Muqaddimah
Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Buruuj. Nama At Tiin diambil dari kata At Tiin yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya buah Tin.
Pokok-pokok isinya:
Manusia makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh; Allah adalah Hakim Yang Maha Adil.
وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun [1588],
[1588] Yang dimaksud dengan "Tin" oleh sebagian ahli Tafsir ialah tempat tinggal Nabi Nuh, yaitu Damaskus yang banyak pohon Tin; dan "Zaitun" ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh Zaitun.
وَطُورِ سِينِينَ
wathuuri siiniina
2. dan demi bukit Sinai [1589],
[1589] "Bukit Sinai" yaitu tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Tuhannya.
وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ
wahaadzaa albaladi al-amiini
3. dan demi kota (Mekah) ini yang aman,
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
laqad khalaqnaa al-insaana fii ahsani taqwiimin
4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ
tsumma radadnaahu asfala saafiliina
5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati falahum ajrun ghayru mamnuunin
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ
famaa yukadzdzibuka ba'du bialddiini
7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ
8. Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
Penutup |
---|
Surat At Tiin menerangkan kedudukan manusia dan keadilan Allah s.w.t. HUBUNGAN SURAT AT TIIN DENGAN SURAT AL 'ALAQ 1. Surat At Tiin menerangkan bentuk kejadian manusia dan surat Al 'Alaq menerangkan bahwa manusia dijadikan pada permulaannya dari segumpal darah. 2. Pada surat Al 'Alaq dijelaskan lagi beberapa sifat-sifat manusia yang menjadikan mereka hina dan sengsara, dan sifat-sifat manusia yang menjadikan mereka berbahagia. Ayat 95:1 |
بِّسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, (At-Tin 95:1)
«والتين والزيتون» أي المأكولين أو جبلين بالشام ينبتان المأكولين.
(Demi Tin dan Zaitun) keduanya adalah nama buah, atau dapat juga keduanya diartikan nama dua buah gunung yang menumbuhkan kedua buah tersebut. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:1)
Ayat 95:2
وَطُورِ سِينِينَ
dan demi bukit Sinai, (At-Tin 95:2)
«وطور سينين» الجبل الذي كلم الله تعالى عليه موسى ومعنى سينين المبارك أو الحسن بالأشجار المثمرة.
(Dan demi bukit Sinai) nama sebuah bukit tempat sewaktu Allah swt. berfirman kepada Nabi Musa. Arti lafal Siiniina ialah yang diberkahi atau yang baik karena memiliki banyak pohon yang menghasilkan buah. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:2)
Ayat 95:3
وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ
dan demi kota (Mekah) ini yang aman, (At-Tin 95:3)
«وهذا البلد الأمين» مكة لأمن الناس فيها جاهلية وإسلاما.
(Dan demi kota ini yang aman) yaitu kota Mekah, dinamakan kota aman karena orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa aman, baik pada zaman jahiliah maupun di zaman Islam. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:3)
Ayat 95:4
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At-Tin 95:4)
«لقد خلقنا الإنسان» الجنس «في أحسن تقويم» تعديل لصورته.
Ayat 95:5
ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), (At-Tin 95:5)
«ثم رددناه» في بعض أفراده «أسفل سافلين» كناية عن الهرم والضعف فينقص عمل المؤمن عن زمن الشباب ويكون له أجره بقوله تعالى:
(Kemudian Kami kembalikan dia) maksudnya sebagian di antara mereka (ke tempat yang serendah-rendahnya) ungkapan ini merupakan kata kiasan bagi masa tua, karena jika usia telah lanjut kekuatan pun sudah mulai melemah dan pikun. Dengan demikian ia akan berkurang dalam beramal, berbeda dengan sewaktu masih muda; sekalipun demikian dalam hal mendapat pahala ia akan mendapat imbalan yang sama sebagaimana sewaktu ia beramal di kala masih muda, hal ini diungkapkan dalam firman selanjutnya, yaitu: (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:5)
Ayat 95:6
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (At-Tin 95:6)
(إلا)
لكن (الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون) مقطوع وفي الحديث:
"" إذا بلغ المؤمن من الكبر ما يعجزه عن العمل كتب له ما كان يعمل "".
(Kecuali) melainkan (orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya) atau pahala yang tak pernah terputus. Di dalam sebuah hadis telah disebutkan, bahwa apabila orang mukmin mencapai usia tua hingga ia tidak mampu lagi untuk mengerjakan amal kebaikan, maka dituliskan baginya pahala amal kebaikan yang biasa ia kerjakan di masa mudanya dahulu. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:6)
Ayat 95:7
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ
Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? (At-Tin 95:7)
«فما
يكذبك» أيها الكافر «بعد» بعد ما ذكر من خلق الإنسان في أحسن صورة ثم رده
إلى أرذل العمر الدال على القدرة على البعث «بالدين» بالجزاء المسبوق
بالبعث والحساب، أي ما يجعلك مكذبا بذلك ولا جاعل له.
(Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan) hai orang kafir (sesudah itu) yakni sesudah hal-hal yang telah disebutkan tadi, yaitu mengenai penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian dijadikan-Nya tua dan pikun, yang hal ini menunjukkan kepada kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk hidup kembali (hari pembalasan) yang terlebih dahulu diawali dengan hari kebangkitan lalu perhitungan amal perbuatan. Maksudnya apakah gerangan yang mendorongmu mendustakan hal tersebut? Tentu saja tidak ada yang mendorongnya untuk mendustakan hal tersebut selain dirinya sendiri. (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:7)
Ayat 95:8
أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ
Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya? (At-Tin 95:8)
(أليس
الله بأحكم الحاكمين) هو أقضى القاضين وحكمه بالجزاء من ذلك وفي الحديث:
"" من قرأ والتين إلى آخرها فليقل: بلى وأنا على ذلك من الشاهدين "".
(Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) artinya Dia adalah hakim yang paling adil di antara hakim-hakim yang adil lainnya, dan keputusan-Nya berdasarkan sifat tersebut. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang siapa membaca surah At-Tiin hingga akhir surah, maka hendaknya sesudah itu ia menjawab, 'Balaa Wa Anaa 'Alaa Dzaalika Minasy Syaahidiina/tentu saja kami termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal tersebut.'" (Tafsir Al-Jalalain, At-Tin 95:8)