Ayat yang berhubungan dengan Ibnu Ummi Maktum: 80:1, 80:2, 80:3, 80:4, 80:5, 80:6, 80:7, 80:8, 80:9, 80:10
Ayat 1
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, ('Abasa 80:1)
«عبس» النبي: كلح وجهه «وتولى» أعرضَ لأجل:
(Dia telah bermuka masam) yakni Nabi Muhammad telah bermuka masam (dan berpaling) yaitu memalingkan mukanya karena, (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:1)
Ayat 2
أَن جَآءَهُ ٱلْأَعْمَىٰ
karena telah datang seorang buta kepadanya. ('Abasa 80:2)
(أن
جاءه الأعمى) عبد الله بن أم مكتوم فقطعه عما هو مشغول به ممن يرجو إسلامه
من أشراف قريش الذين هو حريص على إسلامهم، ولم يدر الأعمى أنه مشغول بذلك
فناداه: علمني مما علمك الله، فانصرف النبي صلى الله عليه وسلم إلى بيته
فعوتب في ذلك بما نزل في هذه السورة، فكان بعد ذلك يقول له إذا جاء: ""
مرحبا بمن عاتبني فيه ربي "" ويبسط له رداءه.
(telah datang seorang buta kepadanya) yaitu Abdullah bin Umi Maktum. Nabi saw. tidak melayaninya karena pada saat itu ia sedang sibuk menghadapi orang-orang yang diharapkan untuk dapat masuk Islam, mereka terdiri dari orang-orang terhormat kabilah Quraisy, dan ia sangat menginginkan mereka masuk Islam. Sedangkan orang yang buta itu atau Abdullah bin Umi Maktum tidak mengetahui kesibukan Nabi saw. pada waktu itu, karena ia buta. Maka Abdullah bin Umi Maktum langsung menghadap dan berseru, "Ajarkanlah kepadaku apa-apa yang telah Allah ajarkan kepadamu." Akan tetapi Nabi saw. pergi berpaling darinya menuju ke rumah, maka turunlah wahyu yang menegur sikapnya itu, yaitu sebagaimana yang disebutkan dalam surat ini. Nabi saw. setelah itu, apabila datang Abdullah bin Umi Maktum berkunjung kepadanya, beliau selalu mengatakan, "Selamat datang orang yang menyebabkan Rabbku menegurku karenanya," lalu beliau menghamparkan kain serbannya sebagai tempat duduk Abdullah bin Umi Maktum. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:2)
Ayat 3
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓ
Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), ('Abasa 80:3)
«وما يُدريك» يعلمك «لعله يزكى» فيه إدغام التاء في الأصل في الزاي، أي يتطهر من الذنوب بما يسمع منك.
(Tahukah kamu) artinya, mengertikah kamu (barangkali ia ingin membersihkan dirinya) dari dosa-dosa setelah mendengar dari kamu; lafal Yazzakkaa bentuk asalnya adalah Yatazakkaa, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Za sehingga jadilah Yazzakkaa. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:3)
Ayat 4
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓ
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? ('Abasa 80:4)
«أو يذكَّر» فيه إدغام التاء في الأصل في الذال أي يتعظ «فتنفعُه الذكرى» العظة المسموعة منك وفي قراءة بنصب تنفعه جواب الترجي.
(Atau dia ingin mendapatkan pelajaran) lafal Yadzdzakkaru bentuk asalnya adalah Yatadzakkaru, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Dzal sehingga jadilah Yadzdzakkaru, artinya mengambil pelajaran dan nasihat (lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya) atau nasihat yang telah didengarnya dari kamu bermanfaat bagi dirinya. Menurut suatu qiraat lafal Fatanfa'ahu dibaca Fatanfa'uhu, yaitu dibaca Nashab karena menjadi Jawab dari Tarajji atau lafal La'allahuu tadi. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:4)
Ayat 5
أَمَّا مَنِ ٱسْتَغْنَىٰ
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, ('Abasa 80:5)
«أما من استغنى» بالمال.
(Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup) karena memiliki harta. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:5)
Ayat 6
فَأَنتَ لَهُۥ تَصَدَّىٰ
maka kamu melayaninya. ('Abasa 80:6)
«فأنت له تصدى» وفي قراءة بتشديد الصاد بإدغام التاء الثانية في الأصل فيها: تقبل وتتعرض.
(Maka kamu melayaninya) atau menerima dan mengajukan tawaranmu; menurut suatu qiraat lafal Tashaddaa dibaca Tashshaddaa yang bentuk asalnya adalah Tatashaddaa, kemudian huruf Ta kedua diidgamkan kepada huruf Shad, sehingga jadilah Tashshaddaa. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:6)
Ayat 7
وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ
Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). ('Abasa 80:7)
«وما عليك ألا يزكى» يؤمن.
(Padahal tidak ada celaan atasmu kalau dia tidak membersihkan diri) yakni orang yang serba berkecukupan itu tidak beriman. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:7)
Ayat 8
وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَىٰ
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), ('Abasa 80:8)
«وأما من جاءك يسعى» حال من فاعل جاء.
(Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera) lafal Yas'aa berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan bagi Fa'il atau subjek yang terkandung di dalam lafal Jaa-a. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:8)
Ayat 9
وَهُوَ يَخْشَىٰ
Sedang ia takut kepada (Allah), ('Abasa 80:9)
«وهو يخشى» الله حال من فاعل يسعى وهو الأعمى.
(Sedangkan ia takut) kepada Allah swt.; lafal Yakhsyaa menjadi Haal dari fa'il yang terdapat di dalam lafal Yas'aa, yang dimaksud adalah si orang buta itu atau Abdullah bin Umi Maktum. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:9)
Ayat 10
فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ
maka kamu mengabaikannya. ('Abasa 80:10)
«فأنت عنه تَلَهَّى» فيه حذف التاء الأخرى في الأصل أي تتشاغل.
(Maka kamu mengabaikannya) artinya, tiada memperhatikannya sama sekali; lafal Talahhaa asalnya Tatalahhaa, kemudian salah satu dari kedua huruf Ta dibuang, sehingga jadilah Talahhaa. (Tafsir Al-Jalalain, 'Abasa 80:10)
No comments:
Post a Comment