Saturday, July 28, 2012

PENDAHULUAN



Segala puji bagi Allah s.w.t. Tuhan semesta alam yang menurunkan barokah dari sisiNya kepada mereka yang Ia sendiri menghendakinya. Limpahan selawat dan salam ke atas penghulu sekelian Nabi dan Rasul, Saiyyidina Muhammad s.a.w. yang menjadi bukti kewujudan barakah di dalam kehidupannya, juga ke atas keluarga dan para sahabat dan seluruh pengikutnya yang mempersaksikan dan menimba barakah dari sisinya.

Kita bersyukur kepada Allah s.w.t. yang telah melimpahkan rahmat dan memberikan nikmat yang tiada terhingga bagi kita sehingga dapat mendalami ilmu-ilmu Allah s.w.t. yang berabad-abad lamanya telah diwarisi oleh para ulama, wali-wali dan orang-orang saleh sehingga kita dapat mengamalkannya dalam rangka kita meningkatkan tahap pengabdian kita terhadap Allah swt.

Dalam setiap era kemodernan, kehidupan manusia sentiasa berkembang ke arah kesempurnaan, sehingga terwujudlah adat-istiadat, pengetahuan, budaya, moral, kepercayaan, aturan kemasyarakatan, pendidikan, undang-undang dan pemerintahan. Dalam perkembangannya, aturan moral ini tetap mengalami pasang surutnya. Namun, setiap kali mengalami masa surutnya, pasti akan muncul insan-insan yang digelar wali-wali Allah yang sentiasa berjuang untuk mengembalikan nilai moral ke tahap yang tertinggi , sehingga nilai-nilai ini diserapi kembali ke dalam jiwa manusia.

Perkembangan adat dan nilai akhlak ini terjadi pula di kalangan dunia Islam sejak Allah s.w.t. telah menjelaskan bahwa Nabi saw mempunyai moral yang paling sempurna . Nabi s.aw. pun mengenalkan dirinya sebagai utusan yang akan menyempurnakan keperibadian moral dan akhlak. Justru itu, Allah s.w.t. telah menyeru umat Islam untuk menjadikan RasulNya sebagai insan yang sentiasa dicontohi.
Nabi Muhammad s.a.w. telah berhasil membina sahabat-sahabatnya menjadi manusia-manusia sufi yang boleh dibanggakan di hadapan seluruh umat manusia. Padahal pada waktu sebelumnya mereka adalah manusia-manusia jahiliyah yang berada di tepi jurang neraka. Tentunya keberhasilan beliau itu tidak lain karena bantuan Allah dan bimbingan Baginda s.a.w.

Dalam kehidupan sehariannya Nabi s.a.w. menyeru dan mempamerkan cara hidup yang sederhana, selalu prihatin, berharap penuh keridhaan Allah dan kesenangan di akhirat, dan selalu menjalani kehidupan sufistik dalam segala tingkah laku dan tindakannya.

Kehidupan sufistik ini dilanjutkan oleh generasi tabi'in, tabi' tabi'in dan seterusnya hingga kini. Perjuangan Rasulullah s.a.w. tidak berhenti semasa hidupnya saja, namun segala ilmu-ilmu dan nilai-nilai akhlak Islamiyyah telah diwarisi oleh wali-wali yang sentiasa meneruskan perjuangan Rasulullah s.a.w. seperti yang disifatkan oleh Allah s.w.t. dalam salah satu hadis qudsi yang berbunyi :
"Wali-waliKu berada di bawah kubah-kubahKu. Tidak ada yang mengetahuinya selain Aku".

Maka wujudnya para wali-wali Allah tidak dapat dinafikan dan mereka merupakan para kekasih Allah yang terdapat di seluruh penjuru bumi di mana saja terdapat orang yang beriman. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah mengingatkan hakikat wujudnya para wali serta karamah mereka sebagaimana tercantum dalam kitabnya Fatawa Ibnu Taimiyah :
"Wali Allah adalah orang-orang mukmin yang bertaqwa kepada Allah Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada ketakutan pada diri mereka dan mereka tidak merasa khuwatir. Mereka beriman dan bertaqwa kepada Allah, bertaqwa dalam pengertian mentaati firman-firmanNya, penciptaanNya, izinNya, dan kehendakNya yang termasuk dalam ruang lingkup agama. Semua itu kadang menghasilkan berbagai karamah pada diri mereka sebagai hujjah dalam agama dan bagi kaum muslimin, tapi karamah tersebut tidak akan pernah ada kecuali dengan menjalankan syari'at yang dibawa Rasulullah s.a.w."

Kedudukan wali hanya dapat diberikan kepada orang-orang yang telah nyata ketaqwaannya. Sementara orang yang nyata telah melanggar syari'ah tidak dapat diberikan kedudukan yang mulia ini
Sayangnya, di kalangan manusia, ada orang yang mengaku bahwa dirinya adalah wali dan memperoleh karamah dari Allah, padahal dalam kehidupannya sehari-hari mereka tidak melaksanakan syariat Islam dengan baik sehingga mustahil bagi Allah untuk memberikan derajat ‘wali' kepada orang seperti ini.

Yang perlu diwaspadai juga, syaitan pun dapat membantu manusia untuk mewujudkan keajaiban-keajaiban di mata manusia. Itulah yang dinamakan sihir. Syaitan pun berupaya membantu seseorang menghilang dirinya dari pandangan orang lain, dan juga memberi maklumat kejadian yang akan datang. Dan inilah yang sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak beriman untuk menipu manusia.

Maka, sangatlah penting bagi umat Islam mengetahui juga akan perkara-perkara luar biasa yang wujud di alam ini supaya dapat membedakan antara yang hak dan yang batil. Para wali-wali Allah juga diberi karunia yang luar biasa dikenali sebagai Karamah. Karamah adalah sesuatu pemberian Allah swt yang sifatnya seakan-akan dengan mukjizat para nabi dan rasul,yaitu kemampuan melakukan hal-hal yang luar biasa yang diberikan kepada orang-orang yang dikasihiNya yang dikenal sebagai wali Allah.

Mudahan-mudahan dengan penjelasan pengetahuan tentang wali-wali Allah dan karamah mereka ini, pintu keberkahan para wali-wali Allah akan terbuka bagi kita, sehingga kita dapat meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Yang Maha Pencipta.

No comments:

Post a Comment