Mimpi
Jenis mimpi
Mimpi datangnya dari Allah
Mimpi Yusuf as.: 12:4, 12:5, 12:100
Ta'bir mimpi
Mimpi menjadi nyata setelah ditafsirkan: 12:41
Ayat 4
إِذْ
قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ
كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
(Ingatlah), ketika
Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku,
sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan;
kulihat semuanya sujud kepadaku". (
Yusuf 12:4)
اذكر
«إذ قال يوسف لأبيه» يعقوب «يا أبت» بالكسر دلالة على ياء الإضافة
المحذوفة والفتح دلالة على ألف محذوفة قلبت عن الياء «إني رأيت» في المنام
«أحد عشر كوكبا والشمس والقمر رأيتهم» تأكيد «لي ساجدين» جمع بالياء والنون
للوصف بالسجود الذي هو من صفات العقلاء.
Ingatlah (Ketika
Yusuf berkata kepada ayahnya) Nabi Yakub ("Wahai ayahku!) dibaca kasrah,
yaitu abati untuk menunjukkan adanya ya idhafat yang tidak disebutkan.
Sedangkan bila dibaca fatah, maka menunjukkan adanya huruf alif yang
tidak disebutkan, yaitu abata, kemudian alif ditukar dengan ya
(Sesungguhnya aku telah melihat) di dalam tidurku, yakni bermimpi
(sebelas buah bintang dan matahari serta bulan, kulihat semuanya) lafal
ra-aytuhum berkedudukan menjadi taukid atau pengukuh dari lafal ra-aytu
di muka tadi (sujud kepadaku.") lafal saajidiina adalah bentuk jamak,
yang alamat i'rabnya memakai ya dan nun karena menggambarkan keadaan
sujud, hal ini merupakan ciri khas daripada makhluk yang berakal.
(Tafsir Al-Jalalain,
Yusuf 12:4)
Ayat 5
قَالَ
يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ
كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu
itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk
membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia". (
Yusuf 12:5)
«قال يا بني لا تقصص
رؤياك على إخوتك فيكيدوا لك كيدا» يحتالون في هلاكك حسدا لعلمهم بتأويلها
من أنهم الكواكب والشمس أمك والقمر أبوك «إن الشيطان للإنسان عدو مبين»
ظاهر العداوة.
(Ayahnya berkata, "Hai anakku! Janganlah kamu
ceritakan mimpimu itu kepada saudara-audaramu, maka mereka membuat makar
kepadamu) maksudnya mereka pasti akan membuat tipu muslihat guna
membinasakanmu, karena terdorong oleh rasa dengki mereka kepadamu. Tentu
mereka menakwilkan impianmu itu, bahwa bintang-bintang itu adalah
mereka sendiri dan matahari itu adalah ibumu, sedangkan bulan adalah
ayahmu. (Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.")
jelas permusuhannya. (Tafsir Al-Jalalain,
Yusuf 12:5)
Ayat 41
يَٰصَىٰحِبَىِ
ٱلسِّجْنِ أَمَّآ أَحَدُكُمَا فَيَسْقِى رَبَّهُۥ خَمْرًا ۖ وَأَمَّا
ٱلْءَاخَرُ فَيُصْلَبُ فَتَأْكُلُ ٱلطَّيْرُ مِن رَّأْسِهِۦ ۚ قُضِىَ
ٱلْأَمْرُ ٱلَّذِى فِيهِ تَسْتَفْتِيَانِ
Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu
berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; adapun yang seorang
lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya.
Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)".
(
Yusuf 12:41)
«يا صاحبي السجن أما أحدكما» أي
الساقي فيخرج بعد ثلاث «فيسقي ربه» سيده «خمرا» على عادته «وأما الآخر»
فيخرج بعد ثلاث «فيصلب فتأكل الطير من رأسه» هذا تأويل رؤياكما فقالا ما
رأينا شيئا فقال «قضي» تمَّ «الأمر الذي فيه تستفتيان» سألتما عنه صدقتما
أم كذبتما.
("Hai kedua temanku dalam penjara! Adapun salah
seorang di antara kamu berdua) yang dimaksud adalah mantan penyuguh
minuman raja; maka setelah tiga hari kemudian ia akan keluar dari
penjara ini (akan memberi minum tuannya) rajanya (dengan khamar)
sebagaimana biasa (dan adapun yang seorang lain) ia bakal keluar dari
penjara ini setelah tiga hari (maka ia akan disalib, lalu burung memakan
sebagian dari kepalanya) itulah makna mimpi kalian berdua. Kemudian
keduanya menjawab, "Kami sebenarnya tidak bermimpi melihat apa-apa."
Nabi Yusuf berkata: ("Telah diputuskan perkara yang kamu berdua
menanyakannya.") yang kamu berdua telah menanyakan perihalnya, apakah
kamu berdua mempercayainya atau tidak, itu terserah. (Tafsir
Al-Jalalain,
Yusuf 12:41)
Ayat 100
وَرَفَعَ
أَبَوَيْهِ عَلَى ٱلْعَرْشِ وَخَرُّوا۟ لَهُۥ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ
يَٰٓأَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُءْيَٰىَ مِن قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّى
حَقًّا ۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِىٓ إِذْ أَخْرَجَنِى مِنَ ٱلسِّجْنِ وَجَآءَ
بِكُم مِّنَ ٱلْبَدْوِ مِنۢ بَعْدِ أَن نَّزَغَ ٱلشَّيْطَٰنُ بَيْنِى
وَبَيْنَ إِخْوَتِىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى لَطِيفٌ لِّمَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ
هُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka
(semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada
Yusuf. Dan berkata
Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya
Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku
telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah
penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan
merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (
Yusuf 12:100)
«ورفع
أبويه» أحلهما معه «على العرش» السرير «وخروا» أي أبواه وإخوته «له سجدا»
سجود انحناء لا وضع جبهة وكان تحيتهم في ذلك الزمان «وقال يا أبت هذا تأويل
رؤياي من قبل قد جعلها ربي حقا وقد أحسن بي» إليَّ «إذ أخرجني من السجن»
لم يقل من الحب تكرما لئلا تخجل إخوته «وجاء بكم من البدو» البادية «من بعد
أن نزغ» أفسد «الشيطان بيني وبين إخوتي إن ربي لطيف لما يشاء إنه هو
العليم» بخلقه «الحكيم» في صنعه وأقام عنده أبوه أربعا وعشرين سنة أو سبع
عشرة سنة وكانت مدة فراقه ثماني عشرة أو أربعين أو ثمانين سنة وحضره الموت
فوصى يوسف أن يحمله ويدفنه عند أبيه فمضى بنفسه ودفنه ثمة، ثم عاد إلى مصر
وأقام بعده ثلاثا وعشرين سنة ولما تم أمره وعلم أنه لا يدوم تاقت نفسه إلى
الملك الدائم فقال.
(Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya) yakni
Yusuf mendudukkan kedua orang tuanya sejajar dengannya (ke atas
singgasananya.) tempat duduknya (Dan mereka merebahkan diri) yakni kedua
orang tuanya dan semua saudara-saudaranya (kepada
Yusuf seraya
bersujud) yang dimaksud adalah sujud dengan membungkukkan badan bukannya
sujud dalam arti kata meletakkan kening; cara itu merupakan
penghormatan yang berlaku pada zamannya. (Dan berkata
Yusuf, "Wahai
ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Rabbku telah
menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Rabbku telah berbuat
baik kepadaku) terhadap diriku (ketika Dia membebaskan aku dari rumah
penjara)
Nabi Yusuf tidak menyinggung masalah sumur, hal ini sengaja ia
lakukan demi menghormati saudara-saudaranya supaya mereka tidak malu
(dan ketika membawa kalian dari dusun padang pasir) dari kampung padang
pasir (setelah dirusak) dikacaukan (oleh setan hubungan antara aku dan
saudara-saudaraku. Sesungguhnya Rabbku Maha Lembut terhadap apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) tentang
makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana.") di dalam pekerjaan-Nya. Kemudian
ayah
Nabi Yusuf (Yakub) bermukim bersama Yusuf selama dua puluh empat
tahun atau tujuh belas tahun. Disebutkan bahwa masa perpisahan mereka
delapan belas tahun lamanya atau empat puluh tahun atau delapan puluh
tahun. Kemudian Nabi Yakub menjelang ajalnya, sebelum itu ia berwasiat
kepada
Nabi Yusuf supaya ia dikebumikan di dekat ayahnya, yaitu Nabi
Ishak. Lalu
Nabi Yusuf membawa jenazah ayahnya ke tempat yang
diisyaratkannya dalam wasiat dan mengebumikannya di tempat tersebut.
Setelah itu
Nabi Yusuf kembali ke Mesir dan ia tinggal di negeri itu
sesudah Nabi Yakub meninggal dunia selama dua puluh tiga tahun. Ketika
urusannya telah sempurna kemudian ia mengetahui bahwa dirinya tidak akan
abadi dalam keadaan demikian lalu hatinya menginginkan agar ia hijrah
ke kerajaan yang abadi, yakni akhirat. Untuk itu berkata seraya berdoa:
(Tafsir Al-Jalalain,
Yusuf 12:100)