Thursday, January 5, 2012

Surah » At-Tiin » Jumlah Ayat: 8 dari 1-8




95. At Tiin
 Muqaddimah 

Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Buruuj. Nama At Tiin diambil dari kata At Tiin yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya buah Tin.

Pokok-pokok isinya:
Manusia makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh; Allah adalah Hakim Yang Maha Adil. 


وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ
waalttiini waalzzaytuuni

1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun [1588],

[1588] Yang dimaksud dengan "Tin" oleh sebagian ahli Tafsir ialah tempat tinggal Nabi Nuh, yaitu Damaskus yang banyak pohon Tin; dan "Zaitun" ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh Zaitun.
 
وَطُورِ سِينِينَ

wathuuri siiniina

2. dan demi bukit Sinai [1589],

[1589] "Bukit Sinai" yaitu tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Tuhannya.
وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ

wahaadzaa albaladi al-amiini

3. dan demi kota (Mekah) ini yang aman,
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

laqad khalaqnaa al-insaana fii ahsani taqwiimin

4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ

tsumma radadnaahu asfala saafiliina

5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati falahum ajrun ghayru mamnuunin

6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ

famaa yukadzdzibuka ba'du bialddiini

7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ
 
alaysa allaahu bi-ahkami alhaakimiina

8. Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?


 Penutup 

Surat At Tiin menerangkan kedudukan manusia dan keadilan Allah s.w.t.

HUBUNGAN SURAT AT TIIN DENGAN SURAT AL 'ALAQ

1. Surat At Tiin menerangkan bentuk kejadian manusia dan surat Al 'Alaq menerangkan bahwa manusia dijadikan pada permulaannya dari segumpal darah.

2. Pada surat Al 'Alaq dijelaskan lagi beberapa sifat-sifat manusia yang menjadikan mereka hina dan sengsara, dan sifat-sifat manusia yang menjadikan mereka berbahagia. 



Ayat 95:1


بِّسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

 وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ 

Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, (At-Tin 95:1)

«والتين والزيتون» أي المأكولين أو جبلين بالشام ينبتان المأكولين.

(Demi Tin dan Zaitun) keduanya adalah nama buah, atau dapat juga keduanya diartikan nama dua buah gunung yang menumbuhkan kedua buah tersebut. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:1)

Ayat 95:2

وَطُورِ سِينِينَ 

dan demi bukit Sinai, (At-Tin 95:2)

«وطور سينين» الجبل الذي كلم الله تعالى عليه موسى ومعنى سينين المبارك أو الحسن بالأشجار المثمرة.

(Dan demi bukit Sinai) nama sebuah bukit tempat sewaktu Allah swt. berfirman kepada Nabi Musa. Arti lafal Siiniina ialah yang diberkahi atau yang baik karena memiliki banyak pohon yang menghasilkan buah. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:2)

Ayat 95:3

وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ 

dan demi kota (Mekah) ini yang aman, (At-Tin 95:3)

«وهذا البلد الأمين» مكة لأمن الناس فيها جاهلية وإسلاما.

(Dan demi kota ini yang aman) yaitu kota Mekah, dinamakan kota aman karena orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa aman, baik pada zaman jahiliah maupun di zaman Islam. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:3)

Ayat 95:4

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ 

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At-Tin 95:4)

«لقد خلقنا الإنسان» الجنس «في أحسن تقويم» تعديل لصورته.

(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah baik. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:4)

Ayat 95:5

ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ 

 Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), (At-Tin 95:5)

«ثم رددناه» في بعض أفراده «أسفل سافلين» كناية عن الهرم والضعف فينقص عمل المؤمن عن زمن الشباب ويكون له أجره بقوله تعالى:

(Kemudian Kami kembalikan dia) maksudnya sebagian di antara mereka (ke tempat yang serendah-rendahnya) ungkapan ini merupakan kata kiasan bagi masa tua, karena jika usia telah lanjut kekuatan pun sudah mulai melemah dan pikun. Dengan demikian ia akan berkurang dalam beramal, berbeda dengan sewaktu masih muda; sekalipun demikian dalam hal mendapat pahala ia akan mendapat imbalan yang sama sebagaimana sewaktu ia beramal di kala masih muda, hal ini diungkapkan dalam firman selanjutnya, yaitu: (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:5)

Ayat 95:6

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ 

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (At-Tin 95:6)

(إلا) لكن (الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون) مقطوع وفي الحديث: "" إذا بلغ المؤمن من الكبر ما يعجزه عن العمل كتب له ما كان يعمل "".

(Kecuali) melainkan (orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya) atau pahala yang tak pernah terputus. Di dalam sebuah hadis telah disebutkan, bahwa apabila orang mukmin mencapai usia tua hingga ia tidak mampu lagi untuk mengerjakan amal kebaikan, maka dituliskan baginya pahala amal kebaikan yang biasa ia kerjakan di masa mudanya dahulu. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:6)

Ayat 95:7

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ 

Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? (At-Tin 95:7)

«فما يكذبك» أيها الكافر «بعد» بعد ما ذكر من خلق الإنسان في أحسن صورة ثم رده إلى أرذل العمر الدال على القدرة على البعث «بالدين» بالجزاء المسبوق بالبعث والحساب، أي ما يجعلك مكذبا بذلك ولا جاعل له.

(Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan) hai orang kafir (sesudah itu) yakni sesudah hal-hal yang telah disebutkan tadi, yaitu mengenai penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian dijadikan-Nya tua dan pikun, yang hal ini menunjukkan kepada kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk hidup kembali (hari pembalasan) yang terlebih dahulu diawali dengan hari kebangkitan lalu perhitungan amal perbuatan. Maksudnya apakah gerangan yang mendorongmu mendustakan hal tersebut? Tentu saja tidak ada yang mendorongnya untuk mendustakan hal tersebut selain dirinya sendiri. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:7)

Ayat 95:8

أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ 

 Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya? (At-Tin 95:8)

(أليس الله بأحكم الحاكمين) هو أقضى القاضين وحكمه بالجزاء من ذلك وفي الحديث: "" من قرأ والتين إلى آخرها فليقل: بلى وأنا على ذلك من الشاهدين "".

(Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) artinya Dia adalah hakim yang paling adil di antara hakim-hakim yang adil lainnya, dan keputusan-Nya berdasarkan sifat tersebut. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang siapa membaca surah At-Tiin hingga akhir surah, maka hendaknya sesudah itu ia menjawab, 'Balaa Wa Anaa 'Alaa Dzaalika Minasy Syaahidiina/tentu saja kami termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal tersebut.'" (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:8)

Surah » Alam Nasyrah » Jumlah Ayat: 8 dari 1-8



94. Alam Nasyrah
 Muqaddimah 

Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah dan diturunkan sesudah surat Adh Dhuhaa. Nama Alam Nasyrah diambil dari kata Alam Nasyrah yang terdapat pada ayat pertama, yang berarti: bukankah Kami telah melapangkan.

Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang nikmat-nikmat Allah s.w.t. yang diberikan kepada Nabi Muhammad s.a.w., dan pernyataan Allah bahwa disamping kesukaran ada kemudahan karena itu diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakkal kepada-Nya. 

 
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ


alam nasyrah laka shadraka

1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,

وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ

wawadha'naa 'anka wizraka

2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

ٱلَّذِىٓ أَنقَضَ ظَهْرَكَ

alladzii anqadha zhahraka

3. yang memberatkan punggungmu [1585]?

[1585] Yang dimaksud dengan "beban" di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan risalah.

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ

warafa'naa laka dzikraka

4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu [1586],

[1586] Meninggikan nama Nabi Muhammad s.a.w di sini maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada Nabi termasuk taat kepada Allah dan lain-lain.

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

fa-inna ma'a al'usri yusraan

5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

inna ma'a al'usri yusraan

6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ

fa-idzaa faraghta fainshab

7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain [1587],

[1587] Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berda'wah maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: Apabila telah selesai mengerjakan shalat berdo'alah.

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب

wa-ilaa rabbika fairghab

8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

Penutup 

Surat Alam Nasyrah ini merupakan tasliyah (penghibur hati) bagi Nabi Muhammad s.a.w.

HUBUNGAN SURAT ALAM NASYRAH DENGAN SURAT AT TIIN

Dalam surat Alam Nasyrah, Allah s.w.t. menjelaskan perintah kepada Nabi Muhammad s.a.w selaku manusia sempurna. Maka dalam surat At Tiin, diterangkan bahwa manusia itu adalah makhluk Allah yang mempunyai kesanggupan baik lahir maupun batin. Kesanggupannya itu menjadi kenyataan bilamana mereka mengikuti jejak Nabi Muhammad s.a.w 


Ayat 94:1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

 Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, (Al-Insyirah 94:1)

«ألم نشرح» استفهام تقرير أي شرحنا «لك» يا محمد «صدرك» بالنبوة وغيرها.

(Bukankah Kami telah melapangkan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan, yakni Kami telah melapangkan (untukmu) hai Muhammad (dadamu?) dengan kenabian dan lain-lainnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Insyirah 94:1)

Ayat 94:2

وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ

 dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, (Al-Insyirah 94:2)

«ووضعنا» حططنا «عنك وزرك».

(Dan Kami telah menghilangkan) telah melenyapkan (darimu dosamu.) (Tafsir Al-Jalalain, Al-Insyirah 94:2)

Ayat 94:3

ٱلَّذِىٓ أَنقَضَ ظَهْرَكَ

 yang memberatkan punggungmu? (Al-Insyirah 94:3)

(الذي أنقض) أثقل (ظهرك) وهذا كقوله تعالى: "" ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك "".

(Yang memberatkan) yang memayahkan (punggungmu) ayat ini maknanya sama dengan ayat lainnya yaitu, firman-Nya, ".... supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu..." (Q.S. Al-Fath: 2) (Tafsir Al-Jalalain, Al-Insyirah 94:3)

Ayat 94:4

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ

Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, (Al-Insyirah 94:4)

«ورفعنا لك ذكرك» بأن تُذكر مع ذكري في الآذان والإقامة والتشهد والخطبة وغيرها.

(Dan Kami tinggikan bagimu sebutanmu) yakni sebutan namamu sebagai contohnya ialah namamu disebutkan bersama-sama dengan nama-Ku di dalam azan, iqamah, tasyahhud, khotbah dan lain sebagainya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Insyirah 94:4)

Ayat 94:5

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

 Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (Al-Insyirah 94:5)

«فإن مع العسر» الشدة «يسرا» سهولة.

(Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu) atau kesukaran itu (ada kelapangan) yakni kemudahan. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Insyirah 94:5)

Ayat  94:6

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

 sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Al-Insyirah 94:6)

«إن مع العسر يسراً» والنبي صلى الله عليه وسلم قاسى من الكفار شدة ثم حصل له اليسر بنصره عليهم.

(Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kelapangan) Nabi saw. banyak sekali mengalami kesulitan dan hambatan dari orang-orang kafir, kemudian beliau mendapatkan kelapangan dan kemudahan, yaitu setelah beliau mengalami kemenangan atas mereka. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Insyirah 94:6)

Ayat 94:7

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (Al-Insyirah 94:7)

«فإذا فرغت» من الصلاة «فانصب» اتعب في الدعاء.

(Maka apabila kamu telah selesai) dari salat (bersungguh-sungguhlah kamu) di dalam berdoa. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Insyirah 94:7)

Ayat 94:8

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Al-Insyirah 94:8)

«وإلى ربك فارغب» تضرع.

(Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap) atau meminta dengan merendahkan diri. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Insyirah 94:8)