cintanya kepada harta sehingga ia menjadi bakhil.

۞ أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِى ٱلْقُبُورِ

afalaa ya'lamu idzaa bu'tsira maa fii alqubuuri

9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,

وَحُصِّلَ مَا فِى ٱلصُّدُورِ

wahushshila maa fii alshshuduuri

10. dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,

إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌۢ
  inna rabbahum bihim yawma-idzin lakhabiirun


11. sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.


 Penutup 

Surat Al 'Aadiyaat menjelaskan sifat-sifat buruk manusia dan kebangkitan mereka serta pembalasan kepada mereka pada hari kiamat.

HUBUNGAN SURAT AL 'AADIYAAT DENGAN SURAT AL QAARI'AH

Surat Al 'Aadiyaat ditutup dengan penyebutan hari kiamat, sedang Surat Al Qaari'ah seluruhnya menjelaskan tentang hari kiamat itu. 




Ayat 100:1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 

وَٱلْعَٰدِيَٰتِ ضَبْحًا 

Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, (Al-'Adiyat 100:1)

«والعاديات» الخيل تعدو في الغزو وتضبح «ضبحا» هو صوت أجوافها إذا عدت.

(Demi yang berlari kencang) di dalam perang, yaitu kuda yang lari dengan kencangnya di dalam peperangan (dengan terengah-engah) lafal Adh-Dhabhu artinya suara napas kuda sewaktu berlari kencang. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:1)

Ayat 100:2

فَٱلْمُورِيَٰتِ قَدْحًا 

 dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), (Al-'Adiyat 100:2)

«فالموريات» الخيل توري النار «قدحا» بحوافرها إذا سارت في الأرض ذات الحجارة بالليل.

(Dan demi yang mencetuskan api) maksudnya kuda yang memercikkan api (dengan pukulan) teracak kakinya apabila ia berlari di tanah yang banyak batunya pada malam hari. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:2)

Ayat 100:3

فَٱلْمُغِيرَٰتِ صُبْحًا 

 dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, (Al-'Adiyat 100:3)

«فالمغيرات صبحا» الخيل تغير على العدو وقت الصبح بإغارة أصحابها.

(Dan demi yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi) yaitu kuda yang menyerang musuh di waktu pagi, karena pengendaranya melakukan penyerbuan di waktu tersebut. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:3)

Ayat 100:4

فَأَثَرْنَ بِهِۦ نَقْعًا 

maka ia menerbangkan debu, (Al-'Adiyat 100:4)

«فأثرن» هيجن «به» بمكان عدوهن أو بذلك الوقت «نقعا» غبارا بشدة حركتهن.

(Maka ia menerbangkan) atau mengepulkan (di waktu itu) di waktu tersebut, atau di tempat ia berlari (debu) karena gerakannya yang sangat keras. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:4)

Ayat 100:5

فَوَسَطْنَ بِهِۦ جَمْعًا 

dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, (Al-'Adiyat 100:5)

«فوسطن به» بالنقع «جمعا» من العدو، أي صرن وسطه وعطف الفعل على الاسم لأنه في تأويل الفعل أي واللاتي عدون فأورين فأغرن.

(Dan menyerbu dalam kepulan debu ke tengah-tengah) artinya dengan membawa kepulan debu (kumpulan musuh) yang diserangnya; maksudnya kuda-kuda tersebut berada di tengah-tengah musuh dalam keadaan menyerang. Lafal Fawasathna yang kedudukannya sebagai Fi'il di'athafkan kepada Isim, karena mengingat bahwa semua Isim yang di'athafkan kepadanya mengandung makna Fi'il pula. Yakni demi yang berlari kencang, lalu mencetuskan api, lalu menerbangkan debu. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:5)

Ayat 100:6

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ 

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Al-'Adiyat 100:6)

«إن الإنسان» الكافر «لربه لكنود» لكفور يجحد نعمته تعالى.

(Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah manusia yang kafir (sangat ingkar kepada Rabbnya) artinya ia mengingkari semua nikmat-Nya yang telah dilimpahkan kepadanya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:6)

Ayat 100:7

وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ 

dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, (Al-'Adiyat 100:7)

«وإنه على ذلك» أي كنوده «لشهيد» يشهد على نفسه بصنعه.

(Dan sesungguhnya manusia itu terhadap hal tersebut) terhadap keingkarannya (menyaksikan sendiri) atau dia menyaksikan bahwa dirinya telah berbuat ingkar. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:7)

Ayat 100:8

وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 

dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. (Al-'Adiyat 100:8)

«وإنه لحب الخير» أي المال الحب له فيبخل به.

(Dan sesungguhnya karena cintanya kepada kebaikan) maksudnya cinta atas harta benda (dia sangat bakhil) artinya lantaran sangat mencintai harta, jadilah ia seorang yang amat bakhil atau kikir. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:8)

Ayat 100:9

۞ أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِى ٱلْقُبُورِ 

 Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, (Al-'Adiyat 100:9)

«أفلا يعلم إذا بُعثر» أثير وأخرج «ما في القبور» من الموتى، أي بعثوا.

(Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan) dibangunkan dan dikeluarkan (apa yang ada dalam kubur) yakni orang-orang mati yang dikubur di dalamnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:9)

Ayat 100:10

وَحُصِّلَ مَا فِى ٱلصُّدُورِ 

dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, (Al-'Adiyat 100:10)

«وحصِّل» بين وأفرز «ما في الصدور» القلوب من الكفر والإيمان.

(Dan dilahirkan) atau ditampakkan dan dikeluarkan (apa yang ada dalam dada) maksudnya, apa yang tersimpan di dalam kalbu berupa kekafiran dan keimanan. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:10)

Ayat 100:11

إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌۢ 

 sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka. (Al-'Adiyat 100:11)

«إن ربهم بهم يومئذ لخبير» لعالم فيجازيهم على كفرهم، أعيد الضمير جمعا نظرا لمعنى الإنسان وهذه الجملة دلت على مفعول يعلم، أي إنا نجازيه وقت ما ذكر وتعلق خبير بيومئذ وهو تعالى خبير دائما لأنه يوم المجازاة.

(Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka) karena itu Dia akan memberikan balasan kepada mereka atas kekafiran mereka. Di sini Dhamir diulangi penyebutannya dalam bentuk jamak, hal ini tiada lain karena memandang segi makna yang dikandung lafal Al-Insaan. Jumlah ayat ini menunjukkan pengertian Maf'ul bagi lafal Ya'lamu; artinya sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepadanya pada saat itu. Berta'alluqnya lafal Khabiirun kepada lafal Yaumaidzin memberikan pengertian, bahwa hari itu adalah hari pembalasan, karena sesungguhnya Allah selama-lamanya Maha Mengetahui. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Adiyat 100:11)