Thursday, January 5, 2012

Surah » Al-Qadr » Jumlah Ayat: 5 dari 1-5



97. Al Qadr
 Muqaddimah 

Surat Al Qadr terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat 'Abasa. Surat ini dinamai Al Qadr (kemuliaan), diambil dari perkataan Al Qadr yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:
Al Quran dimulai diturunkan pada malam Lailatul Qadr, yang nilainya lebih dari seribu bulan; para malaikat dan Jibril turun ke dunia pada malam Lailatul Qadr untuk mengatur segala urusan.


 
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
innaa anzalnaahu fii laylati alqadri

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan[1594].

[1594] "Malam kemuliaan" dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam "Lailatul Qadr" yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al-Qur'an.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ
wamaa adraaka maa laylatu alqadri

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
laylatu alqadri khayrun min alfi syahrin

3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
 
tanazzalu almalaa-ikatu waalrruuhu fiihaa bi-idzni rabbihim min kulli amrin

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
 
salaamun hiya hattaa mathla'i alfajri

5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.


 Penutup 

Pada surat Al Qadr ini diterangkan bahwa permulaan Al Quran diturunkan ialah pada malam lailatul Qadr dan diterangkan juga ketinggian malam lailatul Qadr itu.

HUBUNGAN SURAT AL QADR DENGAN SURAT AL BAYYINAH

Surat Al Qadr menerangkan tentang permulaan Al Quran diturunkan, sedang surat Al Bayyinah menerangkan salah satu sebab Allah menurunkan Al Quran. 






Ayat 97:1

بِّسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

 إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. (Al-Qadr 97:1)

«إنا أنزلناه» أي القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا «في ليلة القدر» أي الشرف العظيم.

(Sesungguhnya Kami telah menurunkannya) yaitu menurunkan Alquran seluruhnya secara sekali turun dari lohmahfuz hingga ke langit yang paling bawah (pada malam kemuliaan) yaitu malam Lailatulkadar, malam yang penuh dengan kemuliaan dan kebesaran. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qadr 97:1)

Ayat 97:2

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ 

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (Al-Qadr 97:2)

«وما أدراك» أعلمك يا محمد «ما ليلة القدر» تعظيم لشانها وتعجيب منه.

(Dan tahukah kamu) Hai Muhammad (apakah malam kemuliaan itu?) ungkapan ini sebagai pernyataan takjub atas keagungan yang terdapat pada Lailatulkadar. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qadr 97:2)

Ayat  97:3

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ 

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (Al-Qadr 97:3)

«ليلة القدر خير من ألف شهر» ليس فيها ليلة القدر فالعمل الصالح فيها خير منه في ألف شهر ليست فيها.

(Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan) yang tidak ada malam lailatulkadarnya; beramal saleh pada malam itu pahalanya jauh lebih besar dan lebih baik daripada beramal saleh yang dilakukan selama seribu bulan yang tidak mengandung malam lailatulkadar. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qadr 97:3)

Ayat 97:4

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ 

 Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (Al-Qadr 97:4)

«تنزَّل الملائكة» بحذف إحدى التاءين من الأصل «والروح» أي جبريل «فيها» في الليلة «بإذن ربهم» بأمره «من كل أمر» قضاه الله فيها لتلك السنة إلى قابل ومن سببيه بمعنى الباء.

(Turunlah malaikat-malaikat) bentuk asal dari lafal Tanazzalu adalah Tatanazzalu, kemudian salah satu huruf Ta-nya dibuang, sehingga jadilah Tanazzalu (dan Ar-Ruh) yakni malaikat Jibril (di malam itu) artinya pada malam kemuliaan/lailatulkadar itu (dengan izin Rabbnya) dengan perintah dari-Nya (untuk mengatur segala urusan) atau untuk menjalankan ketetapan Allah buat tahun itu hingga tahun berikutnya, hal ini terjadi pada malam kemuliaan itu. Huruf Min di sini bermakna Sababiyah atau sama artinya dengan huruf Ba; yakni mereka turun dengan seizin Rabbnya dengan membawa segala urusan yang telah menjadi ketetapan-Nya untuk tahun itu hingga tahun berikutnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qadr 97:4)

Ayat 97:5

سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ 

Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Al-Qadr 97:5)

«سلام هي» خبر مقدم ومبتدأ «حتى مطلع الفجر» بفتح اللام وكسرها إلى وقت طلوعه، جُعلت سلاما لكثرة السلام فيها من الملائكة لا تمر بمؤمن ولا مؤمنة إلا سلمت عليه.

(Malam itu penuh dengan kesejahteraan) lafal ayat ini sebagai Khabar Muqaddam atau Khabar yang didahulukan, sedangkan Mubtadanya ialah (sampai terbit fajar) dapat dibaca Mathla'al Fajri dan Mathla'il Fajri, artinya hingga waktu fajar. Malam itu dinamakan sebagai malam yang penuh dengan kesejahteraan, karena para malaikat banyak mengucapkan salam, yaitu setiap kali melewati seorang mukmin baik laki-laki maupun perempuan mereka selalu mengucapkan salam kepadanya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Qadr 97:5)

Surah » Al-'Alaq » Jumlah Ayat: 19 dari 1-19

INDEX AL-QURA                  TOPIK DALAM AL_QUR"AN

Ayat 96:1

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
 ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (Al-'Alaq 96:1)

«اقرأ» أوجد القراءة مبتدئا «باسم ربك الذي خلق» الخلائق.

(Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:1)

Ayat 96:2

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (Al-'Alaq 96:2)

«خلق الإنسان» الجنس «من علق» جمع علقة وهي القطعة اليسيرة من الدم الغليظ.


(Dia telah menciptakan manusia) atau jenis manusia (dari 'alaq) lafal 'Alaq bentuk jamak dari lafal 'Alaqah, artinya segumpal darah yang kental. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:2)

Ayat 96:3

ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (Al-'Alaq 96:3)

«اقرأ» تأكيد للأول «وربك الأكرم» الذي لا يوازيه كريم، حال من الضمير اقرأ.

(Bacalah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama (dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra'. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:3)

Ayat  96:4

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (Al-'Alaq 96:4)

«الذي علم» الخط «بالقلم» وأول من خط به إدريس عليه السلام.

(Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:4)

Ayat 96:5

عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-'Alaq 96:5)

«علم الإنسان» الجنس «ما لم يعلم» قبل تعليمه الهدى والكتابة والصناعة وغيرها.

(Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:5)

Ayat 96:6

كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (Al-'Alaq 96:6)

«كلا» حقا «إنَّ الإنسان ليطغى».

(Ketahuilah) artinya memang benar (sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas) (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:6)

Ayat 96:7

أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ

karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al-'Alaq 96:7)

«أن رآه» أي نفسه «استغنى» بالمال، نزل في أبي جهل، ورأى علمية واستغنى مفعول ثان وأن رآه مفعول له.

(karena dia melihat dirinya) sendiri (serba cukup) dengan harta benda yang dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan lafal Ra-aa tidak membutuhkan Maf'ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan sebagai Maf'ul Lah. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:7)

Ayat 96:8

إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجْعَىٰٓ

Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu). (Al-'Alaq 96:8)

«إن إلى ربك» يا إنسان «الرجعى» أي الرجوع تخويف له فيجازي الطاغي بما يستحقه.

(Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah) hai Manusia (tempat kembali) yakni kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada orang yang melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di dalam ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku melampaui batas. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:8)

Ayat 96:9

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يَنْهَىٰ

Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, (Al-'Alaq 96:9)

«أرأيت» في الثلاثة مواضع للتعجب «الذي ينهي» هو أبو جهل.

(Bagaimana pendapatmu) lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama nanti mengandung makna Ta'ajjub (tentang orang yang melarang) yang dimaksud adalah Abu Jahal. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:9)

Ayat 96:10

عَبْدًا إِذَا صَلَّىٰٓ

seorang hamba ketika mengerjakan shalat, (Al-'Alaq 96:10)

«عبدا» هو النبي صلى الله عليه وسلم «إذا صلّى».

(Seorang hamba) yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (ketika dia mengerjakan salat.) (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:10)

Ayat 96:11

أَرَءَيْتَ إِن كَانَ عَلَى ٱلْهُدَىٰٓ

bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, (Al-'Alaq 96:11)

«أرأيت إن كان» المنهي «على الهدى».

(Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu) (berada di atas kebenaran) (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:11)

Ayat 96:12

أَوْ أَمَرَ بِٱلتَّقْوَىٰٓ

atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (Al-'Alaq 96:12)

«أو» للتقسيم «أمر بالتقوى».

(Atau) huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim (dia menyuruh bertakwa.) (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:12)

Ayat 96:13

أَرَءَيْتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰٓ

Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? (Al-'Alaq 96:13)

«أرأيت إن كذب» أي الناهي النبي «وتولى» عن الإيمان.

(Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya) yakni mendustakan Nabi saw. (dan berpaling) dari iman? (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:13)

Ayat  96:14

أَلَمْ يَعْلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ

Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? (Al-'Alaq 96:14)

«ألم يعلم بأن الله يرى» ما صدر منه، أي يعلمه فيجازيه عليه، أي اعجب منه يا مخاطب من حيث نهيه عن الصلاة ومن حيث أن المنهي على الهدى آمر بالتقوى ومن حيث أن الناهي مكذب متولٍ عن الإيمان.

(Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) apa yang dilakukannya itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai orang yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang itu, karena ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya itu berada dalam jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat mengherankan lagi ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling dari iman. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:14)

Ayat 96:96:15

كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًۢا بِٱلنَّاصِيَةِ

Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (Al-'Alaq 96:15)

«كلا» ردع له «لئن» لام قسم «لم ينته» عما هو عليه من الكفر «لنسفعا بالناصية» لنجرنَّ بناصيته غلى النار.

(Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung makna hardikan dan cegahan baginya (sungguh jika) huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam atau sumpah (dia tidak berhenti) dari kekafiran yang dilakukannya itu (niscaya Kami akan tarik ubun-ubunnya) atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara ditarik ubun-ubunnya. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:15)

Ayat 96:16

نَاصِيَةٍ كَٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ

(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (Al-'Alaq 96:16)

«ناصية» بدل نكرة من معرفة «كاذبة خاطئة» وصفها بذلك مجازًا والمراد صاحبها.

(Yaitu ubun-ubun) lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang berkedudukan menjadi Badal dari isim Ma'rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada ayat sebelumnya (orang yang mendustakan lagi durhaka) makna yang dimaksud adalah pelakunya; dia disifati demikian secara Majaz. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:16)

Ayat 96:17

فَلْيَدْعُ نَادِيَهُۥ

Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), (Al-'Alaq 96:17)

«فليدع ناديه» أي أهل ناديه وهو المجلس ينتدى يتحدث فيه القوم وكان قال للنبي صلى الله عليه وسلم لما انتهره حيث نهاه عن الصلاة: لقد علمت ما بها رجل أكثر ناديا مني لأملأنَّ عليك هذا الوادي إن شئت خيلا جردا ورجالا مردا.

(Maka biarlah dia memanggil golongannya) yakni teman-teman senadinya; Nadi adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara. Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia mencegahnya dari melakukan salat, "Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku. Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah ini." (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:17)

Ayat 96:18

سَنَدْعُ ٱلزَّبَانِيَةَ

kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah, (Al-'Alaq 96:18)

(سندع الزبانية) الملائكة الغلاظ الشداد لإهلاكه كما في الحديث "" لو دعا ناديه لأخذته الزبانية عيانا "".

(Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah) mereka adalah malaikat-malaikat yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk membinasakannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis, yaitu, "Seandainya dia benar-benar memanggil golongan senadinya, niscaya dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah secara terang-terangan." (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:18)

Ayat 96:19

كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَٱسْجُدْ وَٱقْتَرِب ۩

sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada
Tuhan). (Al-'Alaq 96:19)

«كلا» ردع له «لا تطعه» يا محمد في ترك الصلاة «واسجد» صلِّ لله «واقترب» منه بطاعته.

(Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan baginya (janganlah kamu patuhi dia) hai Muhammad untuk meninggalkan salat (dan sujudlah) maksudnya salatlah demi karena Allah (dan mendekatlah) kepada-Nya dengan melalui amal ketaatan. (Tafsir Al-Jalalain, Al-'Alaq 96:19)