Monday, April 9, 2012

TAFSIR SURAT AL-MASAD (Balasan Setimpal Bagi Abu Lahab Dan Isterinya!!)

Sebab Turunnya

Tercantum di dalam shahih al-Bukhari, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW keluar rumah dan naik ke Shafa, yaitu bukit yang sekarang sebagiannya masuk di dalam masjidil Haram. Di sana, beliau meyeru kaumnya Quraisy, dan mereka pun berkumpul mendatangi beliau sampai-sampai orang yang karena suatu hal tidak dapat keluar rumah, mengirim utusan untuk mengetahui ada berita apa. Beliau lalu berkata, “Bagaimana pendapat kalian kalau aku beritahukan bahwa musuh akan datang kepada kalian pada pagi hari atau sore hari, apakah kalian percaya kepadaku.?” Mereka menjawab, “Ya, kami tidak pernah mengetahui kamu berbohong.” Pada saat itulah Rasulullah berkata, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian sebelum menghadapi adzab yang keras.” Lalu Abu Lahab menjawab, “Celakalah kamu! Untuk inikah kamu kumpulkan kami.?” Maka Allah SWT menurunkan surat ini,

Ringkasan Tafsir

1. Abu Lahab adalah paman nabi Muhammad SAW. Dia sangat memusuhi dan menyakiti nabi. Jadi, dia tidak punya moral dan tidak pula punya jiwa melindungi terhadap kerabatnya, maka Allah SWT mencelanya dengan celaan yang keras ini, yang merupakan kehinaan baginya sampai hari kiamat. Dia SWT berfirman, ‘Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia, dia tidak akan beruntung.’

2. Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa harta dan anaknya tidak akan dapat menolak siksa Allah ketika siksa itu datang kepadanya.

3. Dan dia akan masuk ke dalam neraka yang bergejolak, yang akan membakar dan mengepungnya dari semua arah.

4. Dia dan isterinya yang juga sangat memusuhi Rasulullah SAW dan saling tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Perempuan itu memasang kayu berduri di jalan yang dilalui Rasulullah SAW, dan berusaha sekuat tenaga untuk memusuhi beliau. Dengan begitu, berarti dia mengumpulkan kayu bakar.

5. Dan Allah SWT telah menyiapkan baginya di lehernya tali dari sabut yang keras dan kasar di neraka jahannam. Tali itu bagaikan kalung yang digantungkan di lehernya sebagai balasan atas apa yang dia lakukan terhadap Rasulullah SAW di dunia.

(SUMBER: at-Tafsir al-Yasir: Suuratu al-Faatihah Wa Juz ‘Amma, karya Yusuf bin Muhammad al-Owaid, hal.131-132)

TAFSIR SURAT AL-MU’AWWIDZATAIN (SURAT AL-FALAQ DAN AN-NAAS)-2

II. TAFSIR SURAT AN-NAAS

Allah Ta’ala berfirman,

”Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb manusia,[1]. Raja manusia,[2]. Sembahan manusia, [3]. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, [4]. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, [5]. Dari jin dan manusia.’”[6]

Keutamaan Surat

Mengenai keutamaan surat ini sudah disebutkan pada bagian lalu ketika kita membahas tentang keutamaan surat al-Falaq sehingga tidak perlu lagi dikupas.

Kapan Surat Ini Dibaca?

Demikian juga mengenai hal ini sudah dibahas pada pembahasan lalu dalam tafsir surat al-Falaq.

Kosa Kata

Makna lafazh Rabbin Naas, Malikin Naas, Ilaahin Naas : Yakni Raja dan Pencipta mereka. Tiga sifat ini merupakan sifat Rabb Ta’ala; rububiyyah, al-Mulk (yang memiliki kekuasaan) dan Uluuhiyyah. Dia-lah Rabb segala sesuatu, raja dan Ilahn-nya. Segala sesuatu diciptakan untuk-Nya, dikuasai (tunduk) dan menyembah untuk-Nya.

Makna lafazh al-Waswaas : Syaithan yang diwakili manusia untuk membisikkan (kejahatan) kepada umat manusia, menghiasi bagi mereka keburukan dan maksiat (sehingga menjadi baik dalam pandangan mata mereka-red.,)

Makna lafazh al-Khannaas : Yakni, sifat syaithan tersebut; yang menjauh dan bersembunyi ketika disebut nama Allah. Ia banyak menjauh dan membelakangi. Bila disebut nama Allah, ia bermalas-malasan (merasa sesak) dan bila seorang hamba tidak menyebut Rabbnya ia merasa plong dan berjingkrak-jingkrak.

Makna lafazh al-Ladzii Yuwaswisu fii shuduurin Naas : yaitu membisikkan agar berbuat maksiat, menganjurkan agar melakukan perbuatan buruk serta mengajak seorang hamba agar ta’at dan beribadah kepadanya. Asli kata, “al-Waswasah” adalah ucapan yang tersembunyi, yang sampai ke hati tetapi suaranya tidak didengar.

Makna lafazh Minal Jinnati Wan Naas : Yakni dari syaithan-syaithan kalangan jin dan manusia. Jadi, bisikan syaithan dari kalangan jin adalah sebagai yang telah disebutkan sedangkan bisikan syaithan dari kalangan manusia adalah menampakkan orang tersebut sebagai seorang yang suka menasehati dan bersimpati pada orang agar orang itu tunduk kepadanya dan mengikuti jejaknya.

Beberapa Pesan

1. Disyari’atkannya berlindung kepada Allah dan ta’awwudz dari syaithan dan konco-konconya

2. Disyari’atkannya memuji Allah dengan sifat-sifat pujian dan pengagungan yang pantas untuk-Nya sebelum memohon/meminta kepada-Nya

3. Siapa yang berlindung kepada Allah dengan setulus-tulusnya, niscaya sudah cukup baginya

(SUMBER: Silsilah Manaahij Dawraat asy-Syar’iyyah- fi`ah an-Naasyi`ah- at-Tafsiir karya Dr.Ibrahim bin Sulaiman al-Huwaimil, h.60-61)