Tuesday, December 22, 2015

BERHAJI

Tanggal delapan langsung kearafah
Tanpa hijrah dan mampir kemina
Tuk menghemat energy dan tenaga
Tuk bisa berteduh di bawah kemah
Pada tanggal Sembilan duhur zulhijah
Berwukuf hanya untuk beribadah
Dunia di lupakan sejenak untuk ahirat
Berdoa meminta di Kabul segala hajat
Dengan husu bercucuran air mata lebat
Sampai tenggelam matahari di ufuk barat
Berjalan menju muzdalifah talbiyah di kumandangkan
Dengan komando salah satu orang di permulaan
Labaikallah huma labaik 

Labaika la syarika labaik
Innal hamda wa nikmata laka labaik”
Bebondong bonding sampai muzdalifah
Dan memungut kerikik selepas salat jamaah
Menunggu lepas tengah malam jalan kemina
Melempar kerikil dan tahalul di jamarat.
Setelah itu langsung ke mekah
Hari ke hari menjalankan prosesi haji
Ibadah yang sakral umat islam tahun ini
Walau terik mentari membakar diri
Angin bergelombang menghampiri
Rintik hujan pun sesekali membasahi
Tetap langkahkan kaki tak surutkan niat
Melangkah pasti membulatkan tekad
Sempurnakan ihtiar tunduk ibadah
Mewarnai sejak awal keberangkatan dari madinah
Terangkum dalam hati menyaksikan sesuatu itu indah
Melintasi gurun pasir dengan inova yang di tumpangi
Banyak peternakan kambing dan onta di sambangi
Hingga putik putik rindu bertebaran harum mewangi
Bunga bunga cinta pun mekar di gurun surgawi

Foto Hasan Wirayuda.

RAMBUT PANJANG

Aku memelihara rambutku sudah setahun lebih
Namun kini adalah hari hari terahirku
Tuk menjaga dan merawat rambutku yang panjang
Banyak orang bilang tuk terus pelihara rambutku yang panjang
Namun tidak sediki orang yang bilang agar memotong dan membuang
Aku tau jika sudah saatnya nanti aku bisa menentukan pilihan
Walau diam tampa pembahasan
Setiap kali ada orang yang bilang tentang rambutku ini
Memang sebenarnya ini mencerminkan suasana yang baru
Mencairkan suasana yang hangat
Kini dalam moment yang pas buatku
Setelah memperoleh kacamata baru
Kaca mata hitam gelap kelabu
Karena kaca mataku ini bukan terbuat kaca kata
Dan matanya terbuat dari mata bocah haus cita
Namun hitam tuk meredam cahaya
Dan bisa memancarkan cahaya sunyi senja
Jadi nyaman bukan????
Pada ahirnya akan senang berkacamata
Apalagi bingkainya terbuat logam mimpi
Gagangnya dari tangkai hujan liat sekali
Berjalan,bergaya percaya diri sekali
Setiap jalan jalan yang aku lalui
Setiap kerumunan yang aku sapa
Menyambut terus berkata
Seakan ada pesta yang akan di buka
Melahirkan puisi yang siap menjaga
Walau aku tak lagi berada
Di mana tempat mereka ada
Ohhhhhh……
Kaca mata….
Sebagai idola
Banyak orang ingin mempunya